"Vinka," panggil seseorang dari arah belakang.
Vinka membalikan badanya menoleh ke arah belakang. Gustav. Cowok yang pagi ini mengenakan jaket jeans berwarna hitam dengan beberapa bed yang tidak Vinka ketahui apa sambil menggendong tas punggung di pundak kirinya. Dia mendekat ke arah Vinka.
"Gimana jawabanya?" tanya Gustav.
"Iya," jawab Vinka cepat.
"Apa? Beneran? Lo mau balikan sama gue?" tanya Gustav memastikan pendengaranya tidak salah.
"Iya," ulang Vinka. Ekspresinya terlihat biasa saja dan tidak terlalu antusias. Ia sama sekali tidak memikirkan tentang jawabanya itu. Ia hanya ingin menjawab iya untuk Gustav, entahlah karena apa.
Gustav tersenyum puas setelah mendengar jawaban Vinka. "Nanti pulang sekolah aku anter ya?"
Vinka mengangguk menandakan bahwa ia mau. "Yaudah , aku ke kelas dulu ya?"
"Semangat ya belajarnya!"
Vinka hanya mengangguk lalu berjalan menuju ke kelasnya yang berada di lantai dua.
Di tangga yang sama lagi Vinka bertemu Yoga dan Ben. Kali ini mereka hanya berdua. Vinka menghentikan langkahnya dan menatap kakak kelasnya itu diam.
"Wihhh.... Balikan sama ketua OSIS?" tanya Ben dengan senyuman miring di wajahnya.
Vinka hanya diam dan menatap malas ke Yoga dan Ben.
"Cari popularitas lagi lo dengan macarin ketua OSIS?" tanya Ben.
"Emang bego si Gustav, mau-maunya sama cewek kayak gini," timpal Yoga.
"Udah?" tanya Vinka.
"Udah komentarnya?" tanya Vinka lagi sinis.
"Satu hal lagi," kata Yoga.
Vinka hanya diam menanti Yoga mengatakan komentar terakhir yang akan dia katakan.
"Elo! Emang cewek murahan!" kata Yoga penuh penekanan di setiap katanya.
Vinka tersenyum miring dengan sinis. "Iya gue murahan, puas?!" sahut Vinka santai.
"Dan satu dari gue!" ujar Vinka. Telunjuknya teracung ke arah Yoga dan Ben.
"Ngejudge sama ngaca, itu sama-sama butuh kaca! Kalian udah ngaca belum pagi ini? Udah liat diri kalian sendiri? Ngerasa udah jadi orang paling bener ya?" seloroh Vinka.
"Anjing!" pekik Yoga.
"Permisi!!" kata Vinka dengan sedikit penekanan lalu berjalan menerobos Yoga dan Ben.
***
"Nungguin Gustav kan Vin?" tanya Nika pada Vinka yang tengah berdiri di depan gerbang.
"Iya," jawab Vinka.
"Vinka, gue yakin kalo Gustav itu cowok baik-baik dan gue liat dia serius sama lo daridulu. Gue dukung lo sama dia Vin, gue harap lo gak main-main sama dia kali ini." ucap Mita serius dan hanya dibalas dengan tatapan diam dari Vinka.
"Yaudah gue duluan, daa."
Mita dan Nika pun pergi. Mereka memang selalu pulang bersama karna arah rumah mereka yang searah.
Tinggalah Vinka berdiri di sana sendiri menunggu Gustav yang nyatanya sangat lama.
"Eh anak-anak Common mau tawuran di gedung tua," ucap seorang anak perempuan yang berada tidak jauh dari Vinka dan tanpa sengaja Vinka mendengar ucapan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth About You (END)
Teen FictionVinka merupakan salah satu siswi di SMA Pandhawa yang memiliki dua image berbeda. Pertama,image buruknya sebagai cewek yang selalu gonta-ganti pacar dan hampir semua cowok most wanted sekolah sudah menyandang status sebagai mantanya. Dan yang kedua...