Baikan

870 55 0
                                    

"Ini semua gara-gara lo Put!" celetuk Vinka pada Putra yang tengah hormat pada bendera. Sialnya, ia pun melakukan hal yang sama seperti Putra.

"Ngapa jadi gue sih Vin?!" protes Putra tidak terima.

"Ya pokoknya elo yang salah! Lo lupa kata Nika kalo cewek selalu benar?"

"Mati aja gue Vin kalo semua cewek kayak Nika!"

Cahaya matahari tidak terlalu terik, namun tetap saja yang namanya dihukum karna terlambat sangatlah melelahkan.
Pagi ini Vinka meminta bantuan Putra untuk menjemputnya karna sekarang Kenzo ada acara perpisahan di sekolahannya. Sedangkan supir Vinka sedang kurang enak badan, daripada terjadi apa-apa Vinka meminta bantuan Putra yang rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah Vinka. Apesnya, saat sampai di tengah jalan motor Putra mogok. Jadilah mereka mendorong motor Putra.

"Tau gitu gue tadi jalan kaki aja." gerutu Vinka masih tidak terima karna dihukum.

"Sialan buntut bekicot, udah untung gue jemput. Tadi kan lo bilang lagi males jalan kaki!"

"Ya emang. Tapi kalo tau motor lo bakal mogok gue mending jalan kaki lah lewat jalan tikus."

"Bodoamat Vin bodoamat!"

"Put," panggil Vinka.

"Apaan?" seloroh Putra yang masih kesal.

"Makasih ya udah dijemput,"

"Sadar lo? Setan mana tadi yang lewat?"

"Ya walaupun di jalan tadi motor lo mogok, tapi tetep aja gue harus berterimakasih."

"Ya harus lah."

Vinka hanya diam.

"Put," panggil Vinka setelah cukup lama saling diam.

"Hmm,"

"Gue capek." kata Vinka.

"Eh lo jangan pingsan Vin, terakhir kali gue gendong lo ke UKS malemnya langsung pijit gue." kata Putra meledek.

"Jahat."

"Abisnya lo kecil-kecil berat tau gak?"

Vinka hanya diam.

Vinka menurunkan tangannya karna kelelahan. Satu jam pelajaran rasanya sangat lama bagi Vinka. Ia baru melewati 15 menit dari masa hukumannya.

"Lo kenapa Vin?" tanya Putra yang juga menurunkan tangannya.

"Gue capek Put," jawab Vinka.

Putra mendekat mengelap keringat yang mengalir di dahi Vinka dengan tangannya.

"Istirahat dulu deh, daripada ntar lo pingsan." kata Putra. Ia ingat yang pernah Nika katakan dulu kalau Vinka merasa takut, kaget, ataupun kelelahan ia akan pingsan.

"Nanti dimarahin,"

"Udah gapapa," kata Putra lalu membantu Vinka ke tempat yang lebih teduh.

"Lo disini aja." kata Putra.

"Wihh temen sekelas juga diembat sekarang?" ujar seorang anak laki-laki yang tiba-tiba muncul. Yoga.

Vinka dan Putra menoleh ke arah sumber suara.

"Gausah di dengerin Vin," kata Putra.

Vinka mengangguk lalu Putra kembali ke bawah tiang bendera dan hormat.

"Kenapa lo cewek murahan?" tanya Yoga.

Vinka hanya diam tak mau menatap Yoga. Ia melihat ke arah Putra.

"Dasar lemah!" cetus Yoga lagi.

Vinka tetap diam.

Yoga tak kunjung pergi. Cowok itu malah duduk di sebelah Vinka dan terus menatap Vinka.

The Truth About You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang