Jam menunjukkan pukul 11.00. Sejak tadi pagi tidak ada guru yang memasuki kelas karna semua guru tengah sibuk rapat sekaligus pemindahtanganan jabatan kepada kepala sekolah yang baru di SMA Pandhawa.
Hari ini adalah hari pertama semester dua akan dimulai. Setelah melalui libur panjang kini mereka kembali masuk dan tentunya akan membuat mereka lebih sibuk lagi dari semester sebelumnya, seperti akan diadakannya jam tambahan bagi murid kelas dua belas yang beberapa bulan lagi akan menghadapi ujian nasional.Suasana kelas Vinka?
Tidak perlu ditanya lagi. Sudah pasti seperti pasar."Meru, lo tadi dicariin bu Hana, buruan samperin." ucap Nika mengingatkan.
"Aelah Nik, bentaran dulu napa sih. Kita nikmatin dulu, guru-guru masih sibuk ngurusin kepsek baru. Lagian ini baru hari pertama masuk tu harusnya buat kangen-kangenan sama temen-temen. Lah ini bu Hana udah nyariin gue aja, ga sabaran banget ketemu gue." sahut Meru.
"Laknat lo! Pokoknya kalo lo dimarahin, lo tanggung sendiri."
"Buruan Mer, siapa tau penting kan," sahut Vinka.
"Iya-iya." ujar Meru lalu bubar dari kelompoknya yang sedari tadi tertawa tidak jelas entah membahas apa bersama teman-temannya yang lain.
Tidak berselang lama tiba-tiba Meru kembali ke kelas sambil berlari dan berhenti di depan meja Vinka dengan nafas ngos-ngos an.
"VIIIIINNNNNN!!!!!"
Meru bnar-benar berhasil membuat Vinka dan teman-temannya terkejut dan heran karna teriakan Meru yang histeris.
"Apaan sih Mer? Heboh banget," tanya Vinka.
Meru yang ngos-ngos an belum bisa menjawab. Rasanya nafasnya habis sekarang.
"Eh! Lo ngapa sih?!" ujar Dena.
"Parah sih Vin, sekolah kita sekarang jadi horor lagi." tutur Meru disela sela nafasnya yang ngos-ngos an.
"Maksud lo?" tanya Vinka.
"Maksud lo horor apa Mer? Ada yang bunuh diri di sekolah terus arwahnya gentayangan kayak film horor yang gue tonton semalem?" sahut Sava.
"Bukan!" jawab Meru.
"Trus kenapa?" tanya Vinka.
"Common aktif lagi, noh si Ben sama temennya si Eksal lagi ngebully adek kelas. Sinting tuh anak! Cuman gara-gara ngelirik di kantin Vin, kan parah. Emangnya mereka kira kita punya mata buat apaan?!" jelas Meru yang merasa ikut esmosi. Namun, ia bukan tipe anak yang mau ikut campur dengan masalah-masalah seperti itu jadi ia memilih untuk menjadi penonton saja.
"Beneran aktif? Atau mereka cuman iseng aja? Mereka kan emang iseng Mer," tanya Vinka memastikan.
"Enggak Vin, mereka bawa nama Common lagi." yakin Meru.
"Jangan-jangan Yoga berubah pikiran Vin? Liburan dua minggu bikin otak dia balik kayak dulu lagi kali," tanya Mita.
Vinka tak menjawab, ia langsung beranjak dari bangkunya dan berjalan cepat keluar dari kelas.
***
"Maksud lo apaan sih Yog?" tanya Vinka pada Yoga. Ia menghampiri Yoga yang tengah berada di kelas.
"Gue tau lo pasti dateng ke sini Vin," kata Yoga tenang.
"Kenapa lo aktifin Common lagi?!"
"Bukan gue."
"Bukan elo? Common gak mungkin aktif lagi kalo gak ada yang aktifin mereka Yog. Dan disini yang bisa aktifin Common cuman elo!" desak Vinka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth About You (END)
Dla nastolatkówVinka merupakan salah satu siswi di SMA Pandhawa yang memiliki dua image berbeda. Pertama,image buruknya sebagai cewek yang selalu gonta-ganti pacar dan hampir semua cowok most wanted sekolah sudah menyandang status sebagai mantanya. Dan yang kedua...