LHC 25 : Alergi

6.6K 899 72
                                    

Jimin main lagi sama Jihoon. Tapi kali ini mainnya di halaman belakang. Alesannya Seokjin nitipin Jimin disana soalnya dirumah sepi dan Seokjin ada mentoring di sekolah lamanya.

"Perawat Chim, tolong pasien ini. Namanya Iron Man, sakit jantung kronis. Tolong dirawat ya~ aku mau operasi dia besok"

"Siap dokter Hoon. Chim bawa pasiennya. Ngiung~ ngiung~"

Sandeul sendiri sedang membersihkan counter dapurnya. Sekali dua kali dia terkikik mendengar celotehan aneh dua anak kecil itu.

"Jihoon, Jimin lapar :(" Jimin memegangi perutnya. Jihoon menggerakkan telinga beruangnya senang. "Tunggu! Jihoon ada kue kacang" Jihoon melempar boneka beruangnya dan segera berlari ke ruang tamu.

"Tadaaa~"

"Wah! Coklat! Jimin suka manis. Ayo makan bersama!"

Jimin memakan kue dengan lahap. Sama seperti Jihoon. 5 menit kemudian, wajah mereka sudah belepotan dengan remah kue manis tersebut.

"Ini susunya~ Jimin yang putih. Jihoon yang coklat" ujar Sandeul. "Cha! Saat kalian sudah meminum susu kalian, kalian harus tidur" tambahnya. Mereka berdua mengangguk patuh sambil meminum susu mereka.

.

Sore harinya

Sandeul menyerahkan Jimin yang tertidur pulas kepada Seokjin. "Ah maaf ya. Apa Jimin nakal atau merepotkanmu?" tanyanya sambil menggendong Jimin ala koala. Dipunggung Seokjin masih ada tas hitam yang menempel.

"Ah tidak tidak. Jimin anak baik. Sangat baik. Dia menurut kok" jujur Sandeul. Seokjin tersenyum lalu pamit undur diri.

#Mansion

Seokjin memasukin Mansionnya dengan Jimin yang masih do gendongannya. Saat dia hendak membuka pintu, Jimin menggeliat.

"Hyung?" tanyanya. Seokjin berdehem sambil melihat pucuk kepala Jimin. "Jimin... Susah bernafas hyungkh" Seokjin buru-buru berjongkok sambil melihat wajah Jimin.

"Jimin katakan. Apa yang kau rasakan?!" Seokjin mendadak panik. Jimin tidak menjawab, dia sibuk menarik nafas sebanyak-banyaknya. Seolah nafas di dunia ini makin menipis.

"Jimin!! Jimin dengar hyung tidak?!" Seokjin menepuk pelan pipi Jimin. Tapi tidak berespon. Telinga kucingnya melemas, ekornya bergerak pelan. Tak selincah biasanya.

Tanpa memikirkan apapun, Seokjin segera membawa Jimin ke tempat Mingyu untuk diperiksa.

.

.

.

"Jimin sepertinya alergi sesuatu Seokjin-ssi"

"Alergi?"

Mingyu melepas stetoskopnya. Dia menghampiri Seokjin yang tengah duduk di kursi dekat meja kerjanya.

"Mungkin pengaruh lingkungan, makanan dan bisa jadi ada bakteri" jelasnya. Seokjin mengangguk pelan, "Lalu Jimin? Sudah baikan?"

"Untuk sementara, tolong perhatikan hal hal disekitarnya kalau terjadi seperti tadi. Dan yap, Jimin baik baik saja. Dia sudah tertidur karena efek obat yang aku suntikkan"

Akhirnya, Seokjin pulang dengan Jimin yang ada di gendongannya. Sedikit -banyak- kaget juga dia melihat Jimin seperti tadi.

Ah semoga tidak terjadi lagi --Seokjin


Ini udah panjang belums? '-'

'꩖͜͡⚘࿆ํ Little Hybrid ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang