LHC 00 : Prologue

20.7K 1.4K 64
                                    

Siang ini, Seokjin sudah mengemudikan mobilnya menuju kediaman teman seperjurusannya. Tangan besarnya memutar stir mobil dengan santai. Tak lupa lagu kesukaannya bergema di mobilnya. Lampu lalu lintas menunjukkan warna merahnya. Seokjin memberhentikan mobilnya pelan. Kepalanya sesekali mengangguk mengikuti irama.

Drrrt!

Ponselnya bergetar. Ada sebuah pesan. Seokjin mengambil ponselnya dan membuka pesan itu.

Namjoon Kim
Hyung aku tidak pulang malam ini. Ada projek dari dosen

Seokjin membalas seadanya. Sendirian lagi di mansion. Batinnya. Lampu merah berubah hijau. Seokjin mendorong tuas giginya dan menjalan mobilnya dengan kecepatan sedang.

ヽ('▽`)/

T

ing Tong!

Seokjin menekan bel rumah temannya. Terdengar teriakan sayup-sayup sang teman yang menyuruhnya untuk tunggu sebentar. Sambil menunggu, Seokjin mengetuk-ngetukkan ujung sepatunya pada lantai.

Ceklek!

"Maaf lama. Ayo masuk" si teman mempersilahkan Seokjin untuk masuk. Sandeul membawanya ke ruang tamu yang bersebelahan dengan ruang santai. "Ini dia pesananmu. Oh ya. Selamat ya untuk sidangnya"

Mereka berdua duduk disofa dengan posisi berhadapan. "Terima kasih Sandeul. Omong-omong itu masih dua bulan lagi tau" Seokjin membuka kotak sedang itu. Dia tersenyum senang saat tau jam pesanannya sudah datang.

"Sandeul hyungie~? Jihoon mau susu"

Seokjin menoleh cepat. Loh? Sejak kapan ada makhluk abstrak itu dirumah Sandeul? Pikirnya.

"Tunggu sebentar ya Jinah. Aku akan kembali" Seokjin mengangguk lalu diam-diam memandangi sosok manusia bertelinga beruang? Atau dia jelmaan beruang? Atau--

"Jinah!! Kau melamun" Seokjin menggelengkan kepalanya pelan. Dia mengedipkan matanya lalu menatap Sandeul. "Sejak kapan kau pelihara makhluk astral itu?"

Sandeul memutar matanya malas, "Itu Hybrid kalau mau tau. Dan yeah, aku baru merawatnya sekitar sebulan yang lalu" jawabnya sambil menunjuk ke arah kanan. Dimana hybridnya sedang duduk menonton TV dengan susu dot dimulutnya.

"Dia terlihat seperti anak SMP" ujarnya sambil melihat punggung hybrid beruang yang sedang bergoyang ke kanan dan kiri mengikuti irama lagu soundtrack Pororo. "Dan usia hewannya baru 2 tahun"

"Dua tahun sebesar itu?!" kaget Seokjin. Sandeul memutar bola matanya malas, "Please, meskipun tubuhnya manusia, tapi dia mengikuti alur pertumbuhan hewan. Jadi wajar saja" jelasnya. Seokjin mengangguk paham. Lucu juga. Pikirnya.

"Kenapa tidak merawat hybrid?"

"Ha?"

Sandeul bersandar pada sandaran sofa, "Kau sering kesepian kan karena teman-temanmu jarang ada di Mansion. Kenapa tidak rawat satu sepertiku?" tanyanya. Seokjin memasukkan kotak jam tangannya ke tas gendongnya.

"Aku tak tau cara merawatnya. Kau tau kan aku saja tidak pernah pelihara hewan" jelasnya. Sandeul terkekeh pelan, "Merawat hybrid lebih mudah daripada merawat hewan peliharaan" balasnya.

Seokjin menautkan alisnya bingung. "Begitukah?" tanyanya. Sandeul mengangguk. "Mau coba lihat? Aku ada kenalan. Dia pemilik toko hybrid" ajaknya. Seokjin mengangguk pelan. "Tunggu! Lalu bagaimana dengan dia?" Seokjin menunjuk Jihoon yang tengah terpaku pada Pororonya.

"Jihoon-ah! Hyung pergi sebentar ya? Jangan kemana-mana ok?" Sandeul berkata dengan suara yang agak keras. Mengingat Jihoon sedang sibuk dengan dunianya. "Iya~ Jihoon disini. Jihoon tidak kemana- wahahaha Pororo dia yang kentut!"

Sandeul menatap Seokjin dengan ekspresi lihat-kan-?-Dia-lugu-sekali. Seokjin sendiri hanya berdecih dan menggendong tas gendongnya.

#Mingyu's Hybrid

Kring~

"Oy Gyu!" Sandeul menyapa si pemilik toko dengan santai. Si pemilik yang baru keluar ruangan Hybrid mengangkat tangannya. "Oit! Temanmu hyung?" tanya Mingyu. Sandeul mengangguk.

"Kenalkan Seokjin ini Mingyu dan Mingyu ini Seokjin. Seokjin seumuran denganku" Mingyu membungkuk ramah lalu dibalas Seokjin setelahnya. "Ada yang bisa Mingyu's Hybrid bantu?" tawarnya jenaka.

Mereka tertawa pelan, "Begini Mingyu, temanku ini tidak pernah merawat hewan peliharaan. Tapi dia tertarik merawat hybrid" jelas Sandeul sambil menunjuk sopan Seokjin yang tengah melihat dekorasi toko bercat abu-abu itu.

"Hyung mau umur berapa?" tanya Mingyu. Seokjin menoleh dan menaikan kedua alisnya bingung. "Ha? Maksudnya?" tanyanya bingung. "Hyung bisa memilih umur mereka. Yah Kisaran bayi sampai umur 3 tahun kalau disini" jelasnya.

Seokjin berpikir. Otaknya mensugestikan bahwa merawat mereka sejak bayi pasti seru. Dia mengangguk-anggukkan kepalanya pelan. "Boleh aku lihat yang bayi?" tanyanya. Mingyu mengangguk. "Ayo ikut aku hyung"

ヽ('▽`)/

Ceklek!

"Hanya ada 5 yang baru lahir. Mereka ini sudah berusia diatas 3 bulan" jelas Mingyu sambil membukakan pintu untuk Seokjin. Diruangan itu. Ada sebuah kaca pembatas berbentuk lingkaran dengan kasur empuk dan juga bayi-bayi hybrid lucu tidur disana.

Seokjin mendekat pelan. Pandangannya jatuh pada sosok berambut pirang yang tidur dengan posisi melingkar. "Dia lucu" gumamnya. Mingyu mengikuti arah pandangan Seokjin, "Dia baru genap 3 bulan loh hyung"

"Baru genap?" kagetnya. Mingyu mengangguk. Dia berjongkok dia bersandar dikacanya. "Kucing. Taehyung suka kucing" setelahnya dia terkekeh pelan. Suara kekehan itu membangunkan si Hybrid kucing menggemaskan itu.

Matanya birunya berkedip bingung. Dia merangkak mendekati Seokjin. Dia memegang kaca pembatas dan menggunakan lututnya untuk berdiri setengah badan. "Aw lucunya!" Seokjin gemas sendiri.

Dia masih memandang heran Seokjin. "Ah!" Seokjin mengeluarkan lolipop dari tasnya. Dia membuka bungkusnya dan menyodorkannya pada si kucing itu, "Ini. Mau?" tawarnya. Ekor panjangnya bergerak pelan.

"Ini manis" tambahnya sambil menjilat lolipopnya untuk membuktikan bahwa itu benar-benar manis. Si kucing memegang lengan Seokjin dengan kedua tangan kecilnya dan kepala blondenya mendekati permen bundar bercorak merah itu.

Telinganya menegang senang saat jilatan pertama pada permen lolipop. Selebihnya dia menjilat permen itu semangat. "Apa tak apa memberikan bayi kucing ini permen?" tanya Sandeul.

"Tidak apa-apa. Dia sudah bisa diberi makan seperti manusia. Asalkan tidak jangan terlalu berat seperti Kopi dan Soda" jelasnya. Seokjin mengangguk dengan si kucing yang masih menjilat permennya.

"Mingyu-ssi"

"Iya?"

"Aku ingin hybrid ini" Sandeul tersenyum melihat Seokjin tengah mengusap pucuk kepala si kucing. "Mari urus suratnya"

.

.

.

.

.

.

.
END -Prolog-

'꩖͜͡⚘࿆ํ Little Hybrid ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang