Jimin memeriksa adik-adik kelasnya yang sudah berbaris rapi dengan sapu tangan berwarna kelompok masing-masing yang diikatkan di lengan.
"Satu, dua, ... , sepuluh. Loh, mana satu anggota kalian kelompok kuning?" tanya Jimin. Seorang perempuan mengangkat tangannya, "A-Anu sunbae, itu... Satu anggota kami sakit. Dia sudah mengirim surat izin pada pihak sekolah" cicitnya pelan. Jimin mengangguk pelan.
"Jangan tegang gitu. Jimin tidak gigit kok ehehehe, tenang ya?" katanya. Lalu dia kembali berdiri dibaris depan bersama jajaran osis lainnya. "Dengar!! Ini hutan termasuk keramat!" kata Jaebum.
"Saya harap, semua tindakan kalian, perbuatan kalian atau bahkan pikiran kalian tolong diperhatikan. Jangan biarkan teman kalian melamun. Sebisa mungkin lindungi diri kalian dan kelompok kalian! Paham?!"
"SIAP SUNBAE PAHAM!"
"Sekarang, perwakilan setiap ketua. Ambil kertas ini dan nama yang tertera disana adalah nama Sunbae yang akan mengurus kalian" katanya. Setiap orang dari kelompok itu mulai maju. Dan doa mereka sama, mereka ingin Jimin agar menjadi pengurus mereka.
***
"Sunbae terima kasih mau jadi pengurus kita"
"Eey, terima kasihnya sama ketua kalian dong. Karena ketua kalian kan Jimin disini"
"Haechan terima kasiiiiih!"
Jimin tertawa geli. Pada akhirnya, Jimin menjadi pengurus kelompok kuning yang kekurangan anggota mereka. Sekarang mereka berjalan menuju sebuah paviliun dekat villa.
Satu paviliun memuat 3 kelompok. Disana ada sekitar 4 paviliun. 3 untuk tempat menginap dan satu untuk briefing. Paviliun ini modelnya seperti rumah panggung. Hanya saja, tidak berpintu, berjendela dan berkamar. Seperti saung di tengah sawah.
"Kuning, kita tidur di sisi kiri saja ya?" kata Jimin. Mereka mengangguk. Selagi Jimin merapikan barang mereka di bawah, mereka bersepuluh berdiskusi. "Lami sama Hina tidur di dalam ya bareng Jimin sunbae sama Haechan" kata Jisung lucu.
"Kalian sendiri?" tanya Lami. "Aku, Chenle, Renjun dan yang lain tidur dekat tangga paviliun" jawab Jisung santai. "Kalian bisa terguling loh"
"Jangan khawatir Hina, kita punya si gendut dari Thailand ini. Iya kan Chompoo?" Chenle meledek si murid pindahan kemarin. Chompoo memutar matanya malas. Sebenarnya Chompoo tidak begitu gendut, hanya berisi saja.
#Sementara itu...
Jungkook menunduk dihadapan hyungnya yang duduk berkumpul di ruang tamu.
"Ini, kau meminta restu?" tanya Namjoon bingung. Jungkook mengangguk. "Hyung, dulu aku menyayanginya sebagai adik. Tapi setelah kejadian itu, aku mulai menyayanginya sebagai seorang pria"
"Izinkan aku kumohon!" katanya sambil nembungkuk. Yoongi beranjak dari sofanya, "Yoongi!" teriak Seokjin.
"Lakukan semaumu Jeon. Tapi kalau Jimin tersakiti lagi, urusanmu denganku akan berat"
"Maksudnya hyung s-setuju?!"
"Yaaa... Mau bagaimana lagi, Yang Mulia Yoongi Tongue Technology sudah mengeluarkan ultimatumnya. Kita ikut saja" Namjoon terkekeh diakhir kalimat. Jungkook berbinar, "K-Kalian juga mengizinkanku?"
"Yap, dan segala konsekuensi kalau Jimin tersakiti tanggung sendiri"
"Pasti! Pasti hyung!"
Tunggu aku, Jeon Jimin
--Jungkook
KAMU SEDANG MEMBACA
'꩖͜͡⚘࿆ํ Little Hybrid Child
FantasiaA KOOKMIN FANFIC [ COMPLETED ] ✩༘͜͡🌻ᰰ۪۪ Cerita bagaimana pemuda penghuni mansion Bangtan mengasuh adik angkat mereka. Seorang Hybrid kucing menggemaskan yang diberi nama Jimin. [ Start : 11 Mei 2018 ] [ End : 28 September 2018 ]