Jungkook dan ketiga cecunguknya sudah sampai di sebuah Puncak bukit dekat tempat Jimin LDKS.
"Rene lihat Rene!! Ada danau dibawah sana!" Jisoo nampak sangat antusias sambil menunjuk sebuah danau jernih dibawah sana.
Irene memutar matanya malas. Dengan santai dia menyentil kening Jisoo, "Kuharap kau tidak lupa kedatangan kita kesini Soo. Jangan berpikir apa-apa dulu sebelum kita selesai dengan misi kita"
"Rene jahaaaat! Sakit tau" rengek Jisoo sambil mengusap keningnya yang baru saja disentil Irene. Lisa sendiri sedang menunggu pegawai Jungkook membawakan barang pesanannya.
Jungkook?
Ah, pria dewasa itu berjongkok di depan pohon. "Jin hyung aku takut!" bisik Jungkook sambil menelepon kakak tertuanya.
"Hei hei! Teguhkan pendirianmu!! Kau sudah mendapatkan restu dari semua penghuni mansion!"
"B-Bagaimana kalau Jimin menolak? Hyuuuung bantu aku!!" Jungkook membenturkan kepalanya pada batang pohon. Benturannya cukup kuat, hingga Jungkook mengaduh pelan.
Lisa memutar matanya malas. Sedang Irene dan Jisoo kompak menggelengkan kepalanya sambil berdecak.
Sret!
"HOI!"
"Halo? Ah tenang saja. Jungkook aman bersama kami. Akan kami ajari dia cara menjadi lelaki hebat!
"...."
"Uhm! Dadah~"
Pip!
Lisa melempar ponsel Jungkook. Si pemilik ponsel langsung menangkapnya dengan sigap. "Astaga ponselku. Hampir saja" gumam Jungkook.
"Dengar ya, Tuan Arsitek. Bagaimana Jimin mau menerimamu kalau kau saja masih labil dan penakut seperti ini?"
"Aku tidak penakut!"
"Iya kau penakut!"
Hening. Jungkook mengepalkan tangannya. "Aku takut Jimin akan menjauhiku seperti kejadian Taehyung. Melihatnya bersedih saja aku tak kuat. Apalagi melihatnya menangis dan menjauhiku secara terang-terangan"
Jisoo menghampiri Jungkook dan menepuk pelan pundak pria itu sambil mengangguk. "Tenang oppa, dimana ada jalan disitu ada kemauan"
"Terbalik Soo"
"Ssst! Irene diam dulu. Tuan Arsitek, kami pernah bilang kan kalau Jimin menyukaimu?" tanyanya riang. Jungkook terdiam. Jisoo tersenyum, "Percayalah. Jimin akan menerimamu. Aku yakin itu" katanya bijak.
Lisa mengusap sudut matanya mendramatisir. "Jisoo kita sudah besar" kata Lisa. Irene hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Tapi ya, meskipun kau ditolak, Jimin akan tetap berada disampingmu sebagai adik kesayanganmu kok"
Ting~
Jungkook kembali pundung didepan pohon tadi.
Tak!
Tak!
Jisoo berjongkok setelah Lisa dan Irene menyentil kening Jisoo ditempat yang sama. "SAKIT HUEEEE"
"Kau ini baru saja mematahkan semangat dan harapan orang. Siapa yang jahat?" --Lisa
"T-Tapi kan itu hanya pengandaian saja" --Jisoo
"Sebaiknya kau bantu aku. Barangnya akan datang. HOI TUAN ARSITEK AYO BANTU" --Lisa
"Siap~"
Dari menjelang sore sampai malam hari, mereka berempat menghias tempat itu dengan lampu gantung yang Indah, lampion mini, sebuah hiasan hati besar yang menghadap kearah sungai dan buket bunga Mawar.
Mereka juga menbangun tenda yang berjarak 100 meter dari tempat itu.
Tim sukses KookMin, ayo berdoa semoga sukses
--LisaAaamiiin
--IreneSukses!!!
--JisooSip. Menuju Ending~
KAMU SEDANG MEMBACA
'꩖͜͡⚘࿆ํ Little Hybrid Child
FantasyA KOOKMIN FANFIC [ COMPLETED ] ✩༘͜͡🌻ᰰ۪۪ Cerita bagaimana pemuda penghuni mansion Bangtan mengasuh adik angkat mereka. Seorang Hybrid kucing menggemaskan yang diberi nama Jimin. [ Start : 11 Mei 2018 ] [ End : 28 September 2018 ]