LHC 35 : Marah

6.1K 637 54
                                    

Tiga hari setelah kejadian itu Mansion kembali sepi. Yoongi dan Hoseok kembali ke luar kota untuk menyelesaikan urusan mereka yang tertunda. Jungkook dan Namjoon dapat proyek besar.

Seokjin menghadiri sign in novel terbarunya.

Sisa penghuni mansion : Taehyung dan Jimin.

Keadaan suasana : Hening.

Jimin masuk ke kamar Taehyung dan mendapati pemuda senyum kotak itu duduk dikursi kerjanya sambil membaca buku. "Taehyungie hyung~~" sapanya girang.

Dia menghampiri Taehyung dan berdiri disampingnya, "Ayo main! Atau kita jalan-jalan?"

"Tidak" Jimin cemberut mendengar jawaban Taehyung. "Nonton film bagaimana? Mau main lego?"

"Tidak"

"Kenapaaaaa~?" Jimin merengek. Taehyung menggebrak meja dengan kasar sambil berdiri. "Kenapa kau bilang?! Aku harusnya yang tanya begitu!!" bentaknya. Sudah cukup dia menahan rasa kesalnya selama tiga hari ini.

"H-Hyung-"

Taehyung menghampiri Jimin lalu mencengkram kuat-kuat kedua lengan Jimin. "Kenapa harus Yugyeom? Kenapa?!"

"S-sakit hyung hiks..."

"Jawab!!" Taehyung marah. Ini pertama kalinya Jimin melihat orang sehumoris Taehyung marah. "M-Maaf... Jimin sudah minta maaf"

"Maaf dapat mengembalikan semuanya? Tidak Jimin!!" Taehyung menarik dan membanting Jimin keranjang.

Dia sendiri membuka baju dan mengambil sesuatu dilemari. Borgol dan ikat pinggangnya. Dia menaruh itu dimeja kecil dekat tempat tidurnya lalu membalik tubuh Jimin.

"Hyung hiks! Jangan... Maaf hiks" Taehyung mengabaikannya. Dia melucuti celana Jimin hingga bagian bawahnya naked. Dia menarik pinggang Jimin sampai menungging.

PLAK!

"Akh! Sakit... Ampun hyung hiks" Jimin merintih ketika pipi pantatnya dipukul keras oleh Taehyung. "Jimin yang kau lakukan itu salah sayang" ujarnya lembut. Berbanding terbalik dengan perlakuannya.

PLAK!

PLAK!

PLAK!

"Hyung hiks.. I-Iya... Hiks maafkan Jimin" Taehyung masih memukul pipi pantat itu hingga memerah. Jimin sendiri sedari tadi hanya bisa merintih dan memohon ampun dengan tangan kiri meremas sprei dan tangan lainnya memegang tangan Taehyung yang sedang memegang pinggangnya.

Dipukulan ke sepuluh, Taehyung berhenti. Jimin menangis sesegukan sambil berusaha mengambil nafas. Lelah karena berteriak dan memohon ampun. Taehyung tersenyum.

"Tanganku lelah juga memukulmu Jimin" Jimin agak lega mendengarnya. Tapi dirinya kembali menjerit saat jari panjang Taehyung masuk tanpa penetrasi apapun.

Jimin mengangkat kepalanya terkejut dan Taehyung langsung menarik helaian pirang itu. Dalam sekali tarik, posisi menungging Jimin berubah menjadi berlutut dengan Taehyung dibelakangnya.

"Jimin jangan menangis terus sayang. Nanti sembab loh matamu"

"Hiks, hiks! Ampun hyunghh hiks sakit" rintihnya. Tangan Taehyung yang menarik rambut Jimin pindah ke rahangnya. Memutar pelan wajah Jimin dan mempertemukan bibir mereka. "Kau cantik. Aku suka"

Taehyung melahap pelan bibir berisi itu penuh nikmat. Jimin tidak fokus merasakan sakit karena jari Taehyung masih menusuk-nusuk lubangnya. Dan itu membuat Taehyung menggigit keras bibi bawah Jimin hingga mengeluarkan darah.

"Ah~ maaf Jimin hyung menggigit bibirmu. Gemas sih" ujarnya dengan kekehan. Taehyung mengeluarkan jarinya dan langsung mendorong Jimin terlentang. Dengan gerakan cepat, dia memborgol kedua tangan Jimin.

"Hyu-ngghh..." Jimin ingin berteriak. Tapi Taehyung sudah lebih dulu memainkan nipplenya dengan lidah. "Berhenti menangis sayang" perintahnya. Jimin berusaha menahan tangisnya, juga desahannya.

Setiap Taehyung mengecup, mengelus pelan area sensitif Jimin dan menggigit pelan leher Jimin hanya lenguhan kecil yang keluar. Itu membuat Taehyung kesal.

Dia membalik lagi tubuh Jimin dan kembali membuatnya berlutut. "Kenapa kau tidak mendesah seperti saat anak itu membuatmu mendesah, hm?" Tangan kanan memeluk dada Jimin dan memainkan pelan nipplenya. Yang kiri mengocok pelan milik Jimin. "Keluarkan desahanmu"

"Hmmph aaaahhh! Haahh haahh hyu-aanhh" Jimin memeluk kepala Taehyung yang sedang menghisap kuat lehernya. Tanpa sadar kepala Jimin bersandar pada dada bidang Taehyung.

"Jangan bersandar padaku jalang"

Jimin langsung menegakkan tubuhnya. Hatinya mendadak nyeri mendengar Taehyung berkata begitu. Tapi mulutnya terus mendesah nikmat.

"Hyunghh.., nghh annhh hmphh" Taehyung mencium Jimin dengan kinerja tangan yang tidak berhenti. Malah dia mempercepat kocokannya dan memelintir kuat nipple Jimin.

"Apa aku hyungmu Jimin?"

"Hnggh? I-Iyahh.. Haaahh"

"Tet tot~ jawaban salah" Taehyung menggigit leher Jimin kuat-kuat dengan tangan yang masih mengocok milik Jimin. "... Haaah J-Jimin mauhh... Nghhh" disela rasa sakitnya, Jimin ingin keluar.

"Cum huh?" tanya Taehyung sambil menyunggingkan senyumannya. Jimin mengangguk. Tangan Taehyung malah menutup lubang kencingnya. "Hyung!" pekik Jimin kaget. Dia keluar tapi rasanya sakit dan perih. Ah~ organisme kering pertamanya.

"Jimin kita belum ke inti, jangan lelah begitu dong"

Jimin hanya bisa mengambil nafas banyak-banyak sambil menunduk. Dia tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya.












Ini bakal ada part duanya. Hukuman Etet belum kelar 🌚

Dan juga doain aku, besok tes kesehatan di Pelayaran :') doain aja badanku lagi bersahabat sama aku

'꩖͜͡⚘࿆ํ Little Hybrid ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang