LHC 27 : Halo~

6.3K 818 111
                                    

Hari ke hari, bulan ke bulan dan tahun ke tahun. Jimin makin dewasa dan makin cantik. Rambutnya pirang alami dengan telinga kucing mencuat diantara helai rambutnya.

(Wankawan sekalian, maap tak skip ampe SMA. Biar ena. Protes? Silahkan 🌚)

Tok! Tok!

Ceklek!

"Eh Yugyeom. Ada apa?" Namjoon berbasa-basi. Yugyeom masih senyum tampan. "Mau jemput Jimin hyung"

"Oh masuk masuk" Yugyeom masuk dan langsung disuruh duduk oleh si tuan rumah di sofa depan.

"Pokoknya Jimin mau main ke studio Hoseok hyung"

"Tapi Hoseok hyung kan sedang ada acara pencarian bakat"

"Kalau begitu, Jungkook hyung harus izinin Jimin menginap disekolah. Anak Osis suruh ikut hyung"

Yugyeom terkekeh. Jimin masih merajuk disaat dirinya sudah menginjak kelas satu SMA semester dua awal.

Tuk!

"Ini tehnya. Seenggaknya menghangatkan perut dulu" Seokjin meletakkan tehnya. Yugyeom mengucap terima kasih dan meminumnya sedikit.

"Ya sudah. Hyung izinin. Tapi ponsel selalu aktif dan kabari hyung kalau mau pulang" Jungkook keluar dari ruang makan sambil mengambil jasnya.

Sekarang Seokjin kerja rumahan sebagai novelis terlaris, Namjoon dan Jungkook kerja kantoran, lalu Hoseok bekerja di satu perusahaan musik yang sama dengan Yoongi. Dan Taehyung, dia pertukaran pelajar di Indonesia. Yoongi sibuk bekerja sebagai produser yang membuatnya jarang pulang bersama Hoseok.

"Yes. Sayang Jungkook hyung" Jimin menggerakkan telinganya senang sambil mencium bibir Jungkook.

"Jimin berangkat!! Ayo Gyeom"

.

.

.

Jimin tidak bohong soal acara Osisnya. Dia memang diharuskan menginap untuk menyiapkan dan merapikan beberapa ruangan yang akan digunakan besok sebagai pendaftaran murid baru.

"Nah. Selesai. Terima kasih atas kerjasama kalian. Sekarang istirahat. Yang mau mandi silahkan, gadang silahkan, enaena juga silahkan" ujar ketua Osis, Bobby.

"Yeee goblok" --Seuncheol

"Beginilah jika dedek kopi diberi nyawa" --Jongdae

"Terserah, terserah. Tidak mendengar" --Jisoo

"Hela nafas, tersenyum manis lalu lemparkan batu kalau merasa risih" --Lisa

Yang lain tertawa mendengar protesan beberapa anggota. "Jimin mau tidur?" tanya Yugyeom. Jimin menggeleng. "Makan dulu! Jimin belum makan siang"

Akhirnya, Yugyeom dan Jimin berjalan ke salah satu kelas yang dijadikan sebagai tempat menginap oleh anak Osis.

"Makan disini?"

"Tidak. Kita akan makan di halaman belakang"

__Halaman Belakang__

30 menit dihabiskan Jimin dan Yugyeom untuk makan sekaligus mendengar curhatan kucing cantik itu di bangku taman yang lumayan panjang.

"Jimin kan kesel, Jimin gigit aja lengan Namu hyung. Biar tau rasa dia. Hahahaha" Jimin mengakhiri curhatnya sambil tertawa seperti bapak-bapak. Yang mana malah terdengar lucu.

Yugyeom menatap Jimin sambil ikut tertawa. Jimin membuka kemasan susu kotaknya dan meneguknya sampai tandas.

"Hua! Susu vanila memang terbaik!" ucapnya. Yugyeom melihat ada noda di philtrum Jimin.

"Jimin?"

"Ya?" Yugyeom menyingkirkan kotak bekal makan mereka dan mendekatkan tubuhnya. Bibirnya langsung menyambar bibir Jimin. Jimin terkejut hingga menjatuhkan kotak susu yang sudah kosong itu.

"Hmpph" Jimin memegang kerah kemeja Yugyeom saat pemuda jangkung itu mengigit pelan bibir bawahnya.

Tenguk Jimin ditahan bersamaan dengan pinggangnya yang ditarik mendekat. Jimin menutup matanya saat Yugyeom menutup matanya.

Bibir mereka saling melumat. Menghisap hingga terdengar decapan manis. Ciumannya perlahan mulai turun ke leher Jimin.

"Gyeomhh, ssh... Geli!" pekik Jimin saat Yugyeom dengan gemasnya menggigit pelan leher bagian kanan Jimin.

Dia menjauhkan wajahnya dan memandang puas hasil karyanya. "Nah. Bagus"

"Apanya yang Bagus?" tanya Jimin pelan sambil meraba lehernya. Yugyeom menggeleng pelan. "Tidak. Ayo bergegas. Nanti kita kelewatan sekmen Horror Quest"

"OH IYA. AYOOOO!"

Jimin menarik Yugyeom yang agak kewalahan membawa tempat makan mereka.












Hehehe. Tancap gas --Yugyeom gans







Gimana? Ada peningkatan tidak? 🌚

'꩖͜͡⚘࿆ํ Little Hybrid ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang