RONALD 9

2.3K 109 9
                                    

Leana tengah risau dengan urusannya,meninggalkan Ronald, ia benar benar kesulitan. Leana tinggal bersama dengan sahabat Renata yaitu Anita. Anita sudah Renata anggap sebagai adiknya sendiri. Anita baru saja pindah ke kota dimana ia tinggal sekarang, suaminya bekerja kembali di kota besar ini.

"Leana, mengapa kau memilih tinggal di rumah belakang, disana dingin sayang." ucap Anita. Leana hanya tersenyum.

"Gak apa apa tante, Leana seneng aja sendiri. Om Abi kemana tante?" tanya Leana.

"Ngapain tanya tanya om mu itu Leana, yah seperti biasa dia sedang mengajarkan Alven agar bisa bekerja, namun ya begitulah Alven masih senang bermain main, lihat saja dari pakaiannya, dia tak pernah mau formal.." ucap Anita. Leana tersenyum.

"Ma,kenapa??" tanya Leana pada mamanya.

"Tidak, jadi ingat dulu. Alven begitu dekat dengan Levana, bahkan ia selalu bingung mana kakak levana dan kakak Leana." ucap Renata tersenyum.

"Mama merindukan Levana ya?kenapa kita harus pergi ma, siapa tahu Levana kembali dengan papa dan sudah berubah sifat setelah tiga tahun berlalu." Renata hanya tersenyum tipis.

"Hai hai hai,, hello gadisku,, kau begitu cantik Leana," ucap Abiyan yang datang dari arah tangga rumahnya.
Leana hanya tersenyum malu.

"Benar Leana kan? Aku selalu tahu si pemalu ini adalah gadis favoritku Anita" Anita tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Ya, kau selalu mengingat Leana hingga Levana si cerewet dan extra bawel itu kau acuhkan hingga Menangis,," Anita terkekeh mengingat kejadian lalu saat levana dan Leana masih kecil kecil.

Abiyan tertawa dan memeluk gadisnya, ia sudah menganggap Leana seperti anak sendiri apalagi dulu Leana sempat singgah beberapa bulan di rumah Abiyan saat masih tinggal di luar negri.

"Leana, kau sibuk apa?" tanya Abiyan yang kini mengajak Leana jalan jalan di rumahnya.

"Tidak ada kesibukan om, aku berdiam diri di rumah," ucap Leana.

"Di kantor om ada lowongan pekerjaan.kau mau bekerja kantoran Leana?" tanya Abiyan.

Leana tersenyum,
"Aku--"

"Kau harus mau,om sudah mengganggapmu seperti anak om sendiri Leana, om mohon.." Leana tak bisa menolak, ia pun mengangguk dan Abiyan begitu bahagia.

"Om akan mempersiapkan semuanya untukmu Leana, agar kau lebih mudah." Leana tersenyum, ia melihat om nya itu begitu semangat.

Abiyan pergi ke ruang kerjanya. Ia mencari berkas pentingnya agar mudah di pelajari Leana. Kemudian sesuatu menarik pandangannya.
Surat kabar..
Wajah Leana terpampang disana.
"Leana? Bersama Ronald??oh dunia begitu sempit rasanya.tapi apakah benar ini Leana atau,,mereka sulit di bedakan." ucap Abiyan. Ia melanjutkan pencariannya dan tidak terlalu memperdulikan surat kabari itu.

Levana kesulitan untuk pergi, pertemuan dengan client batal karena clientnya memutuskan untuk mengundur pertemuannya, dengan alasan keluarga.
Ronald meminta Levana untuk bersiap pulang. Levana gugup, ia tak ingin bertemu dengan mamanya ataupun Leana, ia akan sangat merasa bersalah. Namun apa boleh buat menolakpun ia tak bisa.

Kini mereka dalam perjalanan pulang, Levana lebih banyak diam kali ini.
"Kau kenapa sayang?" tanya Ronald.

"Tidak, aku tak apa apa," jawab Levana.

Ronald menggenggam tangan Levana yang terasa dingin.
"Aku tak akan mengingkari janjiku Leana, aku tak akan seperti lelaki yang pernah singgah di hidupmu, dan satuhal lagi Leana, aku tak pedulikan semua itu, jangan merasa bersalah..aku sudah mencintaimu ketika awal kita bertemu.

RONALD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang