RONALD 52

2.5K 126 18
                                    


Ayyara dan Imelda tengah berjalan menuju pemakaman, mereka sudah setengah perjalanan,kemudian Imelda menanyakan sesuatu pada Ayyara.

"Nyonya,kemarin kau membahas perihal apa dengan Ronald? Maaf aku menanyakannya," ucap Imelda ramah. Sebab ia melihat Leana pergi saat Imelda hendak membawakan teh hangat untuk Ayyara.

"Kemarin, oh aku memperingati Ronald,Imelda! Kau sudah tahu jelas permasalahan disini bukan?" Tanya Ayyara. Imelda diam membeku.

"Nyonya,sebaiknya kita pulang," Imelda mengenggam lengan Ayyara erat,Ia merasa khawatir Leana tidak aman.

"Kita belum sampai,Imelda"

"Ronald hanya beralasan menyuruhku untuk memotong rumput,yang sebenernya terjadi adalah seharusnya kita tak meninggalkan Leana sendiri" ucap Imelda. Ayyara benar-benar terkejut.

"Ah,iya Imelda..."
"Semoga Ronald,, oh ya tuhan aku mulai khawatir dengan menantuku" Ayyara dan Imelda segera mengambil langkah seribu agar sampai secepatnya kembali ke dalam rumah.

Leana terpejam,kini lehernya sudah di sentuh kasar oleh tangan Ronald,ia takut namun ia harus memasrahkan dirinya, suara mobil yang datang pun tak menghentikan Ronald. Suara langkah yang tergesa-gesa dan membuka pintu dengan satu hentakan tak membuat niat Ronald goyah sedikitpun.

"Nald,Hentikan!!" Teriak Damian, Damian datang bersama Roland dan Orlando, kemudian disusul dengan Levana,Renata, dan Dimitri.

Leana yang sedari tadi memejamkan matanya kini membuka matanya,ia melihat jelas kilatan tajam sorot mata Ronald.

Ini akhir hidupku, aku mencintaimu Ronald, sangat mencintaimu...
Batin Leana pasrah. Leana meneguhkan hati Ronald agar ia menyegerakan mengakhiri hidupnya.

"Lihat aku Ronald,dan akhiri apa yang ingin kau akhiri" ucap Leana. Cengkraman tangan Ronald di leher leana terasa mengerat.

"Jangan dengarkan mereka,kau yang inginkan ini Ronald,ayoo... cengkram aku lebih keras lagi" ucap Leana. Ronald mulai menekan leher Leana, Leana sedikit membelalakan matanya. Mereka saling bertatapan.

Di sudut ruangan, leana terduduk dengan Ronald yang berada di atasnya mencekiknya dan...

"Jangan lakukan itu Ronald,semua salahku! Bunuhlah aku," ucap Orlando. Namun Ronald tak mendengar Orlando bahkan semua orang yang histeris dan menangis tak oa hiraukan, tujuannya adalah melenyapkan Leana seperti Orlando melenyapkan Melisa.

Ayyara pun datang,
"Nald,Kumohon! Jangan lukai menantuku Nald,Kumohon!!" Ayyara menangis, semua orang tak menyangka Ronald bisa sekejam ini. Levana menyaksikan betapa kejamnya Ronald yang ia kira benar-benar mencintai adiknya namun ternyata, ia ingin membunuhnya.

"Dimitri,lakukan sesuatu," ucap Levana dengan mata yang berkaca-kaca. Dimitri mematung,menatap Ronald dan melihat tangan yang mencengkram Leana.

Kau yakin akan melakukannya Ronald?
Batin Dimitri seakan tidak percaya.

"Lakukan Ronald,aku sudah sangat-sangat siap" ucap Leana.
"Jangan dengarkan mereka, Ayolah!" Lanjutnya lagi.

Ronald menatap wanita yang kini dalam kuasanya, tak ada tangis lagi di matanya,yang ada hanya sorot mata menantang dari Leana.

"Kau akan lakukan itu,karena kau mencintai Melisa bukan aku,? Kau mencintainya dan aku, aku hanya wanita bodoh yang percaya dengan kata-katamu, Ayolah Nald... Orlando akan merasakan pedihnya jadi kau,kau lihat! Dia menangis, dia tak berdaya sama halnya dengan kau ketika melihat Melisa sudah tak bernafas."
Ucapan Leana membuat Ronald semakin emosi.

RONALD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang