RONALD 1

5K 194 5
                                    


Sore hari telah tiba, kemarin Ronald meminta Leana untuk mencucikan mobil yang akan ia pakai sekarang, dan sore ini juga Leana sudah membereskan semua pekerjaannya.ia berjalan menuju pintu keluar namun suara Ronald menghentikan langkahnya.

"sudah mau pulang ya?" tanya Ronald. Leana berjalan mundur dan menutup pintu keluar rumah Ronald dan menghadap tuannya. Leana berjalan sambil tertunduk ia melangkah menuju ke arah Ronald berada,selangkah lagi ia sampai,ia menghentikan langkah selanjutnya.karena Leana berjalan menunduk kini pemandangan di bawah adalah selain lantai ada kaki majikannya yang putih bersih. Namun ternyata tuannya itu melangkah menjadi lebih dekat dengan Leana.

Mengapa harus begitu dekat,, apa aku akan di marahi karena hendak pergi dan tidak pamit padanya,,? Oh ku harap jangan sampai terkena marah atau makiannya.
Leana gugup,dan berpikir macam macam.

"kau tak seharusnya terus menunduk Leana," Ronald menyentuh dagu Leana dan menarik wajah Leana dengan jari telunjuknya hingga ia menengadahkan wajahnya ke arah Ronald.

Betapa indahnya wajah tuannya itu. Apa?!! Batin Leana menepis,seketika pikiran Leana menjadi kacau. Leana menatap wajah yang begitu maskulin dan tampan sekali.

"ma-maaf!"jawab Leana kembali gugup, ia menundukan kepalanya lagi. Ronald tersenyum dengan kepolosan gadis yang berada di depannya itu.

"kau tak boleh pulang dulu, hari ini kau lembur, akan aku beri bonus langsung secara tunai dan tidak usah khawatir,pekerjaannya mudah. tidak
Akan membuatmu kelelahan." Ronald tersenyum menatap Leana yang masih menunduk.

"Leana,bolehkah aku meminta sesuatu, kau tak seharusnya menundukan kepalamu terus menerus!"

Permintaan Ronald langsung di dengar oleh Leana,ia kini menatap tuannya itu namun wajahnya memerah ketika tatapannya bertemu.

"jangan menatap mataku jika membuatmu risih, kau bisa menatap yang lain.." ucap Ronald. Leana mengernyitkan dahinya merasa bingung dengan ucapan tuannya yang berkata menatap yang lain.

Aku harus melihat apanya? Yang lain? Baiklah jangan lihat mata, oke Leana kau harus melihat hidungnya..

Ronald melihat arah bola mata Leana yang mencari suatu target yang ia lihat.
"jangan hidungku Leana.."

"aku tak tahu harus melihat apa semua yang menempel dalam tubuh tuan begitu membuatku gugup!!" ucap Leana yang terlanjur bingung.
Ronald mendengar jelas ucapan itu,ia hanya tersenyum simpul, dan senyuman itu membuat Leana dilanda rasa malu.

"aku salah bicara!"ucap Leana kembali menunduk. Ronald tersenyum,kemudian ia menarik tangan Leana dan mendudukan Leana di sofa, sedangkan ia berlutut duduk di lantai rumahnya.

"dengar,, aku butuh bantuanmu malam ini," ucap Ronald sambil menggemggam erat tangan Leana yang kini mulai Lembab dan berkeringat.

"kau tak apa Leana? Apa kau sakit? Kau kini terlihat pucat," Ronald mulai khawatir.

Leana meggelengkan kepalanya.
"sa-saya sehat tuan..tapi,,," bola mata Leana tertuju pada tangan yang kini di mainkan Ronald dan di genggam erat.

"oh, maaf!"
"aku terbawa suasana," Ronald melepas genggaman tangannya. Leana pun menghembuskan nafas leganya.

"oke Leana dengar, Aku membutuhkanmu malam ini--"

"untuk apa? Jangan macam macam tuan say--" ucapan Leana terputus ketika meluncurnya telunjuk Tuannya yang menghentikan kata selanjutnya yang hendak keluar dari bibir Leana.

"jangan berpikiran yang aneh,aku akan mengajakmu ke acara yang akan aku hadiri malam ini, Leana dengar tidak mungkin aku datang sendiri,aku malas jika datang sendirian. Kau mau membantuku kan Leana? Kumohon,akan aku bayar dengan harga tinggi untuk satu malam saja."

RONALD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang