RONALD 32

2.1K 105 4
                                    

LEVANA DAN DJOVAN

"Sudah aku katakan kau tak boleh keluar !! Dia sangat bahaya Levana !" Djovan berteriak kesal karena Levana beraninya kabur dari pengawasannya. Levana pun tak bisa berkutik ia memang merasa bersalah.

Levana pun merenung merasakan Sesak di dadanya,Dimitri berpaling walau sebenarnya itu yang ia inginkan namun rasanya tidak ikhlas jika dalam keadaannya begini Dimitri berpaling. Bahkan ia berpaling pada adiknya sendiri,tak rela jelas !! Levana tak rela jika adiknya bersama Dimitri,akan lebih baik jika Leana dengan Ronald,dia akan lebih bahagia,hal yang Levana takutkan adalah Dimitri kembali pada sifat monster ya, bagian luar ia memang menawan dan bersahaja serta sisi romantis akan ia tunjukan di awal awal namun setelah apa yang ia dapatkan terpenuhi jangan harap kau berkata beruntung mendapatkan Dimitri,sangat sangat tidak beruntung !
Levana tahu jelas,Dimitri bukan orang sembarangan, kekayaannya membuat ia bisa mendapatkan apa yang ia inginkan kecuali apa yang ia butuhkan ia tak dapat membelinya seperti cinta,perasaan sayang,dan kontrol emosi. Dia tak pernah bisa mengontrol emosinya bahkan dulu di setiap pesta Dimitri selalu membuat keributan hanya karena ada pria yang menatap Levana dengan sorot mata tertarik.
Apakabar dengan Leana jika yang lemah seperti itu.

Levana di landa bimbang dan gelisah,ia sedikit ragu jika memang Dimitri bukan pelakunya lalu siapa? Ia benar benar di buat pusing.

Inilah dampak terlalu murahan Levana !kau kena batunya !! Tapi siapa yang melakukan hal itu denganku
Levana meremas rambutnya frustasi. Djovan datang menemani Levana yang sedang duduk di balkon dengan frustasi.

"Kau pikirkan apa Levana?" Tanya Djovan. Levana menoleh ke arah Djovan dan meraih tangannya kemudian berdiri dan memeluk Djovan tiba tiba.

"Aku dalam kebimbangan besar,Djovan" Levana mendekap Djovan. Djovan terdiam dan membalas pelukan Levana.

"Apa yang kau pikirkan ?"tanya Djovan lagi. Levana perlahan melepas pelukannya

"Perutku dan isinya"
"Aku ragu siapa ayah dari anak ini," Djovan membelai wajah Levana.

"Aku akan bertanggung jawab Levana,agar kau membesarkan anak itu tidak sendirian" ucap Djovan. Levana menatap Djovan dan tersenyum.

"Ini bukan anakmu Djovan, mengapa kau mau bertanggung jawab atas aku,dan calon bayi ini" ucap Levana.

"Aku sudah lama mencintaimu Levana,kita ini memang berteman namun aku sulit menahan perasaanku Padamu,jika kau menerimaku aku akan membahagiakanmu Lev"

"Aku percaya Padamu Djovan"
Ucap Levana dengan penuh harap. Djovan merengkuh wajah Levana dan mengecupnya

Akan aku jaga kau Lev,dan bayi itu...
ntah siapa ayah biologisnya kita bisa lakukan tes nanti..
Batin Djovan.

Djovan,haruskah aku dengannya? Rasanya aku tak memiliki pilihan lain,akan aku coba mencintai Djovan walau sebenarnya aku merasa nyaman jika hubungan ini hanya dalam ikatan pertemanan,tetapi rasanya posisiku kini memang paling pas jika dengan Djovan,aku tahu aku akan aman bersama dirinya.
Ucap batin Levana yang tengah dalam pelukan Djovan.

LEANA

"Permisi nyonya Florence kau menduduki tempatku di meja ini,apa kau salah tempat duduk?" Tanya Leana yang berdiri tepat di sebelah Florence. Ronald tak menyadari kehadiran Leana karena ia datang dari samping.

"Oh,tentu aku tidak salah tempat gadis kecil,aku hanya sekedar menyapa" ucap Florence dengan tatapan tajam namun di selimuti kekesalan.

"Apa harus menyapa sambil membelai wajah tampan kekasihku?" Tanya Leana frontal dan to the point.

RONALD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang