RONALD 16

2.3K 100 2
                                    

"Maaa,, mama dimana ??"
"Maaaaa ?!!" Teriak Levana histeris.
"Jangan tinggalkan aku ma !!"
"Jangaaan usir aku ma,jangan !!
"Maaa,," Ronald segera berlari menuju ranjang Levana dan mengusap keringat Levana yang bercucuran.

"Levana,kau bermimpi."
"Hei sadarlah !" Ronald menepuk pipi Levana perlahan.

Levana membuka matanya dan melihat sekeliling.
"Mama mana ?" Tanya Levana. Ronald menarik napasnya.

"Tenangkan dirimu dulu Levana, tarik napas dalam dalam dan keluarkan perlahan!" Levana mengikuti perintah Ronald. Ia menarik napas dan mengeluarkannya perlahan.

"Oke sudah,dimana mama ?" Tanya Levana tak sabaran.

"Mamamu pulang Levana,--"

"Kau memberitahu bahwa aku bukan Leana kan? Jadi mama pulang,mama tak akan meninggalkan Leana jika tahu anaknya sakit !!" Ronald mendesah kesal.

"Levana,kau perlu mendengarkan ucapanku hingga selesai,jangan memotong ucapanku !" Ucap Ronald. Tangan Levana mencengkram tangan Ronald keras.

"Aku memang bersalah Ronald,tapi aku baru lagi merasakan kasih sayang mama, walaupun aku harus berpura pura menjadi Leana." Levana menangis. Airmatanya deras keluar.

Ronald merasakan penderitaan Levana. Ia memberikan dadanya untuk Levana bersandar. Levana benar benar menangis. Ronald mengusap rambut Levana.

"Aku tak mengatakan hal itu Levana, mamamu aku suruh pulang,dia harus menjaga kondisi kesehatannya juga,Leana bilang dia tak boleh terlalu lelah."

"Tapi,"

"Aku yang menawarkan diri menjagamu,dan bertanggung jawab atas apapun yang terjadi,Mama mu memberi kepercayaannya padaku,kepercayaan menjaga Leana Padaku" ucap Ronald lebih jelas. Levana melepas pelukan Ronald dan mengusap air matanya.

"Kau tak boleh banyak bergerak," ucap Ronald halus. Levana mengangguk dan dia memejamkan matanya menenangkan dirinya.

Ronald kembali ke sofa nya ia membuka laptopnya dan mulai bekerja kembali.

"Kapan aku pulang?" Tanya Levana.
Jujur ia tak bisa berhenti bertanya pada Ronald rasanya ia ingin melihat semua ekspresi lelaki jantan itu.

"Sampai tulang mu benar benar rapat kembali," jawab Ronald asal.

Levana menatap lelaki itu kesal.
Ia mendelik dan Ronald mengutuk dirinya karena melihat bola mata Levana berbelok menyebalkan namun terlihat cantik sekali..

Tak lama suster datang,suster datang memberi pelayanan yang sangat baik,
Pagi ini Levana di bersihkan tubuhnya, suster sudah menyiapkan air hangat dalam sebuah wadah.

"Kita mandi dulu nona," ucap sang suster. Ronald menatap Levana nakal.
Mata nakal Ronald di tangkap basah oleh Levana. Levana menatap tajam Ronald...

"Kau pergi sana!"
"Kau tak mendengar jika aku akan dimandikan?" Sikap Levana benar benar kesar, Ronald bangkit dan hendak pergi tanpa sepatah katapun,

"Bapak tidak usah pergi,bantu saya pak, bapak suaminya nona Leana kan?" ucap suster tersebut, Ronald berbalik

"Bapak tidak usah pergi pak,bapak bantu saya saja memandikan nona Leana,bukankah tuan suaminya pasien?" Ucap suster tersebut.
Ronald yang hendak pergi pun terhenti ia menatap ke arah Leana dan,,

"Hahahahaha....." Ronald dan Levana terkekeh geli.

"Tidak sus,dia lelaki gila. Dia orang yang trauma menikah tidak mungkin kami suami istri ya ampun!!" Levana menepis perkataan suster itu.

RONALD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang