RONALD 43

1.9K 108 5
                                    


Leana tiba di rumah sore hari, ia baru saja pulang bekerja di kantor milik ayahnya, bukan hal mudah baginya untuk menghapal semua aset dan beberapa pekerjaan yang ia harus hadapi,untung saja ada orang kepercayaan Ronald yang membantunya, jelas Leana merasa sangat beruntung,di bimbing oleh Sam, padahal ia akan lebih senang lagi jika di bimbing oleh Ronald, sayang Ronald sedang pergi keluar kota untuk urusan bisnisnya jadi Leana di tinggal.

Ronald pergi selama dua hari kedepan, dan Leana harus siap menghadapinya kesepiannya, mobil Leana sudah terparkir rapi di rumahnya, namun selintas ia melihat sebuah mobil ntah mobil siapa dan Leana tidak peduli.
Ia berjalan menuju pintu rumahnya yang terbuka dengan membawa beberapa bungkusan untuk Levana.

"Lev, Aku membawa pesananmu" ucap Leana berteriak dengan mata yang membelalak, apa yang ia lihat kini ntah membuatnya kaget atau bahkan malu pada dirinya sendiri.

"Dimitri?" Ucap Leana terkejut melihat apa yang ada di sebelah Levana. Leana menarik napasnya ntah rasa sesak apa ini, oh rasa sesak karena beberapa minggu yang lalu Dimitri menghilang tanpa pamit sedikitpun padanya.

"Hai Leana," sapa Dimitri dengan senyuman yang ramah. Leana hanya tersenyum dan mengangguk.

"Lev, Aku membawa pesananmu"
"Kau buka lah," ucap Leana. Levana tersenyum menerima bungkusan dari Leana.

"Terima kasih Anna, kau akan merasakan betapa tidak enaknya mengidam itu" ucap Levana yang kemudian bangkit.

"Tunggu sebentar Dimitri,aku ke mengambil piring dulu" ucap Levana. Levana meninggalkan Leana bersama Dimitri di ruang tamunya. Leana duduk bersebrangan dengan Dimitri.

"Kau sudah meninggalkan Levana kenapa kemari lagi hmmm ?" Sebuah lemparan bantal sofa mendarat di tubuh Dimitri.

"Kau dendam sekali padaku Leana, Tatapanmu begitu tidak bersahabat" ucap Dimitri yang kini tersenyum menggoda adik iparnya.

"Haaah!! Kau mau bercanda rupanya,dasar orang gila !!!"
"Kau pergi tanpa pamit padaku apa maksudmu?" Ucap Leana marah,ia melempar kembali bantal sofa berikutnya.

"Aku pamit pada Ronald, untuk pergi karena aku kira memang anak itu anak Bern, nyatanya tidak.. dan aku senang" ucap Dimitri riang gembira.

"Jadi siapa ayah anak itu?" Tanya Leana.

"Jelas aku, Levana mengandung anakku putra ku" ucap Dimitri bangga.

"Kau sudah ingat kapan melakukanny dengan Levana?" Tanya Leana.

"Ya,aku mengingatnya.. jelas,sangat jelas" ucap Dimitri dengan keyakinan yang penuh.

"Kenapa kau bodoh sekali kakak iparku? Melakukan itu tapi baru ingat sekarang? Oh sungguh Malang nasib Levana, prianya begitu playboy" ucap Leana lagi.

"Kau kekih sekali padaku Leana ada apa?" Tanya Dimitri.

"Aku harus jawab apa ketika Levana bertanya Dimitri dimana? sedangkan jelas kau menculikku" ucap Leana kesal.

"Aku sudah mengembalikan mu pada Ronald tidak menculik lagi," ucap Dimitri menyangkal.

"Haaah,malas !!"
"Aku lelah, aku akan beristirahat saja" ucap Leana kemudian bangkit dan hendak pergi namun Dimitri menyangkal tangan Leana.

"Maafkan aku"
"Atas apa yang pernah terjadi pada kita," ucap Dimitri pada Leana. Leana begitu tersengat aliran listrik ketika mengingat kejadian memalukan itu.

"Lupakan," ucap Leana.

"Sudah," jawab Dimitri.

"Lalu" tanya Leana lagi.

RONALD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang