"Pak.. Apa yang terjadi? Saya kenapa?"
Azyla bertanya dengan suara seraknya. Sesungguhnya, gadis sama sekali tak tidak memikirkan kondisinya saat ini, yang ia pikirkan bagaimana ia bisa segera keluar dari rumah sakit itu. Gadis itu tak sanggup membayar sewa kamar semewah ini. Ia tak punya banyak uang untuk itu.
Ya, usai mendapat penanganan di UGD, Wildan segera meminta petugas rumah sakit untuk memindahkan Azyla ke ruang rawat inap VIP. Pria itu ingin yang terbaik untuk gadis nya.
"Kamu baik - baik saja. Hanya saja, dokter menyarankan untuk menginap paling tidak satu malam ini, untuk mengistirahatkan tubuhmu yang masih lemah ini." Azyla bingung apa yang harus ia katakan.
"Tapi pak, saya tidak punya u_"
"Jangan bicarakan uang. Semua biaya rumah sakit ini saya yang tanggung. Jadi kamu tak perlu khawatir." Azyla terdiam untuk beberapa saat.
Setelah cukup lama termenung, akhirnya gadis itu kembali mengeluarkan suaranya, "Pak.."
" Ada apa?"
"Saya akan mengganti uang anda." Wildan segera berdiri dari sofa tempatnya duduk. Pria itu berjalan dengan santai. Kedua tangannya ia masukan kedalam saku celana.
Azyla sedikit merinding melihat gaya Wildan yang terlihat angkuh.
"Kamu mau mengganti semuanya? Dengan apa?" Ujar Wildan yang masih dengan gaya nya yang angkuh.
"Saya akan bekerja. Saya akan mencicil semuanya dengan uang gaji yang saya dapatkan." Ujar Azyla yang enggan melihat Wildan. Tatapan angkuh pria itu terkesan sangat merendahkannya.
"Bekerja yaa? Bekerja sebagai apa? Apa kamu akan menjadi ja_"
"Hentikan!! Jangan anda lanjutkan. Saya tau saya ini orang miskin. Saya sama sekali tidak memiliki apapun. Tapi bukan berarti anda bisa berpikir bahwa saya akan melakukan pekerjaan kotor itu untuk mendapatkan uang. Saya tidak seburuk itu. Jadi tolong, jangan pernah berpikir bahwa saya kan melakukan hal itu." Azyla memalingkan wajahnya.
Hatinya sudah cukup tersakiti dengan semua hinaan dari teman kampusnya. Jangan lagi ditambahkan. Ia sudah tidak kuat menahan semua rasa sakit ini. Ia tak sanggup.
"Maaf. Saya tidak bermaksud begitu. Jika memang kamu mau membayar semua nya, itu semua terserah padamu. Saya tidak meminta untuk kamu mengembalikan uang saya. Sekarang kamu istirahat saja. Maaf untuk perkataan saya tadi."
Wildan berlalu keluar dari ruangan itu. Ia merasa bersalah karna telah menyakiti hatinya gadis nya. Ia benar - benar tak sengaja saat hendak mengatakan 'jalang'. Sungguh, Wildan benar - benar tidak sengaja dan kini ia sangat menyesal.
•|•
"Ini untukmu. Saya minta maaf atas ucapan saya yang sudah pasti menyakiti hatimu. Saya sungguh minta maaf." Wildan memberikan Azyla bucket bunga mawar yang sangat indah.
Azyla tersenyum samar melihat bunga itu. Jauh didalam hatinya, Azyla tengah bersorak gembira karna mendapatkan sesuatu yang sangat ia suka. Tapi kekesalannya terhadap ucapan Wildan masih membalut hatinya.
"Tapi pak, sedari tadi saya telah memaafkan anda. Jadi sebenarnya anda tidak perlu repot memberikan mawar ini." Ujar Azyla yang tampak malu - malu.
"Benarkah? Baiklah. Mawarnya tidak jadi saya berikan." Azyla terlihat kecewa setelah mendengarkan ucapan Wildan.
"Hahaha... Saya hanya bercanda. Bunga itu milikmu. Saya sendiri yang memilihkan bunga itu untuk mendapatkan maaf dari seorang gadis yang spesial."
"Maksud bapak?"
"Tidak ada. Kamu tunggu saja di sini. Saya ingin mencari makanan dikantin rumah sakit ini." Azyla tertegun ketika merasakan lembut nya tangan Wildan yang mengusap kepalanya.
Gadis itu bahkan sulit untuk menelan air liur nya sendiri. Azyla langsung memegang dada kirinya dengan tangannya yang terasa tak berdaya itu.
"Kenapa jantungku berdetak secepat ini? Apa aku terkena penyakit jantung?"
Tbc....
---------------------------------------------------------------------------------------------
15.11.2018
![](https://img.wattpad.com/cover/153900703-288-k605869.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Life [REVISI]
RomanceFollow dulu sebelum baca. Dan sedikit peringatan, "CERITA INI BELUM DI REVISI, JADI HARAP SEDIKIT MAKLUM JIKA ADA BAGIAN YANG BRANTAKAN" . . "Jangan pernah sebut anak haram ini milikku." Desis Wildan dengan nada dingin dan tajam. "Tapi sampai kapanp...