BL 🍃 //031

878 27 0
                                    

Bantu koreksi typo dengan ngasih tau aku lewat komen ya..💕

Happy reading 💕💕

Happy reading 💕💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*
*

Satu minggu berlalu setelah malam pertunangan itu. Hubungan antara Wildan dan Azyla semakin dekat. Perilaku Azyla semakin hari semakin menunjukkan bahwa dirinya memiliki perasaan yang lebih untuk Wildan. Hanya saja bibir gadis itu seolah berat untuk mengatakan jika ia mencintai Wildan.

Wildan tak perduli akan hal itu. Baginya, yang terpenting Azyla selalu berada dekat dengannya saja sudah cukup. Pria itu benar-benar mencintai Azyla sepenuh hati.

Wildan menerawang ingatan nya beberapa tahun yang lalu, sebuah pertemuan yang membuat ia jatuh cinta pada Azyla.

Beberapa tahun yang lalu

Wildan duduk di sebuah kafe yang terletak ditengah kota. Kafe itu sangat ramai jika malam seperti ini. Semua pelayannya sibuk melayani para pengunjung. Wildan pun tengah menunggu giliran nya untuk dilayani oleh pelayan kafe.

Sekitar sepuluh menit menunggu, akhirnya seorang gadis yang cantik datang menghampiri nya. Gadis itu menggunakan pakaian khas pelayan kafe itu, ia membawa pena, buku, dan daftar menu di tangan nya. Wildan tertegun saat melihat manik mata gadis itu. Matanya terlihat sangat indah. Mata gadis itu mampu membuat Wildan tak berkedip untuk beberapa saat. 'Azyla' ujar Wildan dalam hati sambil membaca nama yang tertulis di baju pelayan itu.

"Tuan?"

"Ah ya, maaf."

"Tidak apa. Silahkan di pilih. Kafe kami terkenal dengan waffle nya. Saya menyarankan itu jika anda sedang menginginkan sesuatu yang manis malam ini." Tawar Azyla.

" Baiklah, jika begitu bawa kan aku waffle nya dengan secangkir kopi hitam. Lalu cheese cake nya dan coffee latte."

"Baiklah tuan. Harap untuk menunggu sebentar." Azyla tersenyum ramah pada Wildan. Senyum itu mampu menggetarkan hati Wildan.

Wildan terus memandangi Azyla selama ia duduk di kafe tersebut. Hingga akhirnya seorang gadis cantik bertubuh seksi datang dan duduk dihadapannya. Wanita bernama Lea itu adalah kekasih Wildan. Ah tidak juga bisa di sebut sebagai kekasih, karena Wildan hanya menganggap Lea sebagai teman tidurnya.

"Hey sayang. Kau sedang melihat apa?" Tangan Lea menyentuh rahang Wildan.

"Tidak ada. Aku sudah memesankan apa yang kau katakan tadi."

"Baiklah terimakasih. Setelah ini, kita akan kemana?"

"Entahlah." Mata Wildan kembali melihat tubuh Azyla yang bolak- balik melayani pelanggan.

"Wildan. Apa kau menyukai pelayan itu hingga kau terus saja melihatnya? Hey, aku ini di hadapanmu. Jangan lihat wanita lain lagi."

"Kau pikir dirimu itu siapa bisa mengatur penglihatan ku? Jika aku menyukai pelayan itu, maka itu urusanku. Bukan hak mu untuk mencampuri urusan ku. Jika kau tidak suka, maka kau bisa pergi lebih dulu dari sini." Ujar Wildan dengan santai. Mata pria itu masih saja melihat kepada Azyla.

"Kenapa kau bicara seksar itu padaku? Aku ini kekasihmu. Tidak bisakah kau sedikit lebih baik padaku?" Geram Lea.

"Kekasih? Aku tidak pernah menganggapmu sebagai kekasih. Hubungan kita hanya sebatas teman tidur. Aku mendapatkan pelepasan nafsu ku darimu, dan kau mendapatkan uang dariku. Simbiosis mutualisme."

"Jadi kau hanya menganggapku sebagai budak nafsu mu?" Mata Lea berkaca - kaca.

"Yah kurang lebih seperti itu."

"Kau jahat Wildan. Dasar brengsek." Lea segera berdiri dari tempatnya duduk dan berjalan cepat keluar dari kafe itu.

Sementara Wildan mengabaikan kepergian Lea dan sibuk memandangi Azyla. Wajah cantik Azyla terlihat sangat menawan. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, akhirnya Wildan jatuh cinta. love at the first sight. Hati Wildan berbunga - bunga hanya karna melihat senyuman Azyla yang tulus. Jantung berdebar kencang saat melihat mata Azyla yang indah. Bibirnya terasa kaku saat Azyla berada lebih dekat dengan nya.

"Ku rasa, aku benar-benar jatuh cinta." Gumam Wildan yang masih memperhatikan gerak - gerik Azyla.

Setelah malam itu, Wildan segera mencari semua informasi tentang Azyla. Hingga di beberapa bulan kemudian, Wildan menjadi dosen di kampus nya sendiri. Pria itu ingin lebih dekat dengan gadis nya. Memantau perkembangan yang terjadi pada Azyla. Hatinya sedikit sedih karna Azyla tidak memiliki banyak teman di kampus, gadis nya dikucilkan tanpa alasan yang jelas.

Dan sejak Wildan tau jika Azyla menyukai mawar, setiap pagi Wildan selalu meletakan setangkai bunga mawar tepat didepan pintu rumah Azyla.

•|•















.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.
TBC 💕💕💕
27 Oktober 19
Instagram @rentidwi.a

Bad Life [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang