•|•
Matahari pagi sudah bersinar terang. Tapi sepasang suami istri masih belum terjaga dari tidurnya. Keduanya tampak sangat nyenyak. Posisi saling memeluk seperti semakin menambah kenikmatan tidur mereka.
"Eungh.." Desah Azyla saat merasakan tangan suaminya bergerilya di punggung nya.
"Aku masih mengantuk. Jangan ganggu." Ujar Azyla dengan suara parau nya.
"Kau ingin kita tidur sampai siang?"
"Kurasa itu bukan ide yang buruk. Kau tau aku lelah. Kau membuatku harus begadang hingga jam 3 pagi. Jadi aku ingin tidur lebih lama." Azyla semakin merapatkan pelukannya pada Wildan.
Wanita itu benar-benar kelelahan melayani suaminya untuk pertama kali.
"Sayang, kau tidak lapar? Ini sudah jam sebelas. Kita melewatkan sarapan dan sekarang sudah mendekati makan siang. Bangunlah. Kau bisa melanjutkan tidurmu setelah kita makan." Bujuk Wildan sambil mengusap lembut kepala belakang Azyla.
Perlahan Azyla membuka matanya. "Baiklah. Tapi dibawah sana masih terasa sakit."
"Tak apa, aku akan menggendong mu ke kamar mandi. Ayo mandi."
Wildan menggendong tubuh telanjang Azyla ke kamar mandi. Azyla merona saat Wildan tersenyum nakal sambil menatap payudaranya yang cukup besar.
"Jangan melihatnya seperti itu. Kau tampak seperti lelaki tua yang mesum." Omel Azyla lalu menutup kedua mata Wildan dengan tangannya.
"Sayang lepaskan. Kita bisa terjatuh jika aku tidak melihat dengan benar."
"Makanya jangan jahil." Azyla melepaskan tangannya dari mata Wildan.
" Kau mau berendam? Berendam air hangat bisa mengurangi rasa perihnya." Tawar Wildan sambil menurunkan tubuh istrinya.
"Baiklah. aku akan berendam."
Azyla mulai ngisi air di bathtub. Saat wanita itu hendak memasuki bathtub, Wildan menahan tangannya. "Nanti saja berendam nya. Adikku sudah bangun sejak tadi."
Alhasil kegiatan mandi mereka menjadi lebih lama dari seharusnya.
•|•
Usai melakukan 'olahraga pagi' yang diakhiri dengan mandi bersama, Wildan dan Azyla lekas turun dari kamarnya menuju restoran yang ada di hotel itu. Keduanya sama-sama kelaparan karena telah melewatkan sarapan.
"Sayang, kenapa melamun? Sedang memikirkan apa?" Wildan menyentuh tangan istrinya lalu mengusap lembut tangan mungil itu.
"Ah tidak apa-apa. Aku hanya memikirkan kuliah ku yang tinggal sedikit lagi. Apa aku masih boleh melanjutkan nya? Hanya tinggal sedikit lagi."
"Tentu. Kau boleh melanjutkan pendidikan mu. Tak lama lagi kau akan magang bukan? Bagaimana jika di perusahaan ku saja?"
"Aku mau, tapi apa tidak akan terjadi Masalah?"
"Masalah apa yang kau maksud?"
"Aku takut jika nanti dikatai curang jika mereka tau aku magang di kantor suamiku sendiri. Kau tau bukan jika aku tidak memiliki banyak teman, banyak sekali yang membenciku. Aku takut itu akan menjadi masalah yang menganggumu."
"Heyy, tak apa. Tidak ada yang akan mengatai mu curang atau apapun. Tenang saja, ada aku yang menjagamu disini."
Senyum manis Azyla terbit diwajah cantiknya. " Tapi aku tidak ingin dibedakan. Aku ingin melakukan apa yang seharusnya karyawan magang lakukan."
"Baiklah sayang. Kau akan mendapatkan apa yang kau mau. Lagi pula, seperti yang kau minta, kita tidak banyak mengundang para karyawan dari perusahaan ku dan media masa, jadi tidak banyak yang tau jika kau adalah istriku. Aku yakin mereka akan memberikan mu pekerjaan yang sesuai dengan apa yang seharusnya dan penghuni kampus tidak akan mengatai mu curang."
"Baiklah. Terimakasih sudah mengizinkan ku untuk magang di perusahaan mu."
"Apa yang menjadi milikku sekarang juga milik mu. Tak perlu sungkan."
•|•
.
.
.TBC 💕💕💕
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
1 November 19.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Life [REVISI]
DragosteFollow dulu sebelum baca. Dan sedikit peringatan, "CERITA INI BELUM DI REVISI, JADI HARAP SEDIKIT MAKLUM JIKA ADA BAGIAN YANG BRANTAKAN" . . "Jangan pernah sebut anak haram ini milikku." Desis Wildan dengan nada dingin dan tajam. "Tapi sampai kapanp...