•|•
"Sayang..." Panggil Wildan.
"Iya?? Kau butuh sesuatu?"
"Tidak. Aku hanya ingin tidur." Ujar Wildan lalu menciumi pelipis istirnya.
"Ya sudah, tidur lah. Aku masih harus mengerjakan skripsi ku ini. Masih sangat banyak yang harus ku perbaiki." Azyla pun membelai pipi suaminya dengan lembut.
"Tidak, aku ingin tidur dengan mu."
"Aku akan menyusul nanti. Sekarang kau tidur duluan saja. Besok kau harus bangun pagi untuk bekerja."
"Tidak. Aku tidak mau tidur jika tidak memelukmu. Ayolah sayang. Tinggalkan saja dulu tugas mu itu. Bisa dilanjutkan besok dan aku akan membantumu membuat skripsi itu. Kau tau bukan bahwa suami mu ini juga seorang yang pintar. Jadi tenang saja, aku akan membantumu besok."
"Baiklah. Kau janji akan membantuku?"
"Janji. Aku akan membantu istriku ini untuk mengerjakan skripsinya. Sekarang ayo bereskan lalu tidur."
"Baiklah. Tunggu sebentar."
Azyla pun segera membereskan semua buku bukunya yang berserakan di atas ranjang mereka. Wanita itu menyimpannya diatas meja rias miliknya. Setelah itu, ia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan Wajah serta mulutnya. Setelah selesai, ia keluar dari kamar mandi menggunakan gaun tidur yang cukup tipis dan menggoda.
"Sayang, kau membuat rasa kantuk ku hilang jika begini." Wajah lesu Wildan seketika hilang saat melihat Azyla dengan gaun tidurnya.
"Hah? Kau tidak mengantuk lagi?"
"Tidak. Seketika aku ingin olahraga. Adikku sudah sangat bersemangat." Wildan berdiri seraya mendekati Azyla.
Senyuman mesum sudah terlihat jelas di wajah Wildan membuatnya mengerti apa yang diinginkan suami tampannya itu.
"Kau bisa terlambat jika kita begadang malam ini. Kau itu sulit dibangunkan." Ujar Azyla.
"Tidak. Aku berjanji tidak akan sulit jika dibangunkan besok pagi. Malam ini kau benar-benar membuatku bergairah."
Azyla pun pasrah ketika Wildan mulai melancarkan aksinya untuk 'olahraga malam' yang di inginkan nya.
•|•
05.03
Pagi harinya. Azyla bangun lebih awal dari Wildan. Dilihatnya di luar matahari belum bercahaya sama sekali tanda jika sang Surya itu belum keluar dari tempat persembunyiannya. Azyla pun membereskan pakaian miliknya dan Wildan yang berserakan dilantai. Wanita itu menggunakan kaos besar milik Wildan lalu melenggang pergi menuju dapur.
Entah kenapa perasaan bahagia menyelimuti hati Azyla pagi ini. Ia pun sangat bersemangat untuk membuatkan sarapan makanan favorit suaminya. Sembari bersenandung kecil, Azyla mulai memasak makanan favorit Wildan. Setelah kurang lebih satu jam memasak, akhirnya udang tumis saus tiram dan capcay bakso pun sudah tersaji Indah diatas meja makan.
Azyla segera kembali ke kamarnya untuk membangunkan Wildan. Matahari sudah terbit dan memancarkan cahayanya.
"Sayang ayo bangun. Kau harus segera mandi dan bersiap untuk bekerja." Ujar Azyla di telinga Wildan dengan lembut.
"Enghh benarkah? Aku terlambat bangun, astaga." Wildan segera duduk untuk mengumpulkan semua kesadaran nya.
"Agar lebih cepat, ayo mandi bersama. Aku janji tidak akan menambah kegiatan mandi kali ini. Okey?"
"Baiklah. Ayo mandi. Setelah itu kita bersiap dan sarapan."
•|•
"Kau mau aku siapkan bekal?" Ujar Azyla sambil membenarkan dasi Wildan.
"Tidak, aku ingin kau saja yang datang kekantor nanti siang. Apakah bisa?"
"Baiklah, jam sebelas aku tiba di kantormu. Ingin makan siang apa suamiku??"
"Terserah, aku makan apapun yang kau bawa. Jika kau hanya membawa dirimu, maka dengan senang hati aku melahapnya." Ujar Wildan yang di akhiri dengan kekehan.
"Dasar tuan mesum. Sudah, ayo sarapan. Pagi ini aku membuatkan makanan favorit mu." Azyla tersenyum lalu berjalan menuju dapur lebih dulu dan meninggalkan Wildan.
"Kau benar-benar istriku yang manis. Semakin hari rasanya aku semakin mencintaimu." Gumam Wildan lalu menyusul langkah istrinya menuju dapur.
Azyla sudah tidak takut lagi datang ke kantor Wildan untuk menemui suaminya itu. Semua penghuni kantor itu sudah mengetahui statusnya sebagai istri Wildan. Dua minggu yang lalu, perusahaan Wildan mengadakan pesta perayaan ulang tahun perusahaan. Di saat itu lah Wildan memberitahu seluruh karyawan nya jika Azyla adalah istri sah nya. Hampir semua karyawan nya kaget dan tak menyangka. Terutama ketua dan para anggota Devisi Marketing, dalam hati masing-masing mereka bersyukur karena sewaktu Azyla magang, mereka semua memperlakukan Azyla dengan sangat baik.
•|•
:
:
:
:
:
:
TBC 💕💕💕
10 November 19
--
-
-
-
Hai haiiii semwaaaaa
Udah beberapa chapter ini gak ad konflik nya, ada yang nungguin konfliknya gak nih?
Tungguin ya,. Dikit lagi aku bakalan munculin konfliknya biar ceritanya makin seru.
Jangan lupa kasih vote dan tinggalin komentar kalian untuk cerita ini.
I lop yu gaizzzzzzz😂😘😂😘❤️💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Life [REVISI]
RomanceFollow dulu sebelum baca. Dan sedikit peringatan, "CERITA INI BELUM DI REVISI, JADI HARAP SEDIKIT MAKLUM JIKA ADA BAGIAN YANG BRANTAKAN" . . "Jangan pernah sebut anak haram ini milikku." Desis Wildan dengan nada dingin dan tajam. "Tapi sampai kapanp...