"Azyla.."
Azyla menoleh kearah Wildan yang masih fokus melihat jalan.
"Iya pak,""Saya tidak mau kamu mengganti biaya rumah sakit."
"Tapi pak,,, biaya yang anda keluarkan itu tidak sedikit. Bagaimana mungkin saya tidak mengganti uang anda. Saya tidak bisa menerima bantuan anda dengan cuma - cuma seperti ini."
Wildan terdiam cukup lama, hingga satu ide muncul dan membuat senyuman terbit.
"Kamu boleh mengganti biaya rumah sakit itu. Tapi hanya dengan satu cara. Dan kamu tau bahwa saya tidak menerima penolakan."
"Satu cara? Maksud anda saya harus mengikuti satu permintaan anda itu, untuk menggantikan semua biaya rumah sakit saya?"
"Ya. Kamu setuju?"
"Umhh.. Saya..."
"Cepatlah menjawab. Ya atau tidak."
Cukup lama terdiam, akhirnya Azyla memutuskan untuk menjawab pertanyaan Wildan.
"Saya... " Azyla menghela nafas panjang seraya berdo'a dalam hati. "Baiklah. Saya setuju. Lalu, apa permintaan anda?"
Wildan tersenyum senang. Dalam hati ia bersorak gembira mendengar jawaban yang Azyla pilih.
"Menikah lah dengan saya."
Azyla terbelalak. Gadis itu sangat terkejut mendengar permintaan Wildan yang menurutnya itu adalah suatu hal gila.
"Apa anda sudah gila? Bagaimana mungkin saya menikah dengan anda? Anda itu adalah dosen saya. Dan lagi pula saya juga masih kuliah dan masih terlalu muda untuk menikah. Maka dari itu, dengan tegas saya menolak ajakan anda untuk menikah itu. Untuk biaya rumah sakit, saya akan mencicilnya. Walaupun membutuhkan waktu yang lama untuk mulunasi semuanya, tak apa. Saya akan tetap membayar."
Wildan hanya tersenyum miring mendengar ocehan Azyla. Pria itu bahkan terkekeh geli melihat ekspresi Azyla yang tekejut. Ah, gadisnya sungguh manis jika seperti itu.
"Saya sudah bilang tadi, bahwa saya tidak menerima penolakan. Maka dari itu pula, kamu harus menerima karna kamu sudah setuju untuk menerima permintaan saya."
"Saya pikir anda hanya akan meminta saya menjadi pembantu atau sebagainya, bukan menjadi seo_"
"Oke cukup. Tidak ada lagi bantahan. Sekarang kamu masuk, dan istirahat. Saya akan kembali setelah urusan saya selesai."
Tanpa menjawab, Azyla segera keluar dengan perasaan kesal dan marah. Gadis itu mengumpati Wildan tanpa henti.
"Dasar dosen aneh!!! Pria Gilaa!! Mana mungkin aku mau menikah dengannya secara tiba-tiba begini? Bagaimana jika dia hanya mempermainkan ku?" Kesal Azyla sambil mengigit ujung bantalnya.
"Lihat saja.. Kalau sampai dia kemari lagi, aku tidak akan membuka kan pintu. Persetan dengan status dia yang dosenku."
•|•
"Pak.. Lima menit lagi meeting akan di mulai. Saya sudah menyiapkan pakaian anda, di ruangan anda. Dan semua berkas yang di perlukan sudah saya siapkan di meja rapat."
Wildan hanya mengangguk singkat lalu meninggalkan sekretaris nya yang terlihat kesal akan sikapnya. Wanita yang bekerja sebagai sekretaris nya itu memang cantik. Tapi prilaku jalangnya membuat Wildan muak melihatnya. Hampir setiap harinya wanita itu mencoba menggoda Wildan dengan menggunakan pakaian yang kurang bahan dan berbicara sambil mendesah. Tapi semua usahanya itu malah membuahkan rasa muak pada Wildan.
"Aku akan mendapatkanmu Wildan. Akan!" Desis Ellena, sekretaris Wildan.
•|•
Setelah melalui beberapa jam, akhirnya rapat penting itu berakhir dengan hasil yang sangat baik. Wildan keluar dari ruangan itu dan bejalan dengan santai menuju ruangannya. Pikiran nya masih melayang memikirkan Azyla. Ia tak tahu sejak kapan ia berubah menjadi pemaksa. Tapi, ia suka akan hal itu.
' Jika menjadi seorang pemaksa bisa membuatnya mendapatkan apa yang ia inginkan selama ini, kenapa tidak?' Itulah yang ada di pikirannya selama beberapa hari ini.
Dan kalimat itu benar - benar menjadikan Wildan sebagai pria yang memaksakan kehendaknya. Wildan bahkan melupakan cara yang telah ia susun untuk mendekati Azyla. Pria itu memilih untuk memaksa Azyla agar segera menjadi miliknya. Ia sangat tidak sabar untuk menjadikan Azyla sebagai nyonya Gillbert.
Tanpa sadar, pria itu telah membuat banyak wanita menjerit histeris karna senyum tipis yang mengembang diwajah tampannya.
"Aku tidak perduli kau mau atau tidak. Yang jelas, kau harus segera menjadi milikku." Gumam Wildan seraya membuka pintu ruangannya.
"Miss me honey?"
Tbc.....
-----------------------------------------------------------------------------------------------
15.11.2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Life [REVISI]
RomanceFollow dulu sebelum baca. Dan sedikit peringatan, "CERITA INI BELUM DI REVISI, JADI HARAP SEDIKIT MAKLUM JIKA ADA BAGIAN YANG BRANTAKAN" . . "Jangan pernah sebut anak haram ini milikku." Desis Wildan dengan nada dingin dan tajam. "Tapi sampai kapanp...