Satu

3.9K 201 3
                                    

Pria dengan rambut acak-acakkan itu sedang berdiri resah, berkali-kali Ia menatap Jam dipergelangan tangannya.

Kepalanya menoleh ke kanan jalan, pada sebuah tikungan yang sama sekali tidak diterangi oleh lampu.

Sesekali dari bibir pria tersebut keluar asap, dari rokok yang Ia bakar sejak lima menit yang lalu.

'Kemana Dia?! Sudah lewat tengah malam, masih belum juga muncul!'

Gerutu pria berperawakan tinggi sedang, dengan bola mata biru laut tersebut seraya menendang kaleng bekas minumannya.

"Aauuuuwwww ..."

Tiba-tiba terdengar suara perempuan mengerang, mengagetkan si pria. Ia mencari, pada asal suara yang baru saja terkena kaleng minumannya.

Seorang perempuan berdiri menatap pria tersebut dengan wajah kesal. Ia berjalan cepat menghampirinya.

"Ma... Maafkan aku..." ujar Law. Nama si pria dengan wajah penuh penyesalan.

"Keterlaluan! Kau pikir ini jalan nenek noyangmu, heh!" hardik perempuan cantik tersebut dengan tatapan marah dan...

"Aku benar-benar tidak sengaja, lagi pula... Untuk apa perempuan sepertimu malam-malam berdiri dijalanan. Jangan-jangan ..."

"Apa?!"

"Tidak!" jawab Law sembari cengengesan.

Perempuan tersebut mendesah, kemudian pergi meninggalkan Law yang masih tertawa, hingga beberapa detik kemudian tawanya hilang, ketika melihat perempuan tersebut berjalan ke arah ...

Pemakaman Kebun Kenanga ...

*

BRUGGG

Law membanting pintu. Pria tampan namun berpenampilan agak dekil itu mengembuskan napas lega.

Perempuan yang Ia temui tadi sungguh aneh.

Untuk apa malam - malam ke Kuburan?
Mau berziarah?
Ditengah malam begini?!
Jangan-jangan...

Dan Law kembali dibuat kaget, ketika Ponsel di dalam saku celananya tiba-tiba bergetar.

'Sialan!'

Rutuk Law, seraya melepaskan jaket kulit yang dikenakannya.

Sebuah pesan dari Operator membuat emosi di dadanya kian menggelegak.
Karena selain orang yang Ia tunggu tidak muncul, pikirannya pun masih tertuju pada gadis yang tadi Ia temui itu.

*

"Aku menunggumu selama dua jam, dan Kau dengan santai mengatakan jika Kau ketiduran?! Sungguh keterlaluan, Felicia!" teriak Law, melalui telepon genggamnya pagi itu.

Pria temperamental itu membantingkan ponselnya, hingga terjatuh ke lantai dan... Hancur berantakan.

Law mendengus, kemudian membaringkan kembali tubuhnya. Ia menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuh dan kepalanya, dan lelaki itupun tidur kembali.

Padahal, Matahari sudah terbit dari dua jam yang lalu.

An Angel Of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang