Duapuluhdelapan

1K 90 0
                                    

Felicia menggelengkan kepala, mulutnya berdecak keras melihat Joe yang masih mendengkur di dalam kamarnya, dengan tubuh tertutup selimut.

Felicia menatap keluar jendela, ia berharap, matahari lekas tenggelam, kemudian terbit dan tenggelam lagi.

Menanti lima kali purnama itu sangat menyebalkan, Ia akan tetap terkurung didalam Apartment mewah itu hingga purnama benar-benar menyembul.
Pada malam ke Tujuh.

Gadis itu kembali menatap layar ponselnya. Ia tak habis pikir, entah kenapa Law bisa dengan mudah melupakan dirinya, dan hal itu sangat jauh dengan apa yang dia bayangkan. Felicia berpikir Law tidak akan bertahan lama berlama-lama dengan kekesalannya. Tapi ternyata dugaannya salah. Bahkan, sudah berminggu-minggu Law tidak pernah lagi menghubunginya, semenjak kejadian tempo hari di Mall.

Feli tidak pernah berpikir sejauh itu sebelumnya, ia masih sangat meyakini jika Law hanya mencintai dirinya. Law tidak mungkin berpaling pada perempuan lain.

Ia tahu betul, bahwa Law sangat mencintai dirinya.
Namun sepertinya, hari ini Feli harus menelan  sebuah kenyataan pahit, jika Law, sudah tidak lagi peduli akan dirinya.

*

Felicia menarik napas panjang untuk ke sekian kalinya, kemudian mengembuskannya pelan. Gadis tersebut merenung, di bawah jendela yang menghadirkan siluet, dari Matahari yang perlahan tenggelam, di Ufuk Barat.
Sementara itu, Ia masih mendengar dengkur Joe di dalam kamar.

*

"Sepertinya, Selin menyukaimu," ungkap Jinan, sembari mengempaskan tubuhnya di atas ranjang.

Law mengangkat kedua bahu, pria itu menyambar handuk yang menggantung di balik pintu. Kemudian berlalu, meninggalkan Jinan yang menatap pria itu kesal, karena Law tidak mempedulikan ucapannya!

Jinan, bergegas menghilang, ketika tiba-tiba saja 'Alarm' di dalam jantungnya bersuara.

An Angel Of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang