Limapuluh

919 77 0
                                    

"Jadi, kau sudah menemukannya?!" seru Jinan.

Kepergiannya tadi dari kamar Law memang bukan sembarangan. Karena Ia mendengar Selin menyebut namanya, dari kejauhan sana.

Selin menggeleng.

"Lalu, apa maksudmu memanggilku, Selin?!" hardik Jinan dengan kesal.

"Apa jarum yang Kau maksud itu seperti ini?" tanya Selin, sembari menyodorkan ponsel miliknya.

Jinan mengangguk.

"Dimana kau menemukannya?" tanya Jinan.

Selin menyeringai.

"Aku pikir Kau benar-benar hantu hebat, Jinan! Harusnya 'kan, Kau tahu keberadaan apapun tanpa mencarinya," ejek Selin sambil mengangkat kedua bahu.

Jinan mengangkat kedua alisnya tak percaya, Selin meragukan kredibilitasnya dalam dunia perhantuan!

"Heh, apa maksudmu? Tidak semua hal diijinkan oleh Ratu untuk ku ketahui secara rinci, Selin!" teriak Jinan.
Sungguh, gadis itu tidak terima Selin mengejeknya seperti itu.

Selin mengibaskan tangan seraya tertawa. Puas rasanya, seperti ber manuver ia menjatuhkan Jinan.

"Sudahlah! Jadi begini ... Aku pernah melihat, Law menjatuhkan jarum yang seperti kutunjukkan barusan itu dari dompetnya. Itu bukan jarum, tapi peniti!" seru Selin.

Mata Jinan terbelalak, benar dugaannya, dugaan Ratu, jika Law memang benar-benar Putera mahkota!

'Tentu saja Aku benar, Jinan bodoh!'

Suara Ratu, kembali mengganggu pendengaran Jinan. Jinan terkekeh, dan meminta maaf dalam diamnya.

*

"Law..."

Law hampir saja menjatuhkan cangkir berisi kopi miliknya, ketika tiba-tiba Ia mendengar suara Jinan dari arah belakang.
Law membalikkan kepalanya sambil mengernyit.

"Baru pukul tiga, Jinan. Kau bilang Jam sebelas?" tanya Law.

Jinan mendesah, gadis itu berjalan lalu duduk di hadapan Law.

"Aku ingin merevisi permintaan barterku," ujar Jinan. Law terkekeh mendengar ucapannya.

"Revisi? Bukankah tidak ada perjanjian tertulis?" tanyanya.

"Maksudku... Ahhhh Aku memang bukan tipe hantu yang bisa bersabar lebih lama. Jadi... Nanti malam, sebaiknya Kita langsung saja menemui tempat dimana Murni berada, Law,

"Karena... Aku hanya khawatir jika Murni kali ini tidak bisa lolos dari Makhluk itu," terangnya.

"Kali ini? Lolos? Apa maksudmu? Makhluk apa?" tanya Law penasaran. Pria itu menegakkan tubuhnya.

"Aku tidak bisa menceritakannya sekarang, Law. Nanti, Kau akan tahu semua dengan sendirinya," jawab Jinan seraya menatap wajah Law dalam-dalam.

Sesungguhnya, Jinan tidak pernah suka jika harus bermain rahasia-rahasiaan dengan pria yang diam-diam Ia sukai itu, seperti dulu, seperti ketika Law masih mengingat segalanya.

Namun sekali lagi Jinan memang tidak bisa menolak keinginan Ratu, meski Jinan kerap merasa bingung dengan Kinerja Ratu yang menurutnya terlalu bertele-tele.
Entahlah ...
Pasti nikmat rasanya menjadi Ratu, tinggal memberi perintah, maka Ia hanya ongkang-ongkang kaki dan cukup memperhatikan dari kejauhan.

"Hellooo..."

Jinan terperangah, melihat wajah Law begitu dekat dengan dirinya. Gadis itu tersenyum, wajahnya memerah.

An Angel Of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang