Tujuhbelas

1.1K 92 0
                                    

"Sudah puas?" gumam Jinan setelah beberapa lama kemudian.

Jinan melangkahkan kakinya, kemudian berdiri dihadapan Law dan menatap laki-laki itu.
Law mengangkat wajah perlahan, Ia menatap kedua kaki jenjang milik Jinan. Kemudian menengadah, mencari mata Jinan, dan menatapnya.

"Tinggalkan Aku, Jinan..." gumamnya lirih. Jinan mendesah, gadis tersebut menggeleng.

"Aku akan tetap berada disini hingga waktunya tiba..." jawabnya.

"Tinggalkan aku sendiri, Jinan..." gumam Law sekali lagi.

Dan sekali lagi pula Jinan menggeleng.

"Tinggalkan Aku, perempuan brengsek!" teriak Law.

Jinan masih berdiri disana, tak beranjak. Hanya meringis, kemudian menutup kedua telinga eldengan telapak tangannya, mendengar teriakan Law yang begitu keras, menyakiti telinga.

Law berdiri, kemudian mendekati Jinan. Dan kini, wajah keduanya hanya terhalang oleh embusan napas kencang dari hidung Law.

"Apa kau tuli?" gumam Law, mata kelamnya seakan tak berkedip menatap nyalang kedua mata Jinan.

"Aku tidak akan pergi, Law..." balas Jinan bersikukuh.

Law mendesah panjang, Ia mundur dan mengacak rambutnya sendiri.

Jinan membalikkan badan, Ia melepaskan sebelah tali gaun yang melekat ditengkuknya. Law, menengadah menatap perilaku Jinan.

"Apa sebenarnya yang membuatmu berada disini, Jinan? Aku tidak mengerti dan Aku mohon, jelaskan padaku! Karena sejak keberadaanmu disini, Kau selalu membawa kesialan-kesialan dalam hidupku!" seru Law, dengan mata masih menatap punggung Jinan.

"Hey, apa yang Kau lakukan?!" hardiknya kemudian, ketika Jinan semakin menjatuhkan tali gaun yang dikenakannya.

Jinan tetap tak bergeming, ia melepaskan sebelah tali gaunnya hingga pusar. Dengan segera terpampanglah punggung putih bersih itu di hadapan Law.

Dan sebagai pria normal, darah Law berdesir melihat pemandangan yang tepat berada di depan mukanya tersebut. Sekalipun saat ini Law tengah bersedih.

"Bukankah Kau ingin tahu, alasan apa yang membuatku akan tetap berada disini, Law? Mendekatlah..." gumamnya, dengan tubuh masih membelakangi Law.

Law, ragu. Ia diam tak mengerti dengan apa yang dikatakan Jinan.

"Kemarilah, Law..." bisik Jinan kemudian.

Law melangkah pelan, kini, Ia berdiri tepat di belakang punggung Jinan yang polos tanpa sehelai pun benang yang menutupi tubuhnya.

"Lihatlah tanda putih dipinggangku..." Perintah Jinan.

Law, dengan tangan bergetar menyentuh gaun Jinan, kemudian menyingkapnya perlahan.

Sebuah tanda putih terpampang tak terlalu besar, bahkan hampir terlihat samar pada kulitnya yang putih susu.
Namun Law masih tidak mengerti, dengan ucapan Jinan.

An Angel Of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang