Law mengembuskan asap rokok yang ketiga. Pria itu, kini sedang duduk gelisah pada bangku di depan sebuah Restaurant cepat saji. Kedua kakinya saling menyilang. Sesekali kakinya bergoyang, kedua matanya liar mencari keberadaan seseorang.
Selain terkait dengan pekerjaannya, dalam hati kecil Law sesungguhnya bukan hanya sekedar ia resah menunggu seseorang, tapi ucapan Jinan sedikit banyaknya mempengaruhi kepala Law. Tak bisa dipungkiri, ia resah, dan berharap semoga sosok Felicia tidak benar-benar muncul seperti yang dikatakan Jinan.
Dan sejujurnya, Law ingin membuktikan ucapan Jinan. Seandainya benar apa yang dikatakan Jinan perihal Felicia, Law bersumpah tidak akan pernah memaafkan Feli, dan ia akan berhenti mencintai Felicia bagaimanapun sakitnya Law.
*
Law sesungguhnya tidak pernah menyukai keramaian. Bising, dan terlebih ia malas jika sewaktu-waktu ia bertemu dengan para 'mantan' sahabatnya.
Namun ini pekerjaan. Sekali lagi, pekerjaan yang membuat Law berada diantara keramaian senja itu. Pekerjaan sekaligus membuktikan ucapan Jinan.
Law menginjak puntung rokok, ketika disaat bersamaan hidung mancungnya tiba-tiba saja mencium aroma yang tak asing baginya.
Aroma itu!
Iya, aroma Parfum yang biasa ia hirup pada leher jenjang Felicia. Dan Law tahu tak banyak yang memakai parfum semahal Feli. Ada, tapi rasanya tak mungkin di kota ini.Law menoleh kesamping, Ia melihat seorang gadis melangkah cepat membelakanginya.
"Felicia!"
Teriakan Law menolehkan kepala-kepala orang yang berada disekitarnya.
Ia menyeruak diantara kerumunan. Law tak peduli dengan orang yang ditunggunya sejak tadi. Ia mengejar Feli yang melangkah semakin cepat, dan tidak mempedulikan orang-orang yang tersenggol olehnya.Law ingin tidak percaya pada penglihatannya! Namun nyatanya, gadis yang sedang berjalan cepat itu memang adalah Felicia!
"Apa yang kau lakukan, Felicia?!"
Law menarik lengan Felicia hingga berputar ke belakang. Napasnya tersengal dan begitu dekat dengan wajah Feli.
Felicia mengerang sakit, dengan napas yang sama-sama tersengal."Lepaskan Aku Law, sakit!" desisnya.
Law menatap tajam manik mata perempuan yang disayanginya itu, yang selama satu minggu ini mengganggu pikirannya, yang sudah bertahun-tahun mengisi kehidupannya tanpa berpaling sekalipun pada perempuan lainnya.
"Sakit?! Kau bilang sakit?!" Law semakin mengencangkan genggamannya. Ia tak peduli Felicia meringis dan hampir menangis.
"Apa maksudmu menipuku dengan mengatakan soal keberangkatanmu, Felicia?" gumam Law tepat ditelinga Feli. Giginya gemeretak menahan amarah didadanya.
"Lepaskan Aku!" hardik Feli seraya menepiskan tangan Law dengan keras.
Gadis itu berlari, meninggalkan Law, menuju pelataran parkir. Kemudian ia masuk ke dalam mobilnya, dan meninggalkan parkiran Mall dengan cepat, tanpa mempedulikan Law.
*
Seisi kamar itu berantakan. Law mengamuk, seluruh barang di atas meja dan lemari dijatuhkannya, ia berteriak histeris, kemarahannya sudah benar-benar di ujung kepalanya.
Saat ini, laki-laki itu tengah duduk memeluk lutut, di pojok ruangan.
Sementara Jinan, sedari tadi berdiri diambang pintu dapur, sedang menyilang tangan dan memperhatikan Law dengan wajah tanpa ekspresi.
Ia tak melakukan apapun, ia membiarkan pria tersebut menumpahkan seluruh amarahnya.
'Belum waktunya, Jinan ...'
Bathin hantu cantik tersebut seraya menggertakkan gigi-giginya.
![](https://img.wattpad.com/cover/156377284-288-k234575.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
An Angel Of Darkness
Misteri / ThrillerBerawal dari kehadiran seorang Jinan, Makhluk Astral yang entah datang dari belahan Bumi yang mana, kehidupan Law mulai berubah. Putera Mahkota, adalah sebutan yang kerap Ia dengar dari mulut Jinan. Lalu bagaimana hubungannya dengan Felicia? Gadis c...