Duapuluhenam

1.1K 87 0
                                    

Law kini sudah berada di dapur Restaurant, di depan meja besar, dengan perkakas dan bumbu-bumbu yang siap dikupasnya.

Di samping meja besar itu, terdapat sekeranjang sayur mayur segar. Roberto, sudah memberinya menu yang harus Law masak hari ini.

Sup Jamur Asparagus!

Law berdiri mematung, jangankan memasak Sup,  Ia berdiri sambil menggenggam pisau di depan barisan bumbu saja pun baru kali ini dilakukan olehnya.

Law menatap Jinan, yang sudah bersiap mengenakan celemek ditubuh mungilnya, entah milik siapa...
Hantu cantik tersebut membulatkan jari telunjuk dan ibu jarinya, sebagai pertanda bahwa Ia sudah siap.

Law menarik napas panjang, kemudian mengembuskannya perlahan, sebagai bentuk dari rasa gugup yang dirasakan olehnya.

*

"Pertama, kupas bawang putih dan bawang merahnya terlebih dahulu," perintah Jinan.
Law mengangguk.

Kedua matanya perih sekali, padahal baru tiga siung saja Ia berhasil  mengupas Bawang tersebut.

Roberto, memperhatikan Law dari kejauhan. Pria dengan rambut dipenuhi uban itu tersenyum sambil menyilang dada, lalu meninggalkan Law.

"Ambil jagung dan jamurnya, lalu kau pipil dan potong dua jamur kancingnya!" perintah Jinan untuk yang kedua kalinya.
Law mengangguk, Ia melakukannya dengan sangat hati-hati.

"No! Bukan seperti itu, Law! Tapi miring!" seru Jinan, ketika setelah itu melihat Law keliru memotong cabai.

Law mendesah, baru setengah jalan saja Ia sudah hampir ingin menyerah saja.
Namun kembali ia teringat ancaman Mama, dan keadaan Mentari, serta hutang yang menumpuk kepada Raymon. Semua itu, membuat Law terpaksa kembali menemukan semangat, untuk menyelesaikan test nya hari ini.

*

Sup Jamur Asparagus baru saja matang. Kuahnya menguarkan harum diseisi dapur. Berbaur dengan aneka masakan yang sedang dimasak oleh sekitar enam koki lainnya, yang Empat diantaranya pria, dan dua perempuan.

"Hey, itu terlihat nikmat sekali!" seru seorang koki perempuan sambil mencecap ludah. Dari meja koki yang lainnya.

Wajah Law memerah, ia tak percaya ia mampu melakukannya!

"Aku baru belajar. Dan belum tentu rasanya selezat aromanya," jawab Law dengan nada merendah.

Perempuan tadi berjalan menghampiri Law, dengan Seragam yang warnanya berbeda dengan yang dikenakan Law, itu menunjukkan jika perempuan tadi sudah menjadi koki tetap di Resto tersebut, dengan kata lain, Ia adalah Senior.

Kedua orang itu berbicara banyak, Selin, nama koki perempuan itu nampaknya sangat cepat beradaptasi. Ia mengimbangi obrolan apapun  bersama Law.

Sementara itu di depan meja sana, Jinan menatap Mereka dengan sebal. Ia menopang dagu dengan bibir merengut menyaksikan keduanya. Bahkan, Law kini sibuk menatap gadis cantik itu. Dan seakan-akan Jinan tak berada disana, diantara mereka.

Menyebalkan!

An Angel Of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang