Tigapuluhsatu

1K 88 0
                                    

Auuuuuuuuu

Lolongan Serigala terdengar dari kedalaman hutan nun jauh disana, disertai suara gemerisik Aur yang diembus angin.

Sepasang kaki sedang melangkah tersaruk. Sesekali kaki telanjangnya membentur bebatuan, menimbulkan perih serta sakit yang luar biasa.

Namun Ia tidak mempedulikan semuanya, yang harus dilakukannya hanya berlari sekuat tenaga, dan tiba ditempat itu sebelum pukul Dua Belas tepat.

HAH HAAH HAHHH

Napasnya memburu, sesekali lidahnya menjulur, mencecap liur yang sesekali menetes di sudut bibirnya.
Dia berlari, memburu seperti Serigala. Memburu malam, berburu dengan waktu.

Ia tiba di Altar Persembahan.
Seorang gadis berjubah hitam, tergeletak bertabur bunga Kamboja. Dikelilingi lilin-lilin yang nyalanya terseok-seok, seiring embus angin yang membawa makhluk jadi-jadian tiba di hadapan gadis tersebut.

Peluh dan liur yang bercampur merupakan pemandangan paling menjijikkan, mengerikan dan menakutkan bagi gadis itu. Terutama, setelah kemudian makhluk jejadian itu menjilati betis sang tumbal.

Sang tumbal menjerit, suaranya terdengar begitu indah, serupa melodi yang sanggup memacu adrenalin pada telinga makhluk menjijikkan itu.

Slruuffff

Seperti mencecap sebuah kenikmatan, makhluk menyeramkan itu menjilati setiap air mata sang tumbal, jari jemarinya kini tengah bermain-main dipuncak dada sang tumbal, seorang gadis kecil yang malang.

Ia menikmati rintih sang tumbal, setiap kali erangan keluar dari bibirnya, setiap kali juga dilumatnya bibir sang gadis dengan menggebu-gebu.

Sementara itu gadis kecil malang meronta hebat. Ia menjerit sangat keras, namun takkan ada yang dapat menyelamatkan dirinya.
Malam dan penghuni hutan nampaknya terlalu pengecut untuk menyelamatkan gadis tersebut dari cengkeraman sang Iblis.

Hanya embusan angin dan pekik serigala dari kejauhan yang menjadi saksi atas tangis sang gadis kecil malang.

An Angel Of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang