Dua

1.9K 129 0
                                    

BRUGG BRUGG BRUGGG

Law membuka kedua matanya yang terasa masih sangat mengantuk, kemudian menghalau selimut yang membalut tubuhnya.

Sekali lagi Ia mendengar suara pintu digedor dari luar. Law mengucek kedua matanya sambil menatap langit kamar. Dengan malas pria itu berdiri, sebab ketukan dipintu tak juga berhenti.

"Sabar!" seru Law dengan suara serak. Ia berjalan lambat, lalu membuka anak kunci, dan tak lama pintu pun terbuka.

Seorang perempuan tinggi langsing berdiri dihadapannya.
Felicia, menyeruak masuk tanpa mempedulikan kernyit alis kekasihnya tersebut.

Ia kemudian duduk di atas tempat tidur, menyilang kaki. Sehingga memperlihatkan paha mulusnya yang putih cerah.

Law memalingkan wajahnya jauh keluar jendela, kemudian menutup pintu dan menguncinya dari dalam.
Law meraih gelas yang kemudian diisinya dengan air putih, lalu meneguknya hingga habis.

Ia kembali menatap keluar jendela, menghindar dari hawa mesum yang dibawa oleh gadisnya itu.

Felicia dan Law memang sudah berpacaran lama sekali, lebih kurang tiga tahun lamanya.
Dan bahkan pernah hidup dalam Satu atap selama Satu Tahun, ketika keduanya sama-sama kuliah di Luar Negeri.

"Ayolah, jangan marah-marah, honey..." suara seksi Felicia, lagi-lagi berhasil meluluhkan hati pria keras kepala itu entah sudah yang ke berapa puluh kalinya.

Felicia berdiri, kemudian mendekati Law. Gadis itu memeluk tubuh Law dari belakang, kemudian menggerak-gerakkan jemarinya pada dada bidang Law.

Law memejamkan mata, lalu berbalik dan menatap tajam wajah Felicia, lalu memberi isyarat agar gadis itu berhenti menggodanya.
Namun bukan Felicia jika ia berhenti begitu saja, dengan tatapan sayu sebagai senjata pamungkasnya, Felicia mengecup bibir pria yang bertelanjang dada itu dengan lembut.

Law tak sempat mengelak, kedua tangan Felicia sudah berada dibelakang lehernya saat ini. Dan Law memejamkan mata serta menahan napas, tanpa perlawanan sama sekali.

Kecupan Feli memang selalu memabukkan, membuat Law tidak pernah bisa lari dari pelukan perempuan itu.
Membuat Ia tidak lagi merasa membutuhkan perempuan manapun. Karena baginya, Feli sudah memberi segalanya lebih dari cukup!

Senja yang indah dengan matahari hampir tenggelam, menjadi pemandangan yang sangat eksotis, di tengah binalnya gadis itu menunggangi dada Law, melebihi liuk pinggang para penari stripties.

*

Erangan dan desahan panjang mengakhiri pergumulan dua anak manusia yang dilanda berahi senja itu.

Alunan musik Jazz mengiringi lepasnya seluruh syahwat dari dalam tubuh keduanya. Angin Sore seakan meluruhkan peluh yang mengucur dari kening dan tubuh keduanya, Mereka, baru saja mencapai klimaks. Titik ternikmat dari Syurga Duniawi.

Dan saat ini, Felicia tengah memejamkan mata dalam pelukan dada bidang Law.
Pria yang rambutnya kini terlihat acak-acakkan akibat jambakkan Felicia, mengecup puncak kepala Feli berkali-kali, ia begitu menyayangi perempuan tersebut lebih dari apapun.

Meski ...
Sudah sejak lama nyawanya berada dalam incaran para bodyguard keluarga Felicia.

"Law..."

"Hmmm,"

"I love you..." bisik Felicia tepat ditelinga Law.

Law mendekap tubuh Felicia lebih erat lagi, kemudian memejamkan mata dan tak menjawab sepatah katapun.

An Angel Of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang