Sebelas

1.1K 110 1
                                    

"Abang!" suara Murni mengalihkan pandangan Law, ia menghentikan langkah kemudian menatap Murni yang berjalan mendekat.

"Ini, surat lagi." Murni mengulurkan sebuah kertas yang terlipat.
Law, menunduk dan menjejeri tubuh Murni.

"Murni, apa Kamu benar-benar tidak tahu, siapa perempuan yang mengirimi Abang surat ini?" tanya Law, berharap gadis itu mengangguk kemudian mengatakan iya.

Namun sayang, nyatanya lagi-lagi Murni menggelengkan kepala. Ia memang benar-benar tidak tahu dan tidak mengenali perempuan itu.

Law mendesah, Ia membuka surat tersebut dengan tanda tanya besar dikepalanya, untuk apa perempuan itu melakukannya ...

'Aku sudah katakan, Polisi sedang mengincarmu ...'

Law mengerang panjang, entah perempuan mana yang ingin mencuri perhatiannya saat ini. Law tidak peduli!

Ia tidak akan tergoda dengan perempuan manapun!

Tidak ada Satupun perempuan yang dapat mengisi hatinya kecuali, Felicia! Hanya Felicia...
Dan Ia bersumpah, Law akan menunggu Feli kembali. Karena Law yakin Felicia akan kembali untuknya ...

"Murni, bisakah aku minta bantuanmu?" tanya Law setelah membuang kertas itu ke dalam tempat sampah.

"Apa?" tanya Murni sambil mengerling.

"Nanti, seandainya perempuan itu datang lagi, Murni ajak dia ngobrol. Terus tanyakan siapa namanya, rumahnya dimana, kenal sama abang dari mana?" cerocos Law.

"Tanyakan juga nama ibunya? Ayahnya? Sekalian tetangganya juga?" tanya Murni dengan lugunya.

Law terkekeh mendengar jawaban Murni. Pria itu mengacak rambut Murni dan menggendongnya. Lalu Law menggelitiki pinggangnya, hingga Murni tergelak dan berteriak-teriak histeris.

Beberapa tetangga di rumah susun tersebut tersenyum-senyum melihat kedekatan mereka. Sesungguhnya Law cukup beruntung berada di rumah susun sederhana ini, sebab semua tetangga yang dimilikinya tidak pernah usil satu dengan lainnya.

Seperti contohnya mama nya Murni, meski semua orang tahu apa pekerjaannya, namun tidak pernah sekalipun mereka membeda-bedakan, andai ada sesuatu yang harus dimusyawarahkan antar penghuni rusun.

Pun dengan Law. Mereka sering mendapati pria itu pulang dalam keadaan mabuk, namun hal itu tidak pernah juga membuat warga lain yang kebanyakan orang baik-baik menganggap Law seseorang yang jahat. Toh selama ini Law bersikap baik terhadap semua orang dilingkungan rusun.

Sesekali Law turut serta dalam berbagai kegiatan, meski Law tidak pernah secara terbiasa sekedar mengobrol yang tak jelas.

Intinya, para penghuni rusun saling menghargai hal-hal pribadi penghuni lainnya. Jika perlu bantuan, semua orang bahu membahu, namun jika tidak, mereka semua bersikap santai-santai saja.

An Angel Of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang