Duapuluhtujuh

1.1K 84 0
                                    

Roberto, si kepala cheff mengangkat kedua ibu jari di depan wajah Law, ketika pria tersebut baru saja selesai mencicipi Sup yang dibuat oleh Law, oleh Jinan sih tepatnya.
Law, hanya melakukan Intstruksi yang diberikan oleh Jinan.
Law mengembuskan napas lega.

"Ini lezat sekali, Law! Aku rasa, Kau hanya merendah tentang kelihaianmu dalam memasak," seru Roberto, seraya mengelap mulutnya dengan sapu tangan.

Wajah Law memerah, Ia tidak tahu harus senang atau malu mendengar pujian yang dilontarkan Roberto. Karena bagaimanapun, itu memang bukanlah masakan yang Ia buat dengan sesungguhnya.

Dihadapan Law, Jinan tersenyum kemudian mengangkat ibu jari. Law kemudian hanya membalasnya dengan sebuah kedipan.

*

"Cheff!"

Sebuah suara terdengar di belakang Law yang tengah berjalan berniat pulang, setelah selesai dengan test nya hari ini.
Law tak bergeming, Ia tetap berjalan tanpa menyadari jika panggilan itu memang  ditujukan untuk dirinya.

"Cheff Law, tunggu!"

Law menghentikan langkah dengan alis mengernyit, karena panggilan cheff di awal namanya terasa aneh ditrlinga Law. Ia berbalik. Selin, melangkah cepat menghampiri Law.

"Kau terlalu fokus berjalan, hingga tidak mendengar panggilanku, Cheff!" ujarnya, ketika sudah berhasil menjejeri langkah Law.

Law terkekeh, sesungguhnya sekali lagi, Ia merasa rancu mendengar ada kalimat Cheff. Namun kini, Law sepertinya harus mulai membiasakan diri karenanya.

"Bagaimana penilaian Roberto soal masakanmu hari ini, Law?" tanya Selin.

Keduanya kini melangkah menuju keluar Resto melalui jalan yang diperuntukkan khusus karyawan.
Jinan, berada di belakang mereka, sesekali Kedua kakinya menghentak-hentak.

"Cukup bagus, Selin. Aku tidak menyangka Aku lulus test hari ini," jawab Law dengan mata berbinar.
Selin tertawa.

"Sudah kuduga! Kau hebat, dan Kau pasti akan lulus di test berikutnya, Cheff. Good luck!" ujar Selin. Law mengangguk dan tersenyum.

"Thank you, Selin ..."

Yang lalu dijawab anggukan serta senyuman manis dari gadis berperawakan tinggi sedang tersebut.

Jinan memajukan bibir di belakang Law. Sesekali Ia menggeleng-gelengkan kepala dan berdecak. Jinan sebal bukan main, kepada Selin, kepada Law yang seolah menganggap dirinya tak berada disana.

"Enak saja! Itu semua kan karenaku!" gerutu Jinan, tepat ditelinga sebelah kiri Law, pria itu hampir saja melonjak kaget, namun dengan cepat menguasai diri.
Law terkekeh, sekedar memperlihatkan kewajaran, membuat Selin mengernyit dan menoleh padanya.

"Ada apa Cheff?" tanyanya.

Law salah tingkah dan gugup sekali, ia menggeleng cepat, tanpa menjawab apapun.

'Awas Kau Jinan!'

Keduanya berpisah dipelataran parkir, Selin berhenti di samping sebuah motor matic, kemudian keduanya berbasa-basi beberapa saat, sementara itu Law beserta Jinan melanjutkan langkah kembali. Ya, tentu saja Law hanya menggunakan angkutan umum untuk pulang pergi kemanapun.

An Angel Of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang