Duapuluhtiga

1K 93 1
                                    

"Aku tidak akan datang menemui Robert!" putus Law malam itu.
Jinan tersenyum, Ia mengangkat kedua bahu.

"Itu terserah dirimu saja Law, Aku hanya membantumu." jawab Jinan, Ia sedang mencoba beberapa buah kaca mata hitam milik Law, sambil bercermin.

Lambat laun Jinan mulai memahami watak Law. Pria itu seringkali gelisah dengan keputusannya. Seperti angin, kadangkala keputusan yang ia buat setiap menit berubah.

Drrrtttt Drrttttttt

Ponsel di dalam saku celana Law bergetar, pria tersebut berdiri dan mengambilnya.
Sebuah pesan melalui Aplikasi Whattsap diterima olehnya. Dari Mentari.

'Aku sudah kabur dan tidak tahu harus pergi kemana, bantu Aku, Law,'

Law mendesah, bagaimana mungkin semua orang seakan menimpakan segala permasalahannya kepada Law.

Yaaa tidak semua orang sih, hanya Mentari, dan Mama...

"Masih dengan keputusan untuk tidak datang besok?" ejek Jinan sambil tetap pada kegiatannya mengobrak-abrik laci kerja Law.

Law mendengus pelan, lalu beranjak ke ruang tengah dan menyalakan sebatang rokok.

*

Felicia berjalan cepat, ia mencari sesuatu di dalam laci. Tangannya bergetar hebat, hingga gadis cantik itu menjatuhkan barang-barang di atas meja. Ia nampak seperti orang yang sedang kecanduan.

'Hentikan Felicia! Berhentilah! Kau hanya akan memperburuk semuanya!'

Kalimat-kalimat dari suara yang sama kembali didengarnya. Suara yang sama, sejak Felicia berusia tiga tahun.

Gadis itu menggeleng, Ia berusaha menolak namun hatinya tetap memperkuat keinginannya. Bibirnya semakin terlihat pucat, dan Ia tak berhenti mencari.

Tubuhnya sedikit limbung, ketika Feli berlari menuju ruang yang lainnya.

'Dimana Kau sembunyikan, Joe! Brengsek sekali pria bodoh itu!" maki Feli, sambil terus mencari hingga ke berbagai tempat.

Hingga pada akhirnya, gadis itu menemukan apa yang dicari olehnya, Feli membuka tutup botol kecil itu, kemudian menenggaknya hingga tandas.

Sempurna!

Gadis itu kembali berdiri tegak, kedua matanya membeliak dan kerongkongannya terasa tercekik. Namun hal itu hanya terjadi lebih kurang dua menit, setelah itu, Felicia tersenyum, tubuhnya kembali terasa sangat ringan dan lebih segar.

An Angel Of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang