Sepuluh

1.2K 105 1
                                    

"Law, heh! sekarang ini tugas lo, dan lo malah mabuk disini!" teriak seorang pria sambil menggoyangkan pundak Law.

Law mengangkat wajahnya menghadap pria tersebut, matanya merah karena mabuk dan seharian tadi ia menangis. Menangisi Felicia yang pergi meninggalkan dirinya, dengan caranya yang sesederhana itu!

"Ckckckk  lo mabuk separah ini rupanya! Dengar, lo baru aja ambil gaji lo selama dua bulan ke depan, gue nggak mau tahu, lo kerjain tugas lo malam ini juga..." bisik pria itu dengan nada mengancam, di tengah keriuhan diskotik.

Law berdiri, Ia menatap wajah Beni dalam-dalam.

"Oke, gue jalan sekarang... Katakan apa paswordnya?" ujarnya, dengan mulut mengeeluarkan bau Alkohol yang tajam, dan bau adap rokok yang menyeruak.

"7Dadu2," jawab Beni. Law mengangkat ibu jarinya.

Ia menatap Law yang melangkah terhuyung, meninggalkan keramaian, dan bersiap untuk melancarkan tugasnya.

*

Law berjalan menuju alamat sesuai dengan kode yang Beni berikan. Ketika beberapa labgkah kemudian, seorang Polisi datang menyergapnya.
Law diam, dan mengikuti perintah Polisi tersebut, mengangkat tangan.

Polisi menggeledah seluruh tubuh Law, namun sama sekali Ia tidak menemukan apapun, kecuali sebungkus rokok dan korek, serta sepucuk surat dari perempuan misterius.

"Dimana Kau sembunyikan barang haram itu?!" hardik Polisi, dengan pistol mengarah kepadanya.

Law tertawa, itu Ia lakukan karena Law sedang mabuk. Entah ia masih bisa tertawa atau tidak, jika dirinya dalam keadaan waras!

"Apa maksudmu, Pak? Barang haram apa? Kau pasti salah orang!" jawab Law, dengan mata merahnya berkilatan.

"Pemabuk! Kita lihat saja, Kami akan menemukan buktinya, Kau sadar atau tidak, Kau adalah Target Operasi Kami sudah sejak lama!"

Law tersenyum sinis. Ia tahu itu, tapi Mereka harus tahu, Law lebih cerdik dari Mereka...

*

Di lain tempat ...

"Aku sudah melakukan apa yang Kau inginkan. Dan sekarang, Kau tinggalkan dia atau, Aku kembali padanya!" ujar perempuan itu sambil bergelayut manja pada bahu lelaki, yang sudah satu tahun terakhir ini menjadi kekasihnya.
Pria tersebut tersenyum, dan membelai pipi gadis manja dengan punggung jarinya.

"Sabar, tidak akan lama lagi, Felicia..."

An Angel Of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang