Duabelas

1.1K 99 0
                                        

Malam itu, Law sengaja berdiam diri di dalam kamar. Ia mematikan lampu, seolah-olah dirinya tidak berada di dalam kamarnya malam ini.

Ia harus menemukan perempuan itu, dan dengan cara inilah, satu-satunya yang akan memancing perempuan misterius itu datang.

*

Sudah satu jam berlalu. Murni mengatakan, perempuan itu biasanya datang pukul delapan. Namun hingga pukul sembilan lewat berlalu, perempuan yang Law tunggu tidak juga muncul.

"Sialan!" rutuk Law sambil meregangkan tangan.

Law menyerah, ia menyalakan lampu dan keluar dari dalam kamarnya.
Law mengunci pintu, kemudian berbalik.

Dan Law melompat mundur dengan cepat, kedua bola matanya terbelalak. Ia melihat seorang perempuan, sedang berdiri membelakangi dirinya.

"Heh, siapa Kau?!" hardik Law.
Gadis tersebut membalikkan badan, kemudian tersenyum.

"KKau?" seru Law dengan wajah benar-benar terkejut.

Ia rasa-rasanya mengenali perempuan itu, benar! Tentu saja Law ingat wajah perempuan yang berdiri dihadapannya sambil tersenyum itu.

Dia adalah perempuan malam yang Law temukan beberapa minggu lalu, dan sudah lama menghilang.

"Jadi... Jadi selama ini kau yang mengirimi aku surat itu?" lanjut Law.

Perempuan tadi tersenyum, rambut panjangnya bergoyang-goyang ditiup angin malam, seiring dengan harum bunga Kenanga yang menyeruak menusuk hidung Law, membuat bulu kuduknya merinding.

Law menatap wajah gadis yang tak bergeming, ada yang aneh...
Perempuan tersebut memang tersenyum, namun wajahnya tetap saja terlihat aneh.

Law mengalihkan matanya ke bagian bawah si perempuan, kakinya menginjak tanah, sama seperti dirinya.

"S Siapa Kau sebenarnya?" gumam Law, matanya kembali menatap tajam wajah gadis misterius itu.

"Aku hanya bertugas menjagamu, itu saja," jawabnya santai.

What?!

Law tertawa, Ia merasa bahwa perempuan ini sedang mengalami depresi, atau sedang mabuk, atau lebih parahnya sudah gila!
Law tak habis pikir dengan apa yang diucapkan perempuan tersebut.

"Menjagaku? Gila!" teriak Law, Ia benar-benar merasa menjadi Satu-satunya pria bodoh saat ini!

Entah lelucon apa yang tengah dibicarakan oleh gadis itu, namun Law tidak melihat sedikit pun ekspresi bercanda pada wajah cantiknya.

*

"Lho, kakak kan yang kemarin!" Murni menjulurkan kepalanya dari pintu rumahnya.

Law dan perempuan tadi menoleh berbarengan. Murni mengernyit menatap keduanya secara bergantian. Sedangkan Law dan gadis itu hanya saling tatap.

"Abang sudah tanya siapa namanya? Nama ibunya, ayahnya, tetangganya?" tanya Murni masih ditempatnya berdiri.

"Belum, ini sedang ditanyakan," jawab Law dingin, tanpa mengalihkan tatapan tajamnya pada sosok gadis yang berdiri dihadapannya tersebut.

"Terus, apa katanya? Soalnya kalo murni yang tanya, kakaknya suka langsung kabur!" lanjut Murni.

"Mungkin dia bisu, Murni!" jawab Law. Kali ini sambil mengangkat sebelah alis.

Gadis yang berdiri dihadapan Law mengernyit, tapi kemudian tertawa dan mrngibaskan rambut.

'Benar-benar tak waras...' bathin Law.

An Angel Of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang