Empat

1.5K 121 0
                                    

Setelah kurang lebih satu jam sepeninggal Feli, Law memutuskan untuk pergi mandi. Rasa lelah akibat 'pertempuran' nya tadi dengan Felicia sudah mulai hilang. Terlebih saat guyuran air diseluruh tubuhnya, benar-benar membuat pria tersebut merasa tubuhnya yang lengket oleh keringat, menjadi jauh lebih segar.

Beberapa menit kemudian Ia keluar dari kamar mandi sambil bersiul.
Mengenakan kaos berwarna hitam, celana Jeans, dan Law membakar lagi sebatang rokok, kemudian kembali berdiri menatap kelip Kota melalui jendela kamarnya yang terbuka lebar.

Law menatap jam dipergelangan tangannya. Satu Jam lagi, adalah waktu bagi ia untuk bekerja.

Ya!

Law memang bekerja saat ini, pekerjaan yang Ia tutup rapat dari siapapun, termasuk Felicia.
Keputus asaan Law dalam mencari pekerjaan, bahkan ia pernah memohon kepada semua teman-temannya, yang selalu ada ketika Law berada dalam gelimang harta, dan tak satupun dari mereka membantu Law. Terutama setelah mengetahui kabar tentang gulung tikarnya usaha sang ayah.

Hal itulah akhirnya, yang membuat Law memutuskan untuk berhenti meminta bantuan kepada siapapun. Ia berjuang sendiri, melamar pekerjaan dari Satu perusahaan ke perusahaan lainnya.

Namun keberuntungan memang tidak berpihak kepadanya, meski dirinya mempunyai Gelar bagus dari Universitas luar negeri pula, namun Law tidak memiliki pengalaman bekerja.

Ditambah lagi,
Usia pria tersebut dijadikan alasan mereka untuk menolak lamaran Law.
Ia, kini berusia tiga puluh tahun.

Hingga pada akhirnya, Law menerima pekerjaan itu, dari teman yang Ia temui di klub malam pada malam itu, dua tahun yang lalu.
Hingga kini, Law masih bertahan melakukan pekerjaannya. Meski, sekali lagi nyawanya menjadi pertaruhan.

*

5Dadu9

Adalah Kode yang Law terima lima detik yang lalu, melalui pesan Whatsapp dari sahabatnya.

Law meraih jaketnya, mengenakan topi, kemudian Ia keluar dari kamar setelah mengunci pintu.

"Kerja, Bang?"

Law menoleh ke arah kiri. Ia mengangguk dan membalas senyum Murni, gadis kecil anak tetangga Rusun yang Ibunya bekerja sebagai pemandu Karaoke.

Gadis yang duduk dibangku SD kelas Empat itu kerap tinggal sendiri di Rusun. Sebab malam hari, Ibunya bekerja. Dan Siang, adalah waktu bagi si Ibu untuk beristirahat.

Memang hampir tak ada waktu untuk Murni. Sedangkan Ayahnya, entah dimana berada, sejak ia lahir, Murni tak pernah tahu siapa ayahnya, dan dimana ia berada.

Kemudian Law sering mengajak Murni mengobrol diteras mereka, meski sebetulnya Law tidak menyukai anak-anak, namun akibat seringnya ia bertemu dengan Murni, dan ia begitu dekat dengannya, lambat laun Law mulai menyayangi Murni. Berangkat dari rasa kasihan, hingga saat ini Law menganggap Murni seperti adik kandungnya sendiri, anaknya, keponakan, atau apa saja.

Law sering membawakan Murni oleh-oleh saat ia gajian, dan Murni sering membantu Law mengangkat baju-baju Law yang sedang dijemur, jika Law pulang malam.

Terkadang, Law sering mengingat dirinya dan Mentari ketika masih kecil dulu, dengan orang tua yang tidak pernah peduli akan keberadaan Mereka. Dan mungkin seperti itu juga lah apa yang kini dirasakan oleh Murni.

*

"Murni tidur, sudah malam. Jangan main-main lagi diluar, sampai mama Murni pulang. Oke!" perintah Law sembari mengedipkan mata.

Murni mengangguk sambil tersenyum, sehingga rambut panjangnya yang dikuncir bergoyang-goyang.

"Abang pergi ya," lanjut Law, seraya mengacak rambut Murni.

Gadis kecil itu mengangguk lagi, dan menatap kepergian Law hingga punggung pria itu menghilang setelah menuruni anak tangga.

An Angel Of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang