Limapuluhtujuh

1.1K 79 1
                                    

Law terjaga, Ia mengedarkan pandangan. Entah dimana dirinya berada kini, yang jelas, ia berada di dalam sebuah kamar besar yang ber cat Krem.

Di tengah dinding, terdapat sebuah lukisan yang sangat indah. Lukisan dengan seorang pria mengenakan topi bundar, tengah menunggangi Kuda putih. Dan di sampingnya, berdiri seorang Perempuan cantik.

'Jinan...'

Bathin Law.

CKLEK

Pintu terbuka, seorang perempuan dengan pakaian aneh menghampiri Law. Ditangannya, Ia menggenggam beberapa pakaian.

"Putera mahkota sudah sadar... Mari Saya bantu berganti pakaian," ujarnya.

Law mengernyit, Ia menepuk pipinya. Dan Law tidak sedang bermimpi.

Jadi, benar dirinya adalah Putera Mahkota?!

Ini tidak mungkin!
Ini pasti hanya sebuah khayalan!

"Dimana Jinan? Dan Selin, dan Murni?!" seru Law.

Ia harus menemui mereka, dan terutama Jinan, ia harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Mereka sudah menunggu Anda di bawah. Mari, waktu Anda tidak banyak, Putera mahkota..." jawab pelayan seraya membungkukkan badan.

Law ingin membantah, namun nyatanya Ia tidak punya waktu. Pelayan itu seakan memaksanya untuk segera berkemas.

*

Law berjalan dengan perasaan canggung.
Coba lihat, penampilannya kini seperti orang-orang dalam cerita dongeng, dengan warna emas mendominasi, serta mahkota yang membuat kepalanya terasa sakit sekali.

*

Law tertegun, di bawah sana, ratusan orang sedang mengelu-elukan namanya.

Tapi bukan!
Melainkan mengelu-elukan Putera Mahkota.

Law mengedarkan pandangan, disana, Selin dan Murni sedang sibuk menyantap aneka ragam buah-buahan dan Kue yang sekilas memang nampak lezat.
Keduanya hanya melambaikan tangan kepada Law ketika melihat kedatangannya, jelas terlihat kebahagiaan diwajah Keduanya.

Jinan...

Law tidak melihat penampakkan Gadis itu.

Riuh teriakan manusia-manusia asing dimata Law berhenti serentak, ketika terdengar suara Gong yang dipukul sebanyak tiga kali.

Seorang perempuan setengah baya keluar, digandeng perempuan cantik dengan gaun senada dengan baju yang dikenakan oleh Law.

"Jinan?!" seru Law.

Jinan menoleh padanya, ia mengedipkan mata. Kemudian melanjutkan kembali langkahnya, menemani Ratu menuju podium.

*

"Kalian semua patut berbangga! Karena pada akhirnya, pasukan musuh telah dikalahkan oleh pahlawan yang sudah ratusan tahun Mati Suri! Beri sambutan untuk pahlawan kita semua, Putera Mahkota, wahai warga ku sekalian!" Seru Ratu.

Ia meminta Law untuk menemuinya disana.
Dengan berhati-hati, Law berjalan pelan. Diiringi tepukan gemuruh dari para warga.

*

"Apa yang sebenarnya terjadi, Jinan?" bisik Law.

Jinan tersenyum.

"Nanti kuceritakan, Putera Mahkota ..." balas Jinan sopan. Sangat jauh berbeda dengan Jinan yang ia kenal sebelumnya.

*

Upacara penyambutan sudah selesai, kini, Jinan dan Law sedang berjalan mengitari taman besar.
Law merasa risih, dengan Mahkota yang berada di atas kepalanya.

"Bolehkah aku membuka Mahkota ini, Jinan?" tanya Law.

Jinan terkekeh, ia menatap berkeliling.

"Buka saja ..." jawabnya, setelah memastikan keadaan aman.

Law mengembuskan napas lega. Ia menggaruk sisi kepalanya yang sangat gatal.

"Sebetulnya, Kau adalah reinkarnasi dari Putera mahkota kami, Law ..." Jinan membuka suara.

"Reinkarnasi?"

Jinan mengangguk.

"Putera Mahkota tewas saat bertempur melawan musuh. Namun setiap malam Ratu meminta, kepada penguasa alam agar Putera Mahkota dihidupkan kembali, demi keselamatan Kami semua yang semakin hari semakin punah dihabisi oleh musuh...

"Hingga suatu hari, Ratu mendapat sebuah pesan dari kegelapan, bahwa Ia akan menemukan sosok Putera Mahkota di generasi masa depan...

"Maka setelah itu diutuslah Aku, Satu-satunya perempuan yang dicintai oleh Putera Mahkota.

"Ehm... Semenjak itu, Aku mencari reinkarnasi Putera Mahkota. Itu sangat sulit Law, aku membutuhkan dua ratus tahun untuk mencari keberadaan reinkarnasi dari Putera mahkota. Adalah dia yang memiliki tanda Putih seperti milikmu..."

Jinan menghentikan ceritanya sejenak. Law, dengan seksama mendengarkan cerita Jinan.

"Aku tidak bisa berada disini, Jinan, ini bukan tempatku ..." ujar Law.

Jinan tersenyum.

"Kami tidak akan menahanmu, Law... Karena Kau sudah melakukan tugasmu dengan benar. Ini... Peganglah, dan bawa pulang sebagai kenangan yang kutitipkan untukmu...

"Pergilah, Selin dan Murni sudah menunggumu di lorong sana. Urusan Ratu, biar Aku yang menanganinya," ujar Jinan sambil tersenyum, meski nampak sekali wajahnya begitu murung, menahan kesedihan yang dalam.

Law mengangguk, Ia menggenggam tangan Jinan. Dan menatap lekat Kedua mata yang entah mengapa, bisa begitu dengan bodohnya sempat Ia sia-sia kan keberadaannya.

Law mengembuskan napas panjang, kemudian melangkah pergi, setelah meremas jemari Jinan.

Jinan menahan Airmatanya agar tak terjatuh. Sesungguhnya, Jinan rindu tatapan itu, tatapan Elzigar sang Putera Mahkota.

Law menemui Murni dan Selin untuk kembali pada dunianya yang sesungguhnya dengan hati berat.

Ketiganya melambaikan tangan kepada Jinan.
Jinan, tersenyum menatap kepergian Mereka.

Law, menggenggam erat jepit rambut bertahtakan Mutiara itu. Yang diberikan oleh Jinan sebagai tanda kenang-kenangan.
Ia bersumpah, akan menjaganya hingga akhir hidupnya.

TAMAT

An Angel Of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang