Tujuh

1.3K 104 0
                                    

Satu minggu sudah, dari kejadian malam itu.

Law sudah tidak pernah lagi bertemu dengan 'perempuan malam' itu.
Yaa... Begitulah, Law akhirnya berpikir, jika perempuan misterius itu hanyalah seorang perempuan murahan yang mungkin bekerja melayani pria hidung belang secara sembarangan.

Ia memang tak peduli dengan gadis itu, namun tetap saja setiap kali ia pulang pergi melewati jalan tersebut, matanya seringkali secara spontan mencari keberadaan gadis malam itu.

*

Dunia malam, memang sangat kental sekali dengan kehidupan Law sejak lama. Namun bedanya, jika dulu Law adalah seorang pelanggan salah satu klub malam, namun sekarang Law menjadi salah satu bagian dari mereka yang menggantungkan hidup dijalan yang tidak benar ;menurut orang benar.

Dan seperti saat ini, Law sedang gelisah disebuah sofa di dalam klub. Berbatang-batang rokok telah ia habiskan dalam tiga puluh menit. Law bukan tengah memikirkan pekerjaan, karena hingga saat ini, pekerjaan haram yang menjadi tumpuan hidupnya masih baik-baik saja.

Namun yang membuat pria tampan itu gelisah adalah, Pagi tadi Ia mendapat kabar jika Mentari, kakak kandungnya tersebut sedang bertengkar hebat dengan Suaminya.

Pengusaha kaya raya yang 'membeli' tubuh Mentari tersebut mengancam akan menyudahi perjanjian dengan tidak lagi memberi suntikan dana untuk orang tuanya, karena sesuatu hal.

Sedangkan Law dan Mentari tahu betul, bagaimana akan murka nya ayah dan ibu jika hal itu sampai terjadi.

*

"Heh, ikut Kami!" sebuah suara terdengar diantara riuh musik Disko.

Law mengernyit, dua orang pria tak dikenal tiba-tiba saja berbicara keras padanya. Law sempat berpikir mereka bicara dengan pria mabuk disampingnya, namun seorang pria yang mengenakan tuksedo itu menyeret lengan Law, yang tanpa perlawanan.

Law memang sedang setengah mabuk, membuat tubuhnya sedikit lemas, meski kesadarannya masih cukup normal.

"Woi apa-apaan ini!" teriak Law berusaha melepaskan diri.

"Jangan banyak omong, ikut!" teriak pria berkulit hitam sambil melotot padanya. Law masih berusaha memberontak, meski akhirnya kedua pria tersebut berhasil menyeret Law keluar klub.

Kedua pria itu membawa Law keluar Klub, menuju sebuah tempat kosong disamping parkiran.

BUKK BUKKK BUKKKK

Tanpa sebab yang tidak dimengerti oleh Law, tiga buah pukulan melayang mengenai pelipis dan perut Law. Darah segar menyembur dari mulut pria yang tidak sempat mengelak itu. Kini, Law jatuh tersungkur di atas Paving Block sambil meringis.

"Sudah ke sekian kalinya, Kau diperingatkan untuk tidak lagi berhubungan dengan Felicia, Bajingan! Namun Kau masih tidak mendengar, Hah!" seru salah Satu dari mereka, sambil menginjak tangan Law yang sudah tidak berdaya.

Rupanya, mereka adalah dua orang suruhan keluarga kekasihnya.
Law tidak bergeming, pria malang itu jatuh pingsan.

Kedua pria bertubuh besar mengangkat tubuh Law dan membawanya ke suatu tempat. Kemudian meninggalkan tubuh Law yang tergeletak tak berdaya begitu saja.

Tak ada seorangpun yang membantu Law, jika pun ada mereka takkan peduli. Orang-orang hanya akan berpikir, jika Law hanya pemabuk kere yang habis digebuki oleh preman klub tersebut karena tidak sanggup membayar.

*

Law membuka mata, sinar matahari pagi menerpa wajahnya membuat Pria tersebut mengerjap, kemudian merasakan ngilu diseluruh tubuhnya.

Ia menatap sekeliling, rupanya, para bodyguard itu membawa Law ke tempat ini dan membuang dirinya begitu saja. Di sebuah pembuangan sampah, dengan bau yang luar biasa menyengat hidungnya.

Law berdiri, kemudian berjalan terhuyung. Ia melangkah menuju jalan pintas, untuk kembali ke rumah susun dan menghindar dari beberapa orang yang ditemuinya sepanjang jalan.

Yang ingin dilakukan Law saat ini hanyalah mandi, kemudian membersihkan seluruh luka yang ada diwajahnya.

An Angel Of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang