Duapuluhlima

1K 89 1
                                    

Law sedang bersiap, ketika Jinan keluar dari dalam lemari baju Law sambil menguap.
Hantu yang terlihat sangat cantik dan menggemaskan itu mengerjapkan kedua mata, Ia menghampiri Law.

Oh ya, menjelang pagi tadi Jinan memutuskan untuk kembali ke tempat ia biasanya tidur. Sudah sejak satu minggu yang lalu Jinan tidur di dalam lemari.

Tentu saja itu semua atas perintah Law. Sebab, Ia tidak akan bisa tidur jika Jinan selalu mengawasinya dengan mata kelamnya itu.  Untuk itulah Law memberikan syarat tersebut kepada hantu Jinan.

Jinan sebenarnya sempat mengajukan Interupsi, namun Law menolak mentah-mentah, bahkan Ia mengancam jika Jinan tidak akan diperkenankan sama sekali untuk menemuinya, andai ia tetap memaksa untuk tidur dimanapun sesuka hatinya.

"Hey, Kau mau kemana, Law?" tanyanya. Law menoleh sekilas. Kemudian kembali berkutat dengan kerah kemejanya.

"Menemui Roberto," jawabnya singkat. Jinan tersenyum, ia nampak jauh lebih bersemangat.

"Itu kabar baik Law! Hey Law, tunggu!" pekik Jinan, saat melihat Law berjalan ke arah pintu.

"Apa?"

"Aku belum bersiap! Ya ampun tunggu sebentar!" Jinan berlari ke wastafel, dan bercermin, untuk membersihkan kotoran dimatanya, serta merapikan rambutnya.
Law mengangkat kedua alis dan bibir atas sebelah kirinya.

"Kau itu hantu! Siapa yang akan melihatmu hingga kau harus berkemas, Jinan!" seru Law. Yang dibalas dengusan Jinan.

"Kau keterlaluan. Aku ini perempuan! Perempuan sudah kodratnya berdandan cantik, Law! Lagipula, Kau bisa apa tanpa Aku, heh!" gerutunya, sambil menguncir rambut panjangnya.

Law menyerah, Jinan benar. Ia memang tidak akan bisa apa-apa tanpa Jinan. Tapi, tidak benar jika hantu harus dandan serepot itu. Toh Manusia tidak akan ada yang bisa melihat dirinya, kecuali Law seorang.

Huhh ...

Pria itu kini mendesah. Ia kembali merenungi diri, entah mengapa jalan hidupnya saat ini jadi bergantung pada Jinan, yang bahkan belum sempat Ia tanyakan asal-usulnya tersebut.

Alhasil, kini Law duduk dibangku teras, menunggu Jinan selesai berkemas.
Dan matanya terbelalak, ketika Jinan keluar dengan rambut panjangnya yang dikuncir, serta, kaca mata hitam miliknya yang kini bertengger dihidung mancung Jinan.
Law menghela napas panjang, kemudian mengikuti langkah hantu super ajaib tersebut.

An Angel Of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang