SEQUEL DUA

978 67 0
                                    

Mentari hampir saja terjengkang, ketika tiba - tiba sebuah tangan mendarat dibahunya.
Perempuan itu membalikkan badan, Ia mengembuskan napas panjang.

"Mama!" serunya.

Mentari memeluk tubuh Perempuan itu. Perempuan yang selalu dikasihi olehnya, sesadis apapun perlakuan Mama terhadap dirinya.

"Sedang apa, Mentari?" tanya Mama dengan wajah dingin.

Perempuan Tua itu sama sekali tak menyiratkan kerinduan, atau kecemasan meski nampak jelas tubuh Mentari yang terbalut Blous pendek itu terdapat banyak luka.

Wajahnya, tetap datar seperti biasa ...
Mentari, bahkan tidak sadar akan sebuah hal.
Bagaimana bisa Mama nya tiba - tiba muncul dibelakangnya?
Bukankah dengan tangannya sendiri, Mentari mengunci semua pintu dan jendela di dalam rumah itu?

"Bukankah Billy sudah mengatakan agar Kau jangan mendekati kamar itu, Mentari? Kenapa Kau melanggar perintahnya?!" tanya Mama, dengan wajah tetap dingin.

Mentari menundukkan kepala. Mama memang benar, Billy pernah bahkan sering memperingatkan dirinya untuk tidak mendatangi Kamar tersebut.

"Tapi Ma ..."

"Cukup Mentari!" potong Mama.

'Ada apa dengan Mama?' bathin Mentari.

Keduanya larut dalam diam, sementara dari kamar rahasia itu masih terdengar suara napas berat yang seperti menahan sesuatu.
Mentari menghela napas panjang, ingin rasanya Ia menceritakan pengalaman tragisnya malam itu kepada Mama.
Namun Mama sepertinya sedang tidak siap mendengarkan kisah Mentari, memang tidak pernah siap!
Tidak pernah!

Mentari menghela napas berat sekali lagi, sementara tanpa Ia sadari, sesungguhnya hati kecil perempuan itu menangis, Ia tahu betul apa yang menimpa Puterinya, namun Mama bisa apa?

Perempuan tua itu melangkah meninggalkan Mentari, menyembunyikan Airmatanya dan masuk kedalam kamar yang sering Ia gunakan ketika Mama menginap dirumah Billy.
Ia menutup dan mengunci pintu, meninggalkan banyak tanya dalam dada Mentari yang malang.

Mama, menerawang. Pada kisah masa lalu yang terjadi dalam hidupnya, hidup Mereka, hidup Keluarga kecil Keduanya.

*

Mama Mentari adalah perempuan yang datang dari Sebuah Desa terpencil, Ia datang ke Kota berdasarkan mimpi yang Ia alami selama Tiga kali berturut - turut.

Didalam mimpinya, seorang pria tua dengan pakaian compang camping mengatakan,

'Pergilah ke Kota, mengarah ke Timur. Disana Kau akan menemukan kehidupanmu yang sesungguhnya. Ingat pesanku, apapun yang terjadi, jangan pernah menyesalinya, sebab, bukankah Kau ingin hidup dalam kebahagiaan yang abadi?'

Mama Mentari berangkat ke Kota, meninggalkan perih dan segala kemiskinan di Kampung. Meninggalkan seorang Pria sepuh sendirian, hingga Pria sepuh yang adalah Bapaknya kemudian meninggal dunia.

Pertemuannya dengan seorang Pria mengubah hidupnya, Mama Mentari mencintai pria yang Ia temui di jalur Timur, sesuai dengan mimpinya, Ia bertemu pria tersebut entah secara kebetulan atau memang Takdir yang mempertemukan Keduanya.

Mereka jatuh cinta, tepatnya Mama Mentari yang jatuh cinta kepada Pria itu, pria kaya raya dengan mobil menngkilap yang jumlahnya masih dapat dihitung jari bahkan di Kota besar itu.

Kemiskinan dan lelahnya perempuan itu, membuat Ia bahkan tidak pernah mempertanyakan asal usul Pria yang menikahi dirinya, hingga lahirlah seorang Anak pertama Mereka yang diberi nama, Mentari.
Nama itu disematkan, tak lain adalah sebagai bentuk dari Cinta, karena Mereka dipertemukan di jalur Timur, dimana Mentari mengawali Pagi di Ufuk Timur sana.

Mereka hidup bahagia, hingga pada suatu hari dirinya dipertemukan dengan seseorang. Seorang pria yang datang entah dari mana asalnya. Namun yang pasti, Pria itu mengaku jika dirinya diutus oleh Suaminya, Ayah Mentari, untuk menjaga Mereka, dengan jalan ... Menikahi Mamanya Mentari!

Mama Mentari merasa Syok, bahkan Pagi itu, Suaminya pergi bekerja seperti biasa. Tidak menampakkan gejala aneh, tidak menunjukkan sesuatu yang aneh, Ia bahkan seperti biasa, sempat bermain dan bercanda dengan Mentari yang masih berusia Tiga tahun.

Namun ada hal yang perempuan itu ingat akhirnya, sebelum berangkat bekerja, Pria tersebut sempat membisikkan beberapa kalimat ditelinga Mamanya Mentari.

'Jika kali ini Kita tidak beruntung, maka keberuntungan akan datang dikesempatan lainnya,'

Ia tidak menggubris ucapan Suaminya. Ia pikir, Suaminya berkata seperti itu semata - mata soal pekerjaan dikantornya.

Bagaimana mungkin tiba - tiba saja, seorang pria tak dikenal membawanya kabar, membawa sebuah surat perceraian, dan lebih naasnya meminta pria tersebut menikahi dirinya!

An Angel Of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang