Empatpuluhempat

922 80 0
                                    

"Aku lelah!" seru Selin.

Sesaat setelah Jinan keluar dari tubuh Selin. Gadis itu menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur empuk miliknya.
Jemarinya mengurut pahanya yang entah kenapa terasa lebih berat. Padahal tubuh Jinan dengannya tak jauh berbeda, hanya saja Jinan sedikit lebih tinggi dari postur tubuhnya.

"Semua baru akan dimulai malam ini, Selin... Tenanglah. Aku hanya butuh tubuhmu Satu malam ini saja. Oh tidak, Dua malam! Mm tidak tidak! Tiga atau Empat malam!" Selin merengut mendengar cerocosan Jinan.

"Dan Malam ini Kita akan menyelidik, besok malam, semua akan berakhir, mungkin... Itupun jika semua berjalan dengan mulus," lanjut Jinan.

Selin menggerutu tidak jelas, Jinan benar-benar membuat seluruh tubuhnya terasa sangat letih.
Selin sambil merebahkan tubuhnya, ia berpikir. Sesungguhnya Ia tidak tahu apa yang sebenarnya dilakukan oleh Jinan selama berada dalam tubuhnya tadi.

*

"Mentari... Mentari!" seru Law.

Pria itu mencari Mentari ke segala tempat. Namun Ia tidak menemukan keberadaan Kakaknya itu. Bahkan Law sudah menanyakan keberadaan Mentari pada beberapa orang yang ia temui di area rusun. Namun sepertinya mereka terlalu sibuk dengan urusan masing-masing, sehingga tak ada yang menyadari keberadaan Mentari, bahkan kepergiannya.

Bug Bugg Buggggg

"Law! Law!" teriakan seseorang di luar sana terdengar, bersamaan dengan gedoran keras pada pintu kamar Law.

Law berlari untuk segera membuka pintu.
Diluar, Mama Murni sedang berdiri resah. Perempuan itu bersimbah air mata.

"Ada apa?" tanya Law dengan perasaan yang mulai tidak enak.

"Murni... Murni hilang!" jawabnya sembari terbata dan terisak.

"Hilang? Hilang bagaimana?! Sejak kapan? Darimana Kau tahu jika Murni hilang? Sudah dicari ke seluruh kamar?" serang Law dengan banyak pertanyaan.

Mama Murni mengangguk dengan wajah lemas.

"Aku sudah mencarinya kemana-mana, Law. Kupikir dia bersamamu, tapi waktu kucoba tanya pada tetangga sebelah, Mereka bilang tidak ada, kau sedang bekerja,

"Dan ini, lihatlah... Aku menemukan boneka Murni terjatuh di bawah tangga. Dia... Dia tidak pernah meninggalkan Bonekanya dimanapun," terang Mamanya Murni sembari mendekap boneka kesayangan Murni.

Law tertegun. Benar, Murni memang tidak pernah meninggalkan bonekanya. Bahkan saat ia sedang bermain bersama Law sekalipun.

Mentari hilang, Murni hilang...

Law menggelengkan kepala. Tidak mungkin Mentari menculik Murni.

Untuk apa?
Menjualnya?
Bukankah Mentari sedang didesak keuangan oleh Mama?

"Law..."

Pria itu tersentak dari pikiran buruknya.

"Aku akan mencari Murni, Kau coba cari disekitar Rusun!" jawab Law tanpa menunggu perempuan malang itu menjawab apa-apa lagi.

Pria itu buru-buru mengenakan lagi jaket yang baru saja dilepasnya tadi. Ia terburu melangkah, menuruni tangga Rusun, dan Law berniat untuk menemui...

Kediaman Mama

An Angel Of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang