Tigapuluhdua

957 84 1
                                    

"Sudah kuduga, kau pasti disini Liora!" teriak Jinan, Ia menendang punggung makhluk jejadian tersebut dengan sangat kencang.

Liora, makhluk jejadian itu nampak sangat terusik oleh kehadiran Jinan. Makhluk mrnyrramkan dengan kedua mata menyalang itu bersiap untuk menerkam tubuh Jinan, suaranya menggeram.

Jinan mengelak, tubuh gadis hantu itu melayang jauh ke udara. Sementara gadis persembahan Ia terpaku, menatap perseteruan antara mereka berdua.

Perselisihan semakin seru, ketika Api mulai menyala dari mata nyalang makhluk jejadian bernama Liora, sementara itu, bulan purnama merangkak meninggalkan pelataran awan.

Liora, mundur secepat kilat, kedua kakinya terbakar. Api merangkak menuju betis, paha, lutut, hingga sampai kepada kepalanya.

Makhluk menyeramkan itu meraung, waktunya sudah habis bagi dia untuk menghabisi sang tumbal, dan Liora terbang melesat, menembus kegelapan malam dengan geraman yang amat keras memecah langit.

Jinan, gadis hantu itu melesat menghampiri Murni, gadis kecil yang dijadikan sebagai tumbal sang Liora.

Jinan melepaskan seluruh ikatan ditubuh Murni, hanya dengan satu kedipan. Membuat mata sembab Murni mengerjap-ngerjap, melihat begitu banyak keajaiban yang menakutkan bagi gadis kecil itu malam ini.

"Pegang tanganku, Murni!" perintah Jinan. Murni mengangguk meski dengan ragu Ia melakukannya.

Jinan membawanya lari secepat kilat, hingga meninggalkan jejak teriakan dari mulut kecil Murni, yang berdebar ketika tubuh kecilnya terasa melayang di udara.

*

"Hey, buka matamu! Kita sudah sampai!" seru Jinan, ia menepuk-nepuk pipi bulat Murni.

Gadis kecil itu membuka matanya perlahan, Ia menatap sekeliling dan membuka mulut, hendak menjerit. Namun dengan sigap tangan Jinan membekapnya.

"Jangan berteriak, Kau bisa membangunkan seluruh isi Rusun, Murni." Gumam Jinan. Murni menatap dalam kedua mata Jinan.

"Masuklah ke dalam kamarmu, dan ingat pesanku, jangan menceritakan apapun kepada siapapun! Mengerti?" perintah Jinan sambil menatap lekat wajah Murni.

Gadis kecil itu masih menatap dalam-dalam wajah Jinan. Kemudian menganggukkan kepalanya.

"Apakah Kau sejenis Peri?" gumamnya.

Jinan terkekeh mendengar pertanyaan gadis kecil sepolos itu. Jinan hanya menggeleng pelan seraya tersenyum, kemudian mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Murni.

"Masuklah. Dan sekali lagi ingat pesanku, jangan ceritakan apapun yang kau alami malam ini. Percayalah, aku akan menjagamu dan tidak akan kubiarkan hal tadi terulang lagi," Jinan menatap dalam-dalam kedua mata Murni.

Murni mengangguk, lalu menuruti perintah Jinan. Meski sejujurnya Murni ingin tahu siapa Jinan sebenarnya, dan kenapa ada makhluk menyeramkan yang menginginkan dirinya.

Tubuh Murni bergidik mengingat peristiwa beberapa waktu yang lalu. Gadis itu masuk ke dalam rumah, sebelum mama pulang.

An Angel Of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang