Part 5

849 98 1
                                    

Di padatnya lalu lintas kota London, tampak sebuah mobil dengan warna merah mencolok berjalan dengan kecepatan sedang.

Sang empu mobil sudah 15 menit lamanya hanya memacu kuda besi itu berputar-putar tak jelas. Seakan ia melupakan tujuan awalnya pergi.

"Tugas negara?! Kenapa harus aku? Bukankah masih ada Mr Fudge dan Mr Snape yang bisa menghandle?! Membosankan", gerutu pria bersurai platina itu.

Ia kemudian membelokkan setir ke kanan, menuju kearah pinggiran kota. Tapi sebuah pemandangan kecil menyita perhatiannya.

Terlihat seorang wanita muda baru saja keluar dari sebuah gedung. Seperti semacam tempat bimbingan belajar.

" eh? Tunggu! Bukankah itu Hermione, ya?!", ucapnya.

Ia pun mulai memelankan laju kendaraannya.

"Oh iya, betul!", seru Draco.

Tin Tin Tin

Gadis itu menoleh dengan tatapan heran.

"Wow! Dia cantik sekali!", pikir Draco untuk sesaat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wow! Dia cantik sekali!", pikir Draco untuk sesaat.

Setelah mobil merah itu menepi dengan baik, mobil itu kemudian membuka kaca sisi kirinya. Hermione harus sedikit membungkuk untuk melihat sang pemiliknya.

" Draco?!", serunya.

"Hai! Kau mau kemana?", tanya Draco.

" ehm, aku mau pulang. Tumben kita bertemu disini, kau sendiri?", Hermione berbalik bertanya.

"Hanya sedang mencari udara segar. Ayo aku antar!", Draco menawari.

" oh, tidak perlu. Aku bisa pergi sendiri", tolak Hermione.

"Aku tak menerima penolakan, nona. Sekarang masuklah!", perintah Draco.

Hermione sedikit berdecak kesal karena diperintah Draco seenaknya. Tapi nyatanya ia juga menurutinya.

" kau mentang-mentang seorang pangeran, memerintah seseorang dengan seenaknya", omel gadis itu.

"Maafkan aku! Aku hanya tak ingin gadis cantik seperti mu jalan sendirian", elaknya.

Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan membelah kota London.

Dalam mobil

" kau cantik sekali hari ini, Hermione!", puji Draco sambil sesekali melirik ke sebelahnya.

"Ckk, jangan coba-coba merayu ku. Aku bukan mereka yang sering kau rayu", sindir Hermione.

" aku tak merayu mu, kau memang cantik hari ini".

"Baiklah, aku tadi baru saja dari melamar pekerjaan", ujar Hermione memberi tahu.

"Bekerja? Memang sebagai apa?", tanya Draco tertarik.

" tenaga pengajar. Disana kekurangan guru dalam bidang bahasa. Dan aku mencobanya", ungkap gadis itu.

Saat ini mobil sedang berhenti di lampu merah. Draco pun dapat fokus sebentar pada Hermione.

"Kenapa kau harus bekerja? Bukankah sebentar lagi kita juga akan lulus. Kenapa tak menunggu saja?!", cecar Draco.

" keadaan keluargaku tak sepertimu, sehingga itu yang memaksa aku untuk tetap bertahan dengan cara ini", terang Hermione.

"Memang ada apa dengan keluargamu?", tanya Draco penasaran.

Lampu hijau menyala dan Draco kembali berpaling ke jalanan. Tapi ia masih tampak tertarik dengan topik obrolannya.

" aku dari keluarga single parent, ibu ku bekerja keras sendirian. Aku tak mau merepotkannya terus menerus", jawabnya.

"Wow! Dia memang gadis yang sempurna. Dia berbeda dari gadis pada umumnya", kagum Draco.

" oh, begitu ya!", sahutnya.

Hermione hanya mengangguk dan kembali fokus pada pemandangan di sampingnya.

"Ohya, bagaimana kalau kita minum kopi dulu? Sambil mengobrol, mungkin?!", tawar Draco.

" boleh juga! Ada rekomendasi?", ujar Hermione.

"Ya, aku tahu!".

The Rosmerta's Cafe

" kami pesan dua cappucino latte!", kata Draco.

"Baik, tunggu sebentar ya!", balas pelayan dan kemudian pergi.

Sekarang mereka sudah ada di dalam sebuah kafe di daerah pinggiran kota. Nuansa kafe itu sangat nyaman. Di penuhi dengan ornamen kayu, membuat kafe itu agak vintage.

Tak jarang beberapa pengunjung mencuri pandang pada mereka. Penampilan mereka yang sangat serasi seakan menarik perhatian. Cantik dan tampan.

" apa kau sering kesini?", tanya Hermione tiba-tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" apa kau sering kesini?", tanya Hermione tiba-tiba.

"Kadang-kadang, dengan seseorang dulu", balas Draco.

Pria itu sekilas memandang penjuru ruangan itu. Dan Hermione dapat melihat perubahan air mukanya. Ia terlihat sendu.

" apakah dengan kekasihmu?", tebak Hermione.

"Dulu iya, tapi sekarang ia bukan lagi", responnya.

" apa kalian bertengkar?".

"Tidak, lebih tepatnya kami dipaksa harus berpisah. Ibuku yang melakukan itu semua", ungkapnya.

Pesanan kopi pun datang. Dan Hermione tetap terdiam, ia seakan memberi kesempatan Draco melanjutkan kata-katanya.

" ibuku tak setuju bila aku berhubungan dengannya. Ia mengatakan bahwa dia bukan gadis yang baik untukku. Tapi ibu tidak pernah sekalipun memberi tahu alasan sebenarnya itu apa. Sehingga aku sangat marah padanya", lanjutnya.

"Kalau menurutku, Sang Ratu pasti punya alasan khusus hingga melakukan itu. Semua ibu di dunia ini pasti tahu mana yang terbaik untuk anaknya, tak terkecuali Ratu".

" hal yang terbaik!? Dengan cara seperti itu!?", sinis Draco.

"Kau kan tidak tahu alasannya, jadi tanyakan baik-baik dulu", kata Hermione.

Bagai Sebuah DongengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang