Part 20

462 48 4
                                    

"Mione?", panggil Helena.

Wanita paruh baya itu kemudian memasuki kamar putri semata wayangnya itu.

Terlihat Hermione sedang membaca sebuah novel dengan posisi menelungkup di atas ranjangnya.

" eh, ada apa bu?", kaget Hermione.

"Kau tak masuk kuliah lagi, sayang? Apa kau ada masalah?", tanya Helena lembut.

Ia pun menghampiri ranjang Hermione dan duduk di sebelahnya.

" tidak, bu! Aku baik-baik saja, hanya sedang malas masuk kuliah saja", sanggah Hermione sambil tetap membaca.

Helena sangat mengenal sifat putri cantiknya itu. Bila ia mengalami suatu masalah ia akan mengurung dirinya di dalam rumah.

Dan ini sudah 3 hari ia tak keluar rumah. Dan itu terjadi semenjak ia usai menghadiri pesta ulang tahun kekasihnya, Draco.

"Kau tak bisa membohongiku, Mione! Ada apa sebenarnya?", selidiknya.

Gadis itu menutup novelnya dan mengubah posisinya menjadi duduk. Ia memandang ibunya dengan mata sendu.

" ibu!", ucapnya sambil menghambur memeluk Helena.

Tangisnya seketika pecah tak tertahankan. Helena dengan sayang mengelus punggung putrinya yang bergetar hebat.

"Aku kecewa padanya bu huks, disaat aku merasa dia benar-benar mencintaiku disaat itu juga ia menyakitiku", kata Hermione disela-sela tangisnya.

" apa maksudmu, sayang? Coba kau jelaskan!", bingung Helena.

Hermione kemudian menjelaskan apa yang terjadi di pesta Draco malam itu dengan sesegukkan. Dan Helena mendengarkan dalam diam.

"Sayang! Ibu yakin Draco tak mungkin melakukannya dengan sengaja", Helena mencoba menenangkan.

" tidak sengaja?! Tidak mungkin bu, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau dia dan wanita itu malah saling meraba satu sama lain. Kalau memang Draco serius padaku, dia pasti tahu kalau yang ia cium itu bukan aku, bu", Hermione bersikeras.

"Mione! Aku tahu kau sekarang masih sangat marah padanya, tapi tidak ada salahnya kalau kau minta penjelasan langsung dari Draco", saran Helena pada putrinya.

" tidak, bu! Aku tak mau lagi berbicara apalagi  bertemu dengannya", tolak Hermione dingin kemudian memalingkan wajahnya.

"Ya, sudah! Mungkin sekarang kau tak ingin bertemu dengannya, tapi tak baik juga menghakimi seseorang tanpa tahu alasannya, sayang", ujar Helena maklum.

" kalau begitu, ibu akan membiarkanmu untuk menenangkan diri", katanya.

Wanita paruh baya itu pun beranjak keluar dari kamar Hermione dan meninggalkan Hermione yang masih diliputi amarahnya.

Keesokkan harinya, Hermione tampak bersiap-siap akan pergi. Terlihat dari outfit yang ia pakai, sepasang sepatu kets putih dan celana jins warna biru serta kaos putih oblong.

" bu, aku pergi dulu ya!", serunya berpamitan pada Helena.

"Kau mau kemana, Mione? Tumben kau rapi sekali", tanya Helena.

" aku ada janji keluar dengan Ron, bu".

"Ron?! Ronald Weasley teman sekolahmu dulu itu, kan?!", tebak Helena.

" iya, bu! Kami tak sengaja bertemu saat usai pesta, dan ia mengantarkanku pulang", jelas Hermione.

"Ya, dia memang anak yang baik", gumam Helena

" baiklah bu, aku pergi dulu ya!", ujar Hermione dan beranjak pergi.

"Hati-hati!", balas sang ibu.

Bagai Sebuah DongengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang