Part 18

488 64 10
                                    

Hotel Shangri-La malam ini tampak ramai dari biasanya. Terdapat beberapa rombongan tamu berpenampilan cantik dan tampan berbalut busana yang sedikit err terbuka.

Di dalam salah satu lounge di hotel tersebut, terdengar sayup-sayup musik disko yang terdengar asyik.

Seorang pria tampan terlihat beberapa kali menyapa tamu undangan yang baru hadir.

Dengan tubuh kekar berbalut kemeja putih agak transparan dan kancing kemeja yang hanya beberapa saja yang dikancingkan.

Rambut yang ditata rapi dan klimis menambah kesan seksi dan lebih dewasa.

Rambut yang ditata rapi dan klimis menambah kesan seksi dan lebih dewasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nikmati pestanya, ya!", ucapnya.

Tak berapa lama, ada seorang pria yang baru datang menghampirinya.

" hei, mate! Selamat ulang tahun, ya!", teriak pria berkaca mata bundar.

"Thanks, Potter! Kau sudah selesai tanding?", balas Draco berteriak.

Musik yang keras dan suasana yang ramai memaksa semua orang untuk berteriak walau hanya untuk sekedar mengobrol.

" yeah, begitulah! Lawannya tak sesangar yang aku pikirkan", ujarnya.

"Ya, sudah! Masuklah dan nikmati pestanya!", pintanya.

Draco pun masih berkeliling untuk kembali menyapa teman-temannya, sampai ia melihat dua orang sahabatnya datang.

" akhirnya kalian datang juga!", seru Draco senang.

"Sori, mate! Aku harus menunggu Dean dulu. Ia sangat lama bila berdandan", keluh Theo berbisik di telinga Draco.

Dean yang mengetahui bahwa Theo membicarakan dirinya, menyahut membela diri.

" memang kenapa?! Wajar kalau aku sedikit berdandan. Disini banyak wanita cantik, Nott!", elaknya sambil melirik ke sekelilingnya.

"Ya, terserah kau saja!", malas Theo.

Draco tampak celingak-celinguk mencari sesuatu. Dean yang melihatnya pun bertanya.

" kau cari siapa, mate?".

"Mana Blaise?", tanya Draco.

" dia bilang akan menemui seseorang dulu, makanya kami meninggalkannya", sahut Theo.

"Siapa?".

Theo dan Dean hanya membalas mengendikkan bahu mereka.

" ohya, mana Seamus? Dia kemarin bilang akan datang mendahului kami?", tanya Theo balik.

Draco pun hanya menunjuk salah satu sudut ruangan dengan dagunya. Theo dan Dean pun menoleh ke arah yang ditunjuk.

Tampak Seamus sedang mencium mesra seorang gadis tanpa memperdulikan sekitarnya.

"Dia benar-benar gila! Pestamu saja belum dimulai, tapi ia sudah berpesta sendirian", gumam Theo sambil geleng-geleng kepala.

" biarkan saja! Ia sudah lama naksir Susana Bones. Jadi wajar saja ia tak menyia-nyiakan kesempatan ini", bela Draco.

Bagai Sebuah DongengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang