Part 27

413 47 15
                                    

Draco POV

Saat ini aku dalam perjalanan ke lokasi penyekapan Hermione. Ada 3 rombongan pleton yang diturunkan oleh Mr Lupin. Rombongan yang pertama, mengamankan kawasan sekitar sampai radius 1 km dari tempat kejadian. Rombongan 2 dan 3 bergerak mendekati target.

Aku ada di rombongan ke 3, tepat di mobil Blaise bersama Theo.

Flashback on

"Putra Mahkota! Karena masalah ini menyangkut tentang anda, saya ingin anda masuk ke dalam lokasi bersama Mr Zabini dan Mr Nott", ujar Mr Lupin.

Tampak di depan kami terhampar selembar denah dari gedung tempat penyekapan Hermione.

" baiklah, Mr Lupin! Tapi, apa saya akan dibekali persenjataan?", tanyaku.

"Apakah anda bisa menggunakannya?", Mr Lupin balik bertanya.

" Putra Mahkota dan beberapa sahabat karibnya pernah mengikuti pelatihan tembak selama 2 tahun, jadi anda tak perlu ragu untuk mengijinkannya membawa senjata", sahut Snape menyakinkan Mr Lupin.

"Baiklah, kalau begitu! Anda dan kedua teman anda akan dibekali beberapa dari persenjataan kami", tukas Mr Lupin.

Flashback off

" Draco! Kita sudah sampai!", suara Blaise mengagetkanku.

"Ayo kita turun sekarang!", ajak Theo.

Kami bertiga turun dan kemudian kembali bergabung ke rombongan 2 yang menyertai kami.

" kami akan mengawasi dari luar gedung, Yang Mulia! Jadi, berhati-hatilah!", ujar Mr Lupin memperingatkan.

"Baik! Aku mohon bantuan dari anda", ucapku lalu bergegas masuk ke dalam gedung diikuti Blaise dan Theo.

***

Suasana pengap dan pencahayaan yang sangat temaram, menyambutku ketika baru memasuki gedung.

Dengan langkah yang mengendap-endap, aku, Blaise dan Theo makin memasuki gedung itu.

" GARA-GARA NARCISSA, AYAHKU PERGI MENINGGALKAN IBUKU SAAT MENGANDUNG AKU. DAN KARENA ITU, IBUKU MERANA DAN SAKIT HATI HINGGA AKHIR HAYATNYA. DAN KARENA KAU, AKU MENJADI SULIT MENDEKATI DRACO LAGI".

Langkahku berhenti seketika dan beringsut untuk bersembunyi ketika seseorang berteriak dari salah satu ruangan.

Kami pun bersiap dengan pistol di tangan masing-masing.

"Itu suara Tori, mate!", bisik Blaise padaku.

" tapi apa maksud dari ucapannya itu?!", Theo ikut berbisik.

Aku pun hanya bisa terdiam dan menatap kosong pada lantai berdebu dibawahku.

"Kenapa dia membicarakan tentang ayahku?! Dan apa hubungan ibunya dengan ayahku?!", batinku.

ARGHHHH

Aku terkesiap ketika mendengar teriakan kesakitan dari Hermione.

" ayo!", ajakku mendahului Blaise dan Theo.

Aku mengintip dari celah sempit di samping pintu masuk ruangan asal suara Astoria dan Hermione terdengar.

Tampak Hermione diikat di sebuah kursi dan Astoria membungkuk tepat di depannya.

"Kalian bersembunyilah dulu! Keluarlah bila aku meminta bantuan pada kalian", perintahku pada Blaise dan Theo.

" oke!", balas mereka lalu bersembunyi pada sudut yang berbeda.

Bagai Sebuah DongengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang