Part 10

680 80 12
                                    

Hermione's POV

Entah kenapa hari ini aku sangat malas untuk melakukan apa-apa. Aku juga malas untuk bersiap-siap pergi ke kampus seperti biasanya.

Hati dan pikiranku seakan melayang entah kemana. Sejak pertemuanku dengan Luna tempo hari, hariku seakan berhenti berjalan.

"Ughh! Ada apa dengan diriku?! Dari tadi hatiku merasa gelisah terus", gerutuku masih diatas tempat tidur.

Tring Tring

Sedari tadi ponselku berdering terus menerus. Pasti itu Draco, karena sudah puluhan pesan yang bertuliskan namanya yang masuk. Tapi entah kenapa aku seperti tak berminat untuk membaca satu pun.

Tringgg Tringgg

"Arghhh! Berisik sekali! Kenapa dia mengirim pesan terus", teriakku sambil mengambil kasar ponsel di nakas.

Hi, Mione! Kemana saja kau? Aku mencarimu di seluruh kampus tapi tak ada. Apa kau sakit? Apa kau baik-baik saja?! Aku akan ke rumahmu setelah selesai.

Ternyata Ginny. Aku pun membalas pesannya tanpa berniat membaca pesan dari pria itu.

2 jam kemudian

" Mione!!!", teriak seseorang dari pintu depan.

Cklek

"Oh, kepala merah! Apa kau tak bisa pelankan sedikit saja suaramu, hah?! Untung ibuku sudah berangkat", semburku saat membuka pintu.

" upss, maaf! Ohya, apa kau sakit? Kenapa kau tak masuk tadi?", cerocos Ginny seraya masuk ke dalam.

"Malas!", balasku singkat.

Aku mengajak ia langsung masuk ke kamar. Kami sering melakukan ini satu sama lain bila berkunjung.

" malas?! Tumben sekali", herannya.

"Entahlah, Gin! Tiba-tiba saja aku merasa malas sekali".

Ginny berputar-putar di dalam kamar dengan sesekali meletakkan jarinya di dagu. Khas dirinya bila sedang berpikir keras.

" apa ini ada hubungannya dengan Draco?", tebaknya tiba-tiba.

Aku terkejut dengan perkataan sahabatku itu. Sampai-sampai mata ku hampir keluar dari kepalaku. Ups, maaf! Aku berlebihan....

"Hah, benarkan?!", kata Ginny dengan nada senang.

Aku hanya terdiam tak tahu harus menjawab apa. Apa benar aku uring-uringan hanya karena si pangeran playboy itu?.

"Ceritakan padaku, Mione! Mungkin aku bisa membantumu", ucap Ginny.

"Ehm, Gin?! Apa kau pernah merasa galau akan suatu hal?".

" galau?! Memang kau dan Draco kenapa, Mione?", Ginny balik bertanya.

"Entahlah, aku merasa perasaan Draco padaku hanyalah sebuah pelarian semata", kataku sendu.

" kenapa kau bisa berpikir seperti itu? Itu mungkin hanya perasaanmu saja", hibur Ginny.

"Kau ingat Luna?~",

Ginny mengangguk.

" ~dia adalah sepupu Draco. Ia cerita bahwa sebelum mengenalku, Draco punya kekasih. Tapi karena alasan tertentu, mereka harus berpisah. Dan itu membuat Draco sangat kacau. Dan mungkin karena itu ia mendekatiku", lanjutku.

"Jangan menuduhnya tanpa bukti, Mione! Lebih baik kau menanyakan padanya langsung, apakah perasaannya itu serius atau tidak", saran Ginny.

" begitu ya?! Kau yakin?".

Bagai Sebuah DongengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang