Ini adalah hari ketiga Draco dirawat di rumah sakit. Dengan secara bergantian, Blaise dan lainnya menemani Draco.
"Hey, Dean! Sudah bangun?!", sapa Blaise ketika baru memasuki kamar rawat Draco.
" eunghhh~ oh, hai! Baru saja!", gumam pria itu dengan mata masih setengah menutup.
"Lebih baik kau pulang saja dulu! Kami yang akan menggantikan kau dan Seamus!", saran Theo meletakkan beberapa kantong makanan di meja.
Dean hanya mengangguk dan mulai beranjak ke arah toilet. Blaise dan Theo kemudian mendudukan diri mereka ke single sofa dekat jendela ketika sebuah ketukan pelan terdengar.
" permisi!".
"Ya, sebentar!", seru Theo pelan sambil melangkah ke arah pintu.
Muncul seorang suster cantik sambil mendekap sebuah alat medis di dada, ia tersenyum manis.
" selamat pagi, Tuan Nott! Saya ingin melakukan cek kesehatan rutin pada Putra Mahkota sekarang!", jelasnya ketika dipersilahkan masuk.
"Oh, tentu! Silahkan!", balas Theo sambil ikut tersenyum manis mengandung makna.
Blaise yang melihat kelakuan salah satu sahabatnya itu hanya menggeleng malas.
Sang suster cantik itu pun dengan cekatan melakukan pengecekan kepada Draco. Sedangkan Theo hanya memandanginya dari arah belakang.
" sudah selesai!", ujarnya.
Ia pun mencantat semua perkembangan kesehatan Sang Pangeran pada sebuah papan kecil yang tadi ia bawa. Lalu ia pun berbalik.
"Bagaimana, suster?", tanya Theo yang sedari tadi setia menonton semua kegiatan si suster itu.
" keadaan beliau sudah lebih baik, kemungkinan beliau akan segera sadar!", jelasnya.
Blaise yang mendengar penjelasan sang suster tersebut beranjak dan mulai mendekat.
"Benarkah?! Kalau boleh tahu kapan dia boleh pulang?", sambungnya.
" masih beberapa hari lagi, Tuan Zabini! Kondisinya masih terlalu lemah bila dipaksakan untuk pulang dalam waktu dekat ini. Mohon bersabarlah!", ucapnya dengan senyuman manis.
"Baiklah, terima kasih Ms Viviane!", kata Theo mengedipkan mata.
Setelah mengantar suster itu keluar, Theo kembali duduk di sofa, sedangkan Blaise duduk di dekat ranjang Draco.
Blaise tampak sibuk berkutat dengan ponselnya.
Tak lama kemudian, pintu toilet terbuka dan tampak Dean keluar dengan wajah yang lebih segar.
" kalian bawa sarapan apa?", tanya Dean.
"Hanya sandwich dan beberapa kaleng susu dan jus!", jawab Theo tanpa menoleh.
Dean pun hanya manggut-manggut mengerti.
" ohya, daritadi aku tak melihat Seamus. Mana dia?!", sambung Theo yang kali ini menoleh pada Dean.
Dean pun menjawab dengan mulut yang penuh dengan sandwich.
" diah tadehhh bilang mau bertemoh Susanh".
"Iuhhh!! Jorok sekali kau ini!", jijik Theo sementara Dean hanya membalas dengan cengiran kuda.
" hey, kalian bisa diam tidak?! Ini masih pagi dan Draco butuh ketenangan!", desis Blaise ketika menegur mereka.
Sementara itu di tempat lain, Ginny dan Hermione tampak sedang menikmati acara jalan-jalan mereka di daerah pinggir kota.
Mereka mencicipi beberapa kuliner khas pinggir kota dan belanja beberapa cindera mata juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagai Sebuah Dongeng
RomanceDiadaptasi dari kehidupan The Royal Family.... jalan cerita tak selalu sama tapi memiliki makna yang serupa