Sebuah pesawat British Airways baru saja landing di London Heathrow International Airport beberapa menit lalu. Di pintu kedatangan khusus VVIP, tampak Ratu Inggris dan rombongan baru saja tiba.
Beliau dan sekretaris kerajaan langsung memasuki mobil khusus dan kemudian keluar dari area bandara. Saat itu waktu menunjukkan pukul 22.35 malam.
"Kita langsung ke rumah sakit saja, Severus!", titah Ratu.
" baik, Yang Mulia!~Charlie, RNOH sekarang!", kata Severus.
"Baik!".
Tak butuh waktu lama, hanya sekitar 45 menit. Mobil yang di tumpangi Ratu Inggris telah sampai di rumah sakit. Dengan langkah cepat namun tenang, beliau beserta sekrestaris kerajaan langsung menuju bangsal rawat inap khusus VVIP.
Di dalam kamar Draco, Theo, Blaise dan Luna tampak sedang bersiap menyambut kedatangan Sang Ratu.
Tok Tok Tok
Cklek
Ratu Narcissa masuk dan diikuti beberapa orang lainnya. Mimik muka Narcissa seketika berubah khawatir dan sedih. Diusapnya puncak kepala sang putra dengan lembut.
" Draco?!", panggilnya pelan.
Tubuh lemah dan pucat itu bergerak perlahan. Dengan lemah, iris mata berwarna hijau terang itu mulai terbuka.
"Ibu?!", gumamnya parau.
" syukurlah! Apa kabarmu, sayang?", tanya Narcissa lega.
Tak hanya Ratu Inggris itu saja yang merasa lega karena Draco telah siuman, tapi para sahabatnya dan Severus Snape yang berada di ruangan itu juga merasakannya.
Tapi hal yang mengejutkan terjadi. Bukannya Draco menjawab sang ibu, tetapi ia malah menangis tersedu sambil berusaha memeluk ibunya.
"Ibu! Dia~dia telah meninggalkanku!", isaknya pilu.
Sungguh Narcissa merasa kaget dan bingung dengan apa yang putranya katakan. Walaupun begitu, ia tetap membalas pelukan Draco dengan erat.
Isakan lemah dan memilukan menggema ke penjuru ruangan. Hingga membuat Luna ikut meneteskan air mata.
" shhh! Sayang, jangan ikut menangis!", bujuk Blaise merangkulnya.
"Ta~ta~pih aku se~dih melihat di~diah kembali terpuruk, B!", elak Luna makin beringsut di pelukan Blaise.
Severus yang tak tahan akan suasana itu meminta Theo untuk memanggilkan dokter.
" Mr Nott! Bisakah kau panggilkan dokter agar memberikan obat penenang untuk Putra Mahkota?!", pintanya.
"Tentu, tunggu sebentar!", jawab Theo dan beranjak keluar ruangan.
Draco masih saja meracau disela-sela tangisannya.
" ia meninggalkanku, bu! Apa lagi salahku?!".
Narcissa yang sedari tadi hanya bisa mengelus lengan anaknya dengan sayang, memandang Blaise dan Luna meminta penjelasan.
Blaise yang mengetahui hal itu hanya menjawabnya tanpa suara.
" nanti aku akan jelaskan!".
Narcissa pun mengangguk paham.
Beberapa menit kemudian, Theo kembali masuk disusul dokter James dan suster Viviane.
"Mohon beri kami ruang untuk menangani pasien, Yang Mulia!", ucap dokter James pada Narcissa.
" silahkan, dok!", balasnya.
Ia pun berniat melepaskan pelukannya, tapi ditahan oleh Draco.
"Ibu! Ibu! Jangan meninggalkan ku, bu!", teriaknya histeris.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bagai Sebuah Dongeng
RomanceDiadaptasi dari kehidupan The Royal Family.... jalan cerita tak selalu sama tapi memiliki makna yang serupa