"Terima kasih, Mrs Umbridge! Aku pulang dulu ya!", pamit Hermione tepat di depan pintu masuk museum.
" aku yang harusnya berterima kasih, Hermione! Kau yakin akan pulang sendirian? Ini sudah jam 9 malam, sayang?!", ujar Dolores khawatir.
"Aku tak apa! Aku pergi dulu dan jaga dirimu, Mrs Umbridge!", kata Hermione melangkah pergi.
Gadis itu menuruni tangga dan berbelok ke arah gerbang luar museum. Tapi~,
"EKHEM!!". Terdengar suara seseorang dari kegelapan
"YA TUHAN!!", pekik Hermione.
" oh, Hermione! Maafkan aku! Aku tak bermaksud mengagetkanmu!", sesal orang itu.
"KAU?! kenapa kau senang sekali membuat aku jantungan, Draco?!", berang Hermione.
" maafkan aku!", gumam Draco.
"Lupakan! Apa mau mu?", ucap Hermione dingin.
" aku hanya menunggu mu. Aku akan mengantarmu pulang. Bolehkan?!", terangnya.
Hermione terdiam sesaat. Ia melirik sekilas penampilan pria itu. Tampak Draco masih berpakaian seperti tadi pagi dan wajahnya sedikit letih sekali.
"Apa dia memang menungguku?! Padahal rombongannya pulang sudah jam 1 siang tadi", pikir Hermione.
" bagaimana, Hermione?!", tanya Draco lagi.
"Baiklah!", jawab Hermione akhirnya.
Mereka berdua kemudian masuk ke dalam mobil. Dan langsung melesat membelah kepadatan lalu lintas.
Dalam Mobil
" kenapa kau menungguku?", tanya gadis itu memecah kebisuan di antara mereka.
"Aku kan sudah bilang, karena aku mau mengantarmu pulang!", terang pria bersurai pirang.
" hanya itu?!", cecar Hermione tak percaya.
"Ya sudah kalau tak percaya", acuh Draco kembali fokus menyetir.
Ketika berbelok ke WENSFIR ROAD, mobil yang mereka naiki terjebak oleh macet yang panjang.
" ah, sial! Kenapa harus macet segala?!", gerutu Draco memukul kemudinya.
"Wajar, Draco! Ini kan akhir minggu! Sabar saja", ucap Hermione menenangkan.
Draco hanya bisa mengangguk lemah. Dan mereka kembali tenggelam dalam keheningan. Sebelum sebuah suara menggelitik terdengar.
Kruuukk krukkk
" apa itu suara perutmu, Yang Mulia?", tanya Hermione geli.
"Hehehe", kekeh Draco.
Hermione menggeleng tak percaya. Dia merasa kasihan melihat pria itu sampai kelaparan karena menunggunya.
" di depan ada restoran cepat saji. Kita kesana saja, oke?! Aku yang traktir", ajak Hermione.
"Kenapa kau yang traktir?! Aku yang akan menraktirmu!", tolak Draco.
" gara-gara menungguku, kau jadi kelaparan begini! Maafkan aku!", lirih gadis itu.
Draco kemudian menatap gadis yang ada di sampingnya itu. Beruntung jalanan masih macet, jadi takkan menimbulkan masalah.
"Tapi aku ikhlas melakukannya, walaupun resikonya kelaparan", ucap Draco dengan tatapan mendalam.
Jantung Hermione tiba-tiba berdetak kencang. Ia merasa wajahnya terbakar karena malu dilihat pria itu begitu intens.
" jangan menggombaliku! Aku tak terpengaruh!", ketusnya sambil memalingkan muka.
Draco pun tersadar dengan apa yang ia lakukan. Pria itu pun mengalihkan pandangannya kembali ke depan dengan wajah memerah juga.
Restoran Cepat Saji
"Kami pesan 2 cheese burger dan 2 cappucino!", ucap Draco di konter pemesanan.
" baik, tunggu sebentar!", pinta pramusaji.
Setelah beberapa menit, pesanan Draco pun telah siap.
"Ini, Tuan! Semuanya 80£!".
" oke! Terima kasih!", ucapnya
Draco pun membawa nampan pesanannya ke meja dimana Hermione telah menunggunya. Pada malam itu, jam menunjukkan pukul setengah 11 malam. Terlalu larut untuk sebuah makan malam.
"Terima kasih!", kata Hermione.
Mereka pun kemudian makan dengan tenang.
" ngomong-ngomong, tumben kau menangani tugas negara seperti tadi?! Kenapa?", tanya Hermione.
"Ya karena aku berusaha jadi pribadi yang berguna saja. Lagipula, dengan itu hubunganku dan ibuku kembali membaik lagi", terang Draco.
" benarkah?! Kalian sudah berdamai?!", Hermione penasaran.
Flashback on
Tok tok tok
"Masuk!", ucap Sang Ratu dari dalam kamar pribadinya.
" maafkan aku, Ibu Ratu! Menemui anda ketika anda ingin beristirahat", ucap Draco sesaat setelah masuk.
"Ada apa, Putra Mahkota?", tanya Narcissa heran.
" aku kesini hanya ingin meminta maaf pada anda, Ibu Ratu! Aku tahu selama ini aku melakukan kekeliruan dengan membenci anda. Aku memang tak tahu apa alasan anda akan hal itu, tapi aku yakin anda punya maksud tersendiri padaku", ungkap Draco panjang lebar.
"Terima kasih, sayang! Bukannya aku tak mau bilang padamu, tapi aku hanya ingin kau mengetahuinya sendiri. Kenapa? Karena aku yakin di dalam hatimu masih terselip rasa untuk dirinya. Jadi kau perlu meyakinkan dirimu sendiri", kata Narcissa dengan nada bahagia.
" terima kasih, ibu! Aku akan berusaha memahami semua perkataanmu. Ehm, tapi bu.. Apa aku bisa meminta tugas itu lagi?", tanya Draco.
Flashback off
"Ya, begitulah ceritanya!", ucap Draco mengakhiri.
Hermione tersenyum lebar mendengarnya. Ia ikut merasa bahagia atas kabar baik yang disampaikan pria dihadapannya saat ini.
" aku senang sekali mendengarnya, Draco!", ucap Hermione.
"Aku tahu", singkat Draco seraya tersenyum.
" ohya, kau tadi sangat cantik ketika bicara bahasa Perancis!", lanjutnya memuji Hermione.
"Apa?!", gumam Hermione tak percaya seketika memandang wajah Draco.
Draco pun memandang balik wajah Hermione, dengan tatapan penuh arti. Tampak di kedua pipi mereka, semburat merah mulai menyebar.
" oh Tuhan, apa yang aku rasakan saat ini?!", pikir mereka secara bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagai Sebuah Dongeng
RomanceDiadaptasi dari kehidupan The Royal Family.... jalan cerita tak selalu sama tapi memiliki makna yang serupa