"Bu!!! Tolong bantu aku!", rengek Hermione sambil berkutat di depan lemari pakaiannya.
Helena kemudian masuk ke kamar sang putri. Ia sedikit terkejut melihat kamar Hermione yang seperti kapal pecah.
Bagaimana tidak? Berbagai macam atasan dan bawahan berserakan dan bahkan teronggok tak berdaya di berbagai sudut kamar.
" ya, ampun! Ada apa ini sebenarnya? Kau sedang apa, sayang?", ujar sang ibu sambil sesekali membungkuk.
"Aku bingung, bu! Tidak ada baju yang cocok untukku", rengut Hermione yang baru saja melempar sebuah dress ke ranjang.
Ia pun tertunduk lesu. Helena menghembuskan napas dengan pelan sambil tersenyum.
" memangnya kau akan kemana, Mione? Tidak biasanya kau heboh hanya karena memilih baju", tanya Helena sembari duduk di samping Hermione.
"Aku diajak Draco untuk bertemu dengan seseorang, bu! Aku khawatir kalau itu adalah Yang Mulia Ratu", gumam Hermione lesu.
Helena terdiam sejenak. Ia tampak memperhatikan tumpukan baju Hermione di lantai untuk beberapa saat.
" ehm, aku tahu!", seru wanita itu pelan.
Ia pun beranjak dan memungut sebuah dress hitam simple tapi terkesan anggun.
"Sayang?", panggilnya.
Gadis bersurai coklat madu itu mendongak dengan malas. Masih tersirat rasa frustasi di wajah cantiknya.
" ada apa, bu?", jawabnya.
Helena membawa dress ke depan putri semata wayangnya itu. Sambil tersenyum, ia berkata.
"Kau pakai ini saja, sayang! Bukankah ini hadiah natalmu dari Miss Weasley, sahabatmu?!", ujarnya.
" tapi bu, itu terlihat biasa sekali", protesnya.
Helena menggeleng geli mendengar alasan Hermione. Menurutnya itu sangat kekanakan.
"Mana mungkin aku bertemu dengan Sang Ratu dengan pakaian sesimple itu?!", lanjut Hermione.
" memang apa ada pengaruhnya bila kau pakai gaun semewah gaun pesta, sayang?!", tukas Helena sarkastis.
"A~apa?! Ya mung~mungkin saja, bu", jawab Hermione dengan terbata.
"Hermione, dengar! Janganlah menilai itu semua dari apa yang kau kenakan, tapi nilailah dari hati. Bila hatimu tulus, bagaimanapun penampilanmu orang lain akan menyukaimu", nasehat Helena.
Hermione terdiam mencerna semua perkataan ibunya. Dengan senyum menenangkan, Helena memberikan dress pilihannya ke tangan Hermione dan beranjak keluar kamar.
Jam di ruang tengah kediaman keluarga Granger berdentang tepat di pukul 7 malam. Dan bertepatan dengan itu, sebuah mobil sport mewah berhenti di depan halaman rumah sederhana bergaya minimalis itu.
Seorang pria tampan bersetelan semi formal, terlihat baru saja keluar dan melangkah memasuki pekarangan.
Ting Tong
Cklek
" oh, Draco!", seru Helena.
"Selamat malam, Helena! Apa kabar?", sapa Draco seraya memeluknya.
" aku baik, Draco! Ayo masuk! Hermione masih bersiap", ucap Helena.
Pria itu pun dipersilahkan menunggu di ruang tengah, sementara Helena sedang membuatkan teh untuknya.
"Tunggulah sebentar lagi! Maklum wanita memang lama bila bersiap", kata Helena dengan nada bercanda sambil menghidangkan minumannya.
" haha, tak apa! Aku mengerti", balas Draco tersenyum.
"Ehm, ngomong-ngomong apa kau akan mengajak Hermione bertemu dengan Sang Ratu?", tanya Helena hati-hati.
" ya, Helena! Aku terbiasa membawa wanita yang memiliki hubungan denganku untuk bertemu dengan ibuku. Itu pertanda kalau aku sangat serius dengan dirinya", terang Draco.
Helena menghela napas lega mendengar pernyataan Draco tersebut.
"Terima kasih, Draco! Aku yakin kau memang benar-benar menyayangi Hermione. Jadi aku mohon jagalah perasaannya", pinta Helena seraya menggenggam tangan Draco.
" tentu, Helena! Jangan khawatir tentang hal itu", ujar Draco meyakinkan.
Ketika Helena dan Draco sedang asyik mengobrol, muncullah seorang gadis cantik. Make up yang tipis serta tatanan rambut yang sederhana, tak mengurangi daya pikatnya.
"Hermione?", gumam Draco pelan.
" hai!", sapanya.
"Wow, sayang! Kau benar-benar sangat cantik", puji Helena.
Hermione pun hanya bisa tersipu malu mendengar pujian sang ibu di depan kekasihnya.
" kau benar-benar cantik!", ujar Draco tak bisa mengalihkan pandangannya.
"Baiklah! Lebih baik kalian berangkat sekarang saja, jangan sampai Sang Ratu menunggu terlalu lama", kata Helena mengingatkan.
" iya, benar! Bagaimana, Hermione?!", tawar Draco.
Hermione hanya bisa mengangguk. Akhirnya mereka berangkat dengan kecepatan sedang.
***
"Cukup, sayang! Aku lelah!", keluh Astoria mencoba keluar dari kungkungan Tom.
" ayolah, honey! Aku sangat merindukanmu", pinta Tom sambil meraba dada Astoria.
"Eunghh~ stop, Tom! Aku lelah!", cegah wanita itu.
Tom pun akhirnya mengalah. Ia hanya bisa menyadarkan punggungnya ke kepala ranjang.
" ada apa, As? Apa yang kau pikirkan?", tanya Tom penasaran.
"2 minggu lagi Draco ulang tahun~", ucap Astoria.
" lalu?", potong Tom.
"Lihat saja nanti, sayang!", balas Astoria seraya beranjak menuju kamar mandi.
Maaf ya! Segini dulu part yang ini....
Lagi mumpet idenya....
Aku harap kalian suka dan tetep support aku ya..
Terima kasih!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagai Sebuah Dongeng
RomanceDiadaptasi dari kehidupan The Royal Family.... jalan cerita tak selalu sama tapi memiliki makna yang serupa