Part 15

547 65 0
                                    

Seusai pertemuan singkat Ratu Narcissa dengan Hermione pada kemarin malam, hubungan Draco dan Hermione dipastikan mulus.

Tak ada komentar yang berarti yang dilontarkan oleh Sang Ratu saat Draco bertanya di kemudian hari.

Menurut Ratu, Hermione merupakan sosok wanita yang cerdas, memiliki wawasan luas dan sangat kritis dalam memandang suatu permasalahan.

Tapi tentu itu tak menjadikan Ratu Narcissa berpuas diri. Nyatanya pagi ini, orang yang diberi tugas mencari informasi mengenai kekasih anaknya tersebut sudah menunggu di ruang kerjanya.

"Selamat pagi, Mr Black!", sapa Narcissa ketika masuk.

"Selamat pagi, Yang Mulia!", balasnya.

" aku yakin kau datang kemari sepagi ini karena ada hal penting yang ingin kau katakan. Apa itu benar?!", ujar Ratu sambil mengisyaratkan Sirius Black untuk duduk.

"Benar, Yang Mulia! Saya membawakan dokumen yang anda minta", jelasnya seraya menyerahkan sebuah amplop.

Narcissa pun langsung membukanya, dan mengeluarkan beberapa lembar foto dan selembar kertas.

Ia dengan seksama menelurusi setiap informasi yang tertulis di kertas tersebut.

Nama: Hermione Granger
TTL: Paris, 15 September 1996
Orangtua: Richard Granger & Helena Thompson
Pendidikan: mahasiswi jurusan bahasa tingkat 7 di Oxford University.
Alamat: Fleet Street number 17, London.

" ada lagi, Mr Black?", tanya Ratu.

"Miss Granger sekarang tinggal bersama ibunya, Mrs Thompson, karena orangtuanya sudah berpisah sejak ia masih umur 7 tahun. Setelah kejadian itu, mereka berdua pindah ke London. Dan disini, ia membantu ibunya mencari uang dengan bekerja paruh waktu sebagai tenaga pengajar di salah satu pusat bimbingan belajar di daerah selatan London. Mrs Thompson bekerja sebagai perawat senior di St Mary's Hospital", jelas Mr Black panjang lebar.

"Benarkah?! Lalu dimana keberadaan Mr Granger sekarang?", tanya Ratu, lagi.

" Mr Granger sekarang telah pindah ke Amerika Serikat dan memiliki keluarga baru disana. Menurut informasi yang saya dapat, beliau tak pernah menemui mantan istri dan anaknya lagi sejak berpisah", balasnya.

Ratu Narcissa pun tampak kaget mendengar hal itu. Ia menganggap Hermione dan ibunya adalah sosok wanita yang tangguh. Tak heran kalau dirinya sangat mengagumi gadis itu disaat pertemuan pertama.

"Ehm, apa tak ada informasi mengenai hal pribadi tentang Miss Granger, Mr Black?", ujar Ratu penasaran.

" menurut penyelidikan saya, tak ada sesuatu yang mencurigakan mengenai Miss Granger, Yang Mulia. Ia tak pernah terlihat mempunyai kekasih atau mantan kekasih selama ini", terang Mr Black.

Wanita paruh baya itu pun menghela napas panjang. Ia merasa sedikit lega dengan informasi itu. Jujur, ia tak mau putranya mengalami sakit hati karena kelicikan seorang wanita.

"Baiklah, Mr Black! Terima kasih atas bantuanmu. Aku minta kau terus mengamati setiap gerak-gerik Miss Granger!", suruhnya.

" baik, Yang Mulia! Kalau begitu saya undur diri", pamit pria itu.

Seperginya Mr Black, Ratu Narcissa tampak mengamati kembali foto-foto dari Hermione Granger.

"Aku yakin kau adalah wanita yang tepat untuk putraku", gumamnya.

***

" bagaimana respon ibumu, mate?", tanya Theo.

Saat ini, Draco dan para sahabatnya sedang berkumpul di kediaman keluarga Thomas. Karena menurut Dean, orangtuanya sedang melakukan perjalanan bisnis keluar negeri.

Jadi ini kesempatan Dean mengajak sahabatnya untuk membolos tanpa takut ketahuan oleh mereka.

"Ibuku bilang ia suka dengannya, Hermione tipikal wanita yang berintelijen tinggi", umbar Draco bangga.

" wow! Kupastikan tak lama lagi kau akan dinikahkan dengannya, mate", seru Dean sambil mengunyah naconya.

"Entahlah, jujur aku belum berpikir sampai kesana", desah Draco.

" memangnya kau tidak ingin menikah dengan Hermione?", tanya Blaise kalem.

"Bukan begitu, Blaise! Kau tahu sendiri, kita saja belum lulus dan aku juga masih trauma kalau nanti tiba-tiba Hermione meninggalkan ku seperti Astoria dulu", keluhnya lagi.

" hei, mate! Sekarang aku tanya padamu, bagaimana perasaanmu padanya sekarang?", tanya Theo.

"Aku benar-benar mencintainya. Entahlah, aku merasa aku sangat mengenal dirinya", ujar Draco sambil menerawang.

" kalau begitu, buat apa kau ragu lagi. Tetaplah percaya dengan apa yang hatimu katakan!", tukas Theo menyemangati.

"Ohya, minggu depan kau ulangtahun kan?!", ujar Dean tiba-tiba.

" iya, lalu?".

"Kau lamar dia saja, Drake! Jangan biarkan gadis se-istimewa seperti Hermione pergi begitu saja", usul Dean.

" aku setuju!", seru Theo semangat.

"Aku juga!", susul Blaise.

" kalian yakin?!", ragu Draco.

Dean, Blaise dan Theo hanya membalas menganggukkan kepala dengan mantap, seakan memberi semangat secara non verbal.

Draco tampak menimbang-nimbang usulan para sahabatnya.

" baiklah! Akan aku coba!", seru Draco dengan penuh keyakinan.

"Yeayyy!", pekik Theo.

"Untuk merayakannya, mari kita makan pizza sepuasnya!", seru Blaise dengan berapi-api.

" memang siapa yamg akan membayarnya? Aku tak punya uang, guys!", keluh Dean.

Theo dengan tiba-tiba menepuk pelan bahu Draco sambil tersenyum penuh arti.

"Apa maksudnya ini?!", ketus Draco sambil melirik Theo tajam.

" ayolah, mate! Apa gunanya kita punya teman seorang Putra Mahkota bila tidak menyenangkan hati para sahabatnya, huh?!", ujar Theo.

Dean dam Blaise hanya mengangguk menyetujui. Dan Draco hanya mendengus kesal mendengarnya.

"Tak kusangka, aku bersahabat dengan para preman", sindirnya.

" ayolah, mate! Jangan emosi begitu!", bujuk Dean sambil cengengesan.

"Baiklah! Aku yang bayar!", desah Draco akhirnya mengalah.

" terima kasih, Yang Mulia!", cibir ketiga sahabatnya itu.

Mereka berempat akhirnya ber-tos ria sambil tertawa bahagia.

Wah, syukur deh Hermione diterima dengan tangan terbuka ama camer..
Tapi bukan keluarga kerajaan namanya klo ngak di pastiin dulu bibit, bebet, dan bobotnya...

Yang sabar ya, Mione!!!!!

Buat kalian, met nikmati ceritanya.....
Makasiiii

Bagai Sebuah DongengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang